Kaskus

Entertainment

dedyaryoAvatar border
TS
dedyaryo
JOKOWI PRESIDEN DE FACTO INDONESIA
Willy Pramudya
Teriakan itu Menjadi Tanda-tanda Zaman Segera Lahirnya People's Power!

"Orang-orang harus dibangunkan.
Kesaksian harus diberikan.
Agar kehidupan terus terjaga.
....." (WS Rendra)

Inilah tanda-tanda zaman. Suara para guru yang meneriakkan kata-kata agar Jokowi (menjadi) Presiden RI di area Kongres XXI PGRI di Jakarta, Rabu (3 Juli 2013) dan seruan serupa sebelumnya yang terdapat di spanduk Mei 2013, pertemuan Bandung 2013, sambutan massa di PRJ (2012 eqn 2013), dan jutaan suara rakyat di media sosial, adalah pertanda! Adalah isyarat akan hadirnya people's power di pentas politik Indonesia. Ia adalah simpul awal bagi bangkitnya kekuasaan rakyat.

Meski anomali, Jokowi adalah sebuah fenomena luar biasa. Ia tak sekadar hadir menyuarakan harapan rakyat yang nyaris membusuk oleh kekuasaan yang busuk dan membusukkan. Ia adalah jawaban awal atas harapan yang terus bertahan dalam pembusukan. Meski anomali ia adalah fenomena kehadiran sosok yang memenuhi semua kriteria untuk lahir dan bangkitnya kekuatan rakyat.

Ia kata kawan Sunardian Wirodono ialah antitesis atas banyak tesis yang membuat rakyat marah, muak dan harus mengatakan: Cukup sudah para demagog! Ia adalah prototipe pemimpin yang mendengar, memberikan jawaban dan melayani. Ia adalah perpaduan antara otentisitas, genuinitas, kejujuran, keterbukaan, kesederhanaan, kebersahajaan. Ia sosok yang nyaris tanpa tendensi, tak punya agenda tersembunyi atau motif politik sebagaimana para politisi dan penguasa sampah yang membuat negeri ini terus membusuk hingga jantungnya.

Ia tak cuma unggul dalam layar survei atas mereka yang merasa diri pantas maju sebagai capres -- sementara kita tak menemukan alasan yang layak. Ia bahkan mengungguli secara telak SBY di lapangan. Dua kali saya saksikan ketika dia mendampingi SBY dalam suatu acara. Rakyat dengan sadar memilih menjatuhkan hati untuk mengelu-elukan Jokowi daripada sang Presiden. Teriakan guru di sela-sela Kongres XXI PGRI adalah bukti ketiga bahwa seorang "tukang mebel" secara telak mengungguli orang yang sedang berada di puncak kekuasan.

Pandangan Sunardian juga benar: tak ada yang menganggap Jokowi nabi dan memang tak ada yang memperlakukannya demikian. Tapi Jokowi mendapat posisi terhormat di mata rakyat karena ia justeru sangat manusiawi. Ia sangat berbeda dengan elite lain yang bahkan kerap me- dan di- posisikan sebagai Tuhan.

Di negeri ini guru sudah lama menjadi korban dan tertindas oleh sistem kekuasan yang busuk itu, yang sejak lama melumpuhkan dunia pendidikan dan mempariakan kaum pendidik. Dalam perspektif harapan, teriakan itu adalah doa. Kerap diyakini bahwa doa kaum tertindas biasanya ampuh.

Apakah harus hari ini? Biar rakyat yang mengambil keputusan. Saya sependapat dengan Sunardian: berilah Jokowi kesempatan bersama Ahok untuk menata dan memanusiakan Jakarta yang sudah lama jadi rimba bagi germbolan binatang buas dan tumpukan sampah busuk politik, ekonomi dan sosial. Jakarta yang sama karut-marutnya dengan Indonesia adalah kawah candra dimuka.

Kawan Bramantyo, seniman, penulis, pertapa dan pegiat budaya yang minthilihir bilang: Jokowi adalah Presiden RI yang belun dilantik. Sudah dipilih secara aklamasi oleh suara hati tetapi belun menang coblosan. Untuk itu, bliyo mingsih mencari wakil yang cucok. Dan menurut saya waktu yang tepat. Tapi pertanda hadrinya kekuatan dan kekuasan rakyat itu sudah datang. Pepole's Power! (Jakarta, 4 Juli 2013)
0
2.4K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan