fadilahaAvatar border
TS
fadilaha
{dan parah banget} Imigran Timur Tengah Serang Wartawan, Polisi Cuek
UPDATE : BIKIN RUSUH DI BANDARA IMIGRAN DI SETRUM
BLITAR - Selain berusaha kabur, ratusan imigran gelap asal Timur Tengah yang ditangkap di wilayah Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, juga berani menyerang para jurnalis.

Sejumlah jurnalis televisi lokal dan nasional memilih kabur akibat dikejar imigran yang marah. Warga asing asal Afghanistan, Pakistan, Iran, Suriah, dan Somalia, itu menolak keberadaanya diabadikan.

"Beberapa teman kameramen bahkan sampai lari naik mobil angkot jurusan Malang untuk menghindari kejaran," ujar kontributor stasiun televisi nasional, Totok, Senin (1/7/2013).

Beberapa imigran menyatakan tidak bersedia diambil gambarnya. Ancaman no picture dan no documentdilontarkan kepada setiap orang yang dicurigai hendak melakukan pengambilan gambar. Ancaman itu juga disampaikan kepada aparat Kepolisian dan personel TNI yang berjaga di lokasi.

"Beberapa jurnalis yang berusaha mengambil gambar ketahuan satu imigran dan langsung memanggil teman-temanya dan mengejar kami," terang Totok.

Beberapa warga setempat yang berada di lokasi juga memilih kabur menyaksikan amarah para imigran gelap. Nasib serupa juga dialami Hendy Budi, wartawan koran regional Jawa Timur.

Begitu tahu kamera ponsel tengah bekerja melakukan perekaman gambar, para imigran gelap tersebut langsung mengepung.

Dengan kasar mereka berusaha merampas ponsel wartawan tersebut. Suasana pun panas. Hendy bertahan tidak bersedia memberikan ponselnya. Sementara para imigran gelap memaksakan kehendaknya.

Ironisnya, dalam situasi genting tersebut, petugas Kepolisian dan Imigrasi Blitar tidak memperlihatkan sikap membela. Setelah melalui negosiasi cukup panjang, akhirnya disepakati ponsel boleh dilihat dan seluruh karya gambar dihapuskan.

"Saya kemudian diminta pergi dari lokasi. Sayangnya dalam situasi yang mengkhawatirkan itu polisi diam saja," kata Hendy.

Di tengah suasana ribut, beberapa imigran gelap mengambil kesempatan kabur. Ada yang pura-pura mencari makan dan ada yang terang-terangan melarikan diri. Sebelumnya empat imigran berhasil melarikan diri.

"Sepertinya membuat suasana tidak kondusif menjadi modus para imigran gelap melarikan diri," tambah Hendy.

Sementara itu, Kapolsek Selorejo, AKP Sunardi, mengatakan, pihaknya hanya bertugas melakukan pengamanan. Evakuasi para imigran menjadi tanggung jawab pihak imigrasi.

"Kita tidak boleh memberi pengamanan yang terlalu protektif, sebab mereka orang asing yang dilindungi aturan," ujar Sunardi.

Diberitakan sebelumnya, dua bus berisi 120 imigran gelap asal Timur Tengah yang ditangkap hendak mencari suaka politik ke Australia. Mereka menempuh perjalanan dari Jakarta melalui pantai selatan Jolosutro, Kecamatan Wates. Setelah ditangkap mereka ditempatkan di hotel Holy, Kecamatan solorejo

sumbernya mas

berita lanjutannya
V
V
V
120 Imigran Kabur, Tertangkap 23 Orang emoticon-Mad (S)

BLITAR - Pencarian terhadap 120 imigran gelap asal Timur Tengah (Timteng) yang kabur dari Hotel Lahor In dah Holi, Jl Ngreco, Kecamatan Selorejo, Kab Blitar, Senin (1/7) malam kemarin terus dilakukan.
Hasilnya, dari 120 imigran itu, 23 orang berhasil ditangkap kembali.
Mereka ditangkap di dua tempat yang berbeda, yakni di warung nasi dan bakso, di jalan raya Desa Olak, yang berjarak sekitar 2 km sebelah utara Hotel Holi.
Dari 23 imigran yang ditangkap kembali itu terdiri dari laki laki 11 orang, perempuan 8 serta 4 anak-anak.
Saat ini mereka tak dibawa ke hotel kembali namun langsung diamankan di Kantor Imigrasi Blitar, di Kecamatan Srengat. Pertimbangannya, agar lebih mudah
pengamanannya.
"Kami masih melakukan pencarian terus dengan menyebarkan orang di beberapa tempat, seperti terminal, pantai atau pelabuhan serta bandara. Kemungkinan saat ini mereka belum kabur jauh," kata Kasi Pengawasan dan Penindakan (Wasdakim) Imigrasi Blitar, Selasa (2/7/2013).
Informasinya, mereka tak hanya kabur ke arah Kota Blitar namun ditengarai ke Kota Malang juga.
Sebab berdasarkan kesaksian warga, mereka diketahui menumpang dua mobil angkutan umum, Bison, ke arah Malang.
Mereka mencegat Bison di portal Bendungan Sutami, yang berjarak sekitar 1 km dari hotel Holi. Namun, petugas yang mengejarnya tak menemukan karena kehilangan jejak.
Kaburnya para imigran gelap itu bukan karena tak dijaga. Justru penjagaannya terlihat sangat ketat, mulai di dalam hotel, sampai di luar hotel, dengan diperkuat petugas Sabhara, buser, dan anggota TNI. Belùm lagi, petugas dari lima polsek yang didatangkan untuk bersiaga di luar hotel dan di sekitarnya.
Namun, rupanya petugas benar-benar dibuat repot dengan ulah mereka.
Sebab, bukan hanya tak mau diatur namun mereka berani melawan petugas, terutama jika ditanya identitas dan dokumen kemigrasiannya.
Lebih-lebih, kalau diambil gambarnya, tak hanya wartawan yang diserang dan dirampas kameranya namun petugas identifikasi Polres Blitar juga diperlakukan sama.
Akibatnya, petugas tak maù memaksakan diri karena khawatir mereka akan marah. Ujung-ujungnya, sampai Senin petang kemarin, identitas mereka belum diketahui.
Sebab, mereka tak mau didata, dengan alasan menunggu kedatangan tim UNHC. Namun, tatkala tim UNHC tiba di hotel sekitar pukul 19.30 WIB, mereka sudah kabur semua.
Semula, mereka kabur dengan berpura-pura beli makanan ke warung yang ada di samping kanan kiri hotel. Berikutnya, mereka kabur dengan melalui belakang hotel.
Baru Senin malam, di saat dijaga banyak petugas di pintu masuk hotel, mereka langsung berhamburan keluar.
Seperti diketahui, ke-120 imigran itu ditangkap di rumah Samuji (45), warga Dusun Sumbermangku Rt 01/Rw 01, Desa Tapakrejo, Kecamatan Kesamben, Kab Blitar, Senin (1/7) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Saat ditangkap, mereka hendak berangkat ke Pantai Jolosutra, Kecamatan Wates, Kab Blitar, yang berjarak sekitar 15 km dari rumah Samuji.
Sepertinya, mereka sudah ditunggu kapal yang akan membawanya ke Australia. Menurut AKBP Dirin, Kapolres Blitar, para imigran itu dipandu tiga orang, sebagai koordinatornya. Di antaranya, Siswanto (35), menantunya Samuji, yang asal Banyuwañgi, dan dua temannya, Andik Arif (27), warga Sulawesi Tengah, serta Juhaidi (30), warga Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Moh Sungeb menambahkan, hasil pemeriksaan sementara, ke-13 imigran yang kini diamankan di kantornya itu, semuanya memiliki dokumen lengkap, seperti paspor, visa, dan surat izin tinggal di Indonesia yang masih berlaku.
"Namun, soal negara tujuan mereka, pihak imigrasi masih mendalaminya. Sementara, untuk imigran yang belum tertangkap, kami sudah berkordinasi dengan pihak kepolisian maupun pihak bandara serta pelabuahan jika melihat warga asing segera menghubungi imigrasi agar kita bisa melakukan penangkapan kembali," pungkasnya.
sumbernya

timur tengah akan beralih ke pulau jawa dan pulau lainnya mengingat jumlah imigran semakin bertambah tiap harinya .. emoticon-Cape d... (S)
Diubah oleh fadilaha 02-07-2013 17:08
0
4K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan