[MPR News] Mantan Ajudan Bung Karno Jadi Ketua MPR
TS
rumah141
[MPR News] Mantan Ajudan Bung Karno Jadi Ketua MPR
Sidarto Danusubroto dipilih Megawati menggantikan posisi Taufiq Kiemas
Kamis, 4 Juli 2013, 13:09 Anggi Kusumadewi, Nila Chrisna Yulika
VIVAnews – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Sidarto Danusubroto menggantikan mendiang Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR, Kamis 4 Juli 2013. Sidarto adalah anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, dan komunikasi dan informatika. Ia juga menjabat Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen di DPR.
“Dia juga mantan ajudan Bung Karno,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Menurutnya, Megawati sekitar pukul 10.30 WIB pagi ini menerima kunjungan empat pimpinan MPR, para ketua fraksi MPR, dan perwakilan DPD di rumah dinasnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Megawati sendiri didampingi oleh Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani, politisi PDIP Yasonna Laoly, dan Tjahjo Kumolo sendiri. Dalam pertemuan itu, Megawati menyampaikan nama Sidarto sebagai pengganti Taufiq Kiemas di MPR. Selanjutnya Mega akan menyampaikan resmi soal penunjukan itu kepada pimpinan MPR.
Sidarto menjadi ajudan Presiden Soekarno saat peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia kemudian berkarir di kepolisian dan sempat menjabat dua kali sebagai Kapolda. Setelah pension, Sidarto terjun di bidang swasta. Selanjutnya pada peralihan Orde Baru ke era reformasi tahun 1998, Sidarto mulai aktif di dunia politik dan menjadi anggota DPR selama tiga periode sampai saat ini. (sj)
sumber politik.news.viva.co.id
Spoiler for Ini profil Sidarto, teman terakhir Soekarno yang gantikan TK:
Nama lengkapnya Sidarto Danusubroto. Lahir di Pandeglang, Provinsi Banten, 11 Juni 1936. Dia pensiunan polisi, yang juga mantan ajudan setia Presiden Pertama RI Soekarno. Lelaki 77 tahun itu juga dikenal sebagai politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode berturut-turut, 1999-2014.
Riwayat Sidarto memang bisa dikatakan moncer. Awalnya dia menjadi ajudan presiden pada 1967-1968, kemudian menjabat sebagai Kapolres Tangerang pada 1974-1975, Kadispen Polri pada 1975-1976, Kepala Interpol pada 1976-1982, Kepala satuan Komapta Polri pada 1982-1985, Wakapolda Jawa Barat pada 1985-1986, Kapolda Sumbagsel pada 1986-1988 dan Kapolda Jawa Barat pada 1988-1991.
Setelah pensiun dia terjun dibidang swasta. Dan baru pada peralihan dari orde baru ke reformasi pada 1998, Sidarto aktif terjun ke dunia politik. Dia bergabung dengan PDI Perjuangan, partai yang didirikan oleh anak Soekrno, Megawati. Pada 1999 dia terpilih sebagai anggota DPR. Periode berikutnya, 2004-2009, dia kembali terpilih. Begitu juga di periode 2009-2014, Sidarto kembali terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan.
Ketika mendiang Ketua MPR Taufiq Kiemas wafat pada 8 Juni 2013, tejadi kekosongan jabatan di kursi pimpinan MPR. PDI Perjuangan akhirnya menunjuk Sidarto Danusubroto sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggantikan posisi suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.
Hari ini, Kamis (4/7), Megawati bersama elite partai bertemu dengan seluruh pimpinan MPR untuk menyampaikan bahwa Sidarto sebagai ketua MPR baru. Pertemuan ini dilakukan di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
"Ibu ketua umum dalam pertemuan silaturahmi tersebut menyampaikan nama senior partai anggota MPR RI atau Ketua DPP PDI Perjuangan dan mantan ajudan Bung Karno, Bapak Sidarto sebagai ketua MPR sebagaimana usulan PDI Perjuangan untuk meneruskan tugas Ketua MPR Bapak HM Taufiq Kiemas sampai selesai Tahun 2014," kata Sekretaris Jendral (Sekjen) PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo.
Penunjukan Sidarto tidak mengejutkan. Sebab, sebelumnya nama politisi kawakan itu juga mencuat bersama nama-nama politisi senior PDIP lainya, misalnya Wakil Ketua DPR Pramono Anung, Anggota Komisi I Sidarto Danusubroto, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani, hingga Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
Memang, di antara nama-nama itu, sosok Sidarto adalah politisi paling senior. Di usianya yang ke-77, dia merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kehormatan. Dia juga adalah Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR. Semasa menjadi ajudan Soekarno, Sidarto juga dikenal sebagai pribadi yang loyal. Dia digambarkan sangat dekat dengan Ayah Megawati itu.
Seperti diceritakan dalam buku yang ditulis Ully Harmono dan Peter Kadenda berjudul: "Heldy cinta terakhir Bung Karno". Di buku itu diceritakan, pada 10 Desember 1967, ketika Bung Karno dikucilkan di Wisma Yaso, Sidarto sempat diberi buku bersampul merah dengan foto Soekarno sedang tertawa memakai jas putih berpeci hitam berjudul Sukarno An Autobiography As Told As Cindy Adams.
Soekarno kemudian berkata, dirinya bisa saja dikucilkan, dijauhkan dari keluarga, dan ditahan, lalu lama-lama akan mati sendiri. "Tapi, catat ya To, jiwa, ide, ideologi, dan semangat tidak dapat dibunuh," kata Sidarto menirukan pesan Soekarno kepada dia.
sumber www.merdeka.com