SEBAGAI petugas LP, Wage, 40, rupanya cari kesempatan untuk dapat yang sempit-sempit. Lihat istri tahanan begitu cantik, nafsunya langsung mana tahaaan. Risma, 30, pun diselingkuhi di rumahnya. Suami kedinginan di LP, Risma – Wage “anget-angetan” di kamar.

Bulan April 2012 Wamenkum Denny Indrayana pernah menampar petugas LP Pakanbaru (Riau) gara-gara tak diberi pintu. Andaikan Pak Wamenkum ini sempat mampir ke LP Sragen, boleh kiranya menampar oknum LP macam Wage ini. Bagaimana tidak? Tugasnya mengamankan napi dan tahanan, kok malah “mengamankan” istri tahanan dalam kamar, ini kan sebuah pelanggaran berat yang merusak cinta lembaga kehakiman.

Kisahnya bermula dari ditangkapnya Jumadi, 33, karena kasus narkoba. Ketika proses persidangan selesai, bekas tahanan Polres Sragen itu dipindahkan ke LP. Berapa bulan dia kena sanksi pidana, tak begitu jelas. Yang jelas selama dia menjadi penghuni LP Sragen, Risma istrinya sering berkunjung. Kebetulan ibu muda ini cukup cantik di kelasnya, sehingga banyak petugas LP yang kedep tesmak (terpana) mengagumi istri Jumadi.

Petugas LP tentu saja banyak. Tapi jika yang lain sekedar mengagumi, oknum LP yang bernama Wage pengin lebih dari itu. Pikirnya, mengagumi itu kan hanya buang-buang energi saja. Lebih baik setelah mengagumi juga menggumuli, ini baru temanja (bermanfaat). Ini tentu saja dari sudut pandang kalangan setan, yang sejak jaman Nabi Adam dulu tak pernah capek mengajak manusia ke jalan sesat.

Makanya sejak itu bila Risma selesai membezuk suami, Wage berusaha mengajak ngobrol dan kemudian minta alamat rumah. Tanpa curiga si cantik itu memberikannya. Eh, lain harinya kok si Wage jedhal-jedhul (suka datang) ke rumahnya. Urusannya bukan lagi soal suami Risma yang jadi napi, melainkan urusan pribadi antara Wage dengan Risma itu sendiri. Singkat cerita, oknum LP itu ingin mengajak istri Jumadi berkoalisi, minimal sampai 2014 begitu.

Awalnya Risma jengah juga. Bagaimana kata orang, di kala suami ditahan kok malah dia pacaran dengan petugas LP. Tapi wanita kan suka bicara lewat perasaan, meski itu akhirnya bisa mengancam peranakan. Sebagai wanita muda yang sudah berbulan-bulan tak dapat santuhan kasih dari suami, akhirnya dia larut dalam bujukan Wage. Ketika petugas LP itu menginap di rumahnya, Pilangsari Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen, tengah malam dia nggrumut ke kamarnya, dan terjadilah peristiwa terkutuk itu.

Semula Risma memang mengancam mau panggil Hansip. Tapi setelah merasakan serbuan Wage yang total, akhirnya malah bilang sip, sip, sip! Sejak itu Wage langganan nginap di rumahnya juga nggak masalah. Gara-gara ini, Risma sempat diancam warga mau digerebek. “Mbok ya prihatin ta ndhuk, suami di tahanan kok malah petugas LP diajak kelonan,” begitu nasihat para pinisepuh.

Karena teguran itu, Risma bisa menahan diri. Tapi cintanya pada Wage sudah kadung mbalung sungsum (mendarah daging). Baik materil maupun onderdil oknum LP ini lebih menjanjikan daripada suaminya yang pengangguran. Makanya ketika suami bebas dan kepengin rapel “serangan umum” dia sudah tak mau melayani, karena cintanya kadung buat mas Wage yang selalu mendendangkan tembang-tembang cinta.

“Aku diceraikan saja Mas, karena siap nikah dengan Mas Wage.” Kata Risma blak-blakan. Sudah barang tentu Jumadi sangat terpukul oleh kata-kata itu. Makin terpukul lagi demi mengetahui lelaki itu adalah petugas LP Sragen. Maka hardiknya kemudian, “Oke, oke. Tapi sebelum dia masuk pelaminan, harus masuk penjara dulu.”

Paginya Jumadi segera melapor ke Polres Sragen, tentang perzinaan yang dilakukan Wage terhadap istrinya. Targetnya ada dua, minimal lelaki itu dipecat dari PNS, sukur-sukur bisa dipenjarakan, gantian dengan dirinya. “Gara-gara dia rumah tanggaku jadi berantakan,” kata Jumadi kepada petugas.