Meski Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengimbau masyarakat tidak menjual dan bermain petasan selama bulan Ramadhan, namun tetap saja banyak pedagang yang menjual petasan.

Seperti di Pasar Pagi Asemka, Tambora, Jakarta Barat misalnya, puluhan pedagang tetap nekad menjual dagangnya meski sering dirazia Satpol PP.

Salah satu pedagang petasan Iksan (40) mengaku menjual petasan sejak sepuluh tahun terakhir ini. Dagangan ini sebagai sampaingan dari dagangannya yang utama yakni aksesori wanita dan anak-anak. Ia mengaku mendapatkan barang tersebut dari Parung.

Untuk petasan korek api, petasan banting dan cabe rawit yang dijualnya bervariasi antara Rp 1.000 sampai Rp 2.500 untuk satu kotak berisi 10 butir.

Sedangkan, untuk jenis kembang api kecil isi empat dijual Rp 10.000. Sedangkan yang berukuran sedang berisi enam dijual Rp 25.000-30.000. "Ada juga yang berukuran besar hingga Rp 100.000. Lumayan untungnya ," ujar Iksan, Kamis (4/7).

Menanggapi hal ini, Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Kadiman Sitinjak mengaku sudah melakukan razia pedagang petasan dan kembang api di pasar-pasar, termasuk Pasar Pagi Asemka, Tambora. Dari hasil razia tersebut pihaknya menyita 15 kardus petasan.

"Sebelum puasa akan kami lakukan razia terhadap para pedagang tersebut. Agar razia lancar, kami sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI. Untuk petasan 15 kardus, yang paling banyak kembang api berbagai jenis dan ukuran hingga mencapai hampir 35 kardus," tegas Kadiman. (ags)

http://berita8.com/berita/2013/07/pe...-cuekin-jokowi

pedagang kok nyolot ya, belom pernah digaruk sama polisi sih