Jokowi Terkenal Sampai Distrik Terpencil di Asmat, Papua
Rabu, 3 Juli 2013 | 8:13

[JAYAPURA] Distrik Atsj berada dalam Kabupaten Asmat, dan untuk sampai ke distrik tersebut harus menggunakan speedboat dengan lama perjalanan 1 jam, melewati sungai dan lautan. Semua alat transportasi di Asmat menggunakan speedboat, karena Asmat merupakan daerah perairan. Agats merupakan ibukota dari Kabupaten Asmat.

Siapa sangka nama Gubernur DKI Jokowi dikenal disana. Saat SP ke Distrik Atsj, Rabu (26/7) lalu nama Jokowi melegenda, sosok fisik tak sampai di Distrik Atsj namun tayangan TV dengan tampilan gaya Jokowi membuat terkenal.
“Jokowi boleh orangnya sederhana dan apa adanya,”kata Ibu Dede (52) pemilik warung makan yang cukup dikenal di Distrik Atsj. Distrik ini listriknya berfungsi pada pukul 18.00 WIT dan akan padam pukul 2.00 WIT. “Dia jadi presiden boleh, mantep. Jokowi peduli wong cilik banget, ”ujarnya dengan logat jawa yang kental.

Disinggung SP siapa nama Gubernur Papua yang baru? “Tidak tau namanya,”ujarnya polos.

Seorang guru SD Inpres di Atsj bernama Ibu Cici (35) tak kalah memuji Jokowi. “Liat saja kalau d ayangan TV, dimana-mana namanya suka dipanggil-panggil warga dan ia ladeni dengan senyuman. Itu budaya kita,”ujarnya.
Ia berjanji bila Jokowi maju jadi capres 100 persen suaranya untuk Jokowi. Indarwati seorang pekekerja LSM di Asmat pun tak luput memperhatikan sepak terjang Jokowi. “Gubernur DKI ini betul-betul mewabah, semua dilakukan untuk warga, ”ujarnya.

Sementara Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 di Papua belum terbentuk, namun Indarto Tanaya yang ditunjuk dan diberikan mandat membentuk barisan relawan di Papua kepada SP, Rabu (3/7) pagi mengatakan, Jokowi semua mengenal dia dan kerjanya. “Ia figur rakyat , semua mendukungnya,”ujarnya.

Pantas rakyat di kampung dan pedalaman mengenalnya. Kata dia, kredibiliatasnya tak diragukan. “Saatnya kita butuh pemimpin seperti dia,”ujarnya. Dikatakan, semua kawan-kawannya siap menjadi relawan Barisan Jokowi Presiden 2014.

“Di Papua Jokowi sangat dikenal,”ujarnya.

Suara Pembaruan