Kaskus

Food & Travel

gentelmenAvatar border
TS
gentelmen
10 IDE MENGATASI MACETNYA KOTA BOGOR
Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18î0î ñ 6º47î10î Lintang Selatan dan 106º 23î45î - 107º 13î30í Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibukota Negara sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan dengan aktifitas pembangunan yang cukup tinggi, memiliki luas ± 298.838,304 Ha. Bogor sejak dulu dikenal sebagai kota hujan, selain itu bogor tempo dulu juga dikenal sebagai kota hijau, hijau karena tumbuhan dan pepohonan yang rindang.Letak dan kondisinya yang strategis membuat Bogor sangat ideal untuk dijadikan sebagai tempat utama sarana akses jalan dan transportasi juga karena suasana yang lebih asri ketimbang kota-kota lainnya.


Namun melihat kondisi kekinian dan kedisinian, Bogor memang masih layak mendapatkan predikat kota hijau. Hijau bukan lagi karena pepohonan yang tinggi dan tumbuhan-tumbuhannya yang rindang melainkan adalah hijau karena banyaknya angkot yang berwarna hijau yang beroperasi disetiap harinya. Inilah salah satu kesalahan fatal Pemerintah Kota Bogor yang seolah-olah memberikan ruang gerak yang leluasa bagi para pelaku kendaraan untuk mengaktualisasikan dirinya di jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Hampir setiap saat angkot melintas di sana sini. Identitas ini pun diamini oleh masyarakat yang berdomisili di Bogor bahkan pemerintahnya juga mengakui ini Pemerintah Kota Bogor menetapkan jumlah angkutan kota (angkot) yang beroperasi di Kota Bogor berjumlah 3.412 unit, dan 30 unit bus sedang. Angka yang cukup fantastis. Konfigurasi internal dari permasalahan pokok transportasi di Bogor adalah dikarenakan kapasitas jalan yang sudah tidak sebanding dengan jumlah kendaraan (pribadi dan umum) yang menggunakannya. Hal tersebut biasa kita kenal dengan istilah “macet”.

Macet, analogi sederhananya adalah ibarat sungai, jika sebuah sungai memiliki muara maka panjang muaranya adalah jalan, muara hanya tersedia satu namun air yang masuk ke arah muara tersebut berasal dari segala sisi, sungainya tidak bertambah besar sementara arusnya terus bertambah, yang jika kondisi ini dibiarkan begitu saja pada suatu saat sungai tersebut akan overload atau melebihi kapasitas tempat yang ada sehingga arus akan tersendat. Tantangannya adalah bagaimana kemudian membuat jalan di Bogor tidak macet namun di satu sisi juga tidak membuat para supir angkot juga tidak kehilangan mata pencahariannya

Oleh karena itu sangat dibutuhkan solusi alternatif yang jitu untuk setidaknya mengurangi masalah kemacetan yang ada. Dan boleh jadi grand desain alternatif solusi ini nantinya yang bisa di coba untuk diterapkan tidak hanya dibogor tetapi juga DKI Jakarta, Bandung atau bahkan bisa di gunakan sebagai model sederhana untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan di kota-kota besar lainnya di dunia. Karena kita ketahui bersama majalah Times pun pernah menyoroti permasalahan terkait kemacetan ini. Tapi apakah kalian semua tahu, bahwa ternyata ada kota yang lebih macet dari Bogor, ternyata masih banyak sekali kota-kota yang lebih macet dari Bogor.bahkan ada lebih dari sepuluh kota,


berikut adalah daftar 10 besar kota termacet di dunia berdasarkan survey badan tata kota negara internasional:

1. Tokyo Japan
2. Los Angeles United States
3. Sao Paulo , Brazil
4. Bangkok, Thailand
5. Moscow, Russia
6. Shanghai, China
7. Mumbai, India
8. Mexico, Mexico
9. New York, USA
10. Seоul, Korea

Walaupun tidak dalam 10 Besar, kemacetan di Bogor sudah sering terjadi berulang-ulang kali. Menjadi suatu kewajaran apabila masyarakat resah melihat kondisi Bogor saat ini dibiarkan begitu saja tanpa sebuah kontribusi untuk mencari suatu solusi. Jika melihat kedepan menurut saya, tren kemacetan di Bogor akan terus meningkat. Hal ini di indikasikan oleh betapa mudahnya masyarakat memiliki kederaan. Dengan uang Rp. 250.000 saja masyarakat sudah bisa membawa pulang sebuah kendaraan bermotor. Sementara itu jika dilihat pada data statistic pada tahun 2010 Data pada Kantor Samsat Kota Bogor menunjukkan jumlah pengurusan kendaraan oleh masyarakat untuk kendaraan roda dua sudah mencapai sebanyak 206.845 kendaraan dan roda empat sebanyak 50.231 kendaraan.
Bukankah ini luar biasa. Bisa dibayangkan pertambahan jumlah kendaraan pribadi dan umum dari waktu ke waktu yang akan terus semakin bertambah Masyarakat takjub ketika melihat banyaknya angka kepemilikan kendaraan pribadi dari mulai angkot, kendaraan bermotor dls, oleh karena itu tidak heran jika kemudian ada sedikit lelucon yang mengatakan bahwa “Kalau dulu penumpang yang menunggu angkot tetapi sekarang justru angkot yang menunggu penumpang”.
Jika berbicara kerugian dari kemacetan ini akan sangat banyak, mulai dari sisi budaya ekonomi hingga keuntungan berupa life profit yang dapat di gunakan untuk keberlanjutan suatu perusahaan, Yang pada akhirnya akan berdampak sistemik pada kepercayaan pihak investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan-perusahaan yang ada di Bogor.
Kemacetan bisa diatasi jika Pemimpin sebagai pemangku jabatan paling tinggi di negeri ini dan berhak atas pengambilan suatu kebijakan, dapat bersikap tegas kepada peraturan yang ada juga menindak tegas kepada setiap yang melakukan pelanggarannya. Setelah itu kita semua jug dikarenaka diharapkan dapat melakukan Sinergisasi dengan seluruh pihak yang terkait, yang biasa saya sebut yaitu dengan istilah ABCDEFG yang merupakan kepanjangan dari Academician, Businessman, Community, Development, Enterpreneur, Farmer and Government.
Usulan Solusi beberapa rekomendasi untuk mengurangi kemacetan

1. Hilangkan Kredit Kendaraan Bermotor
Sebuah keniscayaan, ironis memang, saat ini dengan kredit modal hanya 300 ribu rupiah sudah bisa membawa pulang satu unit sepeda motor dan dengan uang sekitar 1-3 juta rupiah sudah bisa membawa pulang 1 buah mobil. ini suatu penyebab makin padatnya kendaraan.

2. Mendaur ulang Kendaraan pribadi berusia diatas 10th
Seperti di Negara-negara maju mobil berusia 10 tahun sudah harus dimusnahkan untuk kemudian di daur ulang, bahkan pemilik kendaraan tersebut dikenakan biaya dalam prosesnya.

3. Berlakukan Pajak 50-100% untuk mobil berusia diatas 10th
Hal ini dapat dijadikan salah satu konsekuensi jika pemilik kendaraan berusia diatas 10th tidak ingin atau sayang utk memusnahkan kendaraan pribadinya yang ia miliki saat itu.

4. Penggantian Angkutan-angkutan Kota kelas Mikrolet, kopaja dan sejenisnya menjadi Angkutan Modern
Seperti yang kita tau angkot kecil dan bis, bisa berhenti di mana saja sesuai kehendaknya, di pinggir jalan ataupun di tengah-tengah. Sarannya di bangun suatu alat Transportasi massal seperti monorail / kereta bawah tanah yg notabenya harus naik dan turun di halte / stasiun, atau jika mau tetap ada harus di buat aturan main.

5. Penambahan Transportasi Modern Yang Ramah Lingkungan
Sebenarnya langkah pemerintah mengadakan busway itu sudah benar cuma kurangnya armada dan ketebatasan lahan utk jalur shingga jd kurang optimal. namun jika ada penambahan transportasi spt monorail, kreta bwh tanah, subway mgkn bs jd slh 1 solusi kemacetan di Bogor. Namun demikian, rekomendasi ini akan menghabiskan cukup banyak cost yang tidak sedikit untuk pengadaannya juga perlu dikawal terus penggunaan dananya jangan sampai ada penyalah gunaan yang akhirnya justru akan menimbulkan masalah baru.


6. Penegakan Hukum Lalu Lintas
Tindak tegas para pelanggar lalu lintas seperti motor yang menerobos lampu merah, berhenti tidak dibelakang garis, dls. hal ini sudah diterapkan di Jakarta tetapi baru hanya Jakarta Pusat.

7. Pembatasan Produksi Masal Kendaraan Bermotor Dan Penjualannya,
ini adalah hal paling penting utk mengatasi kemacetan. Tidak seperti sekarang tiap-tiap produsen kendaraan bermotor berlomba-lomba menjual produknya sebanyak mungkin, dalam hal ini pemerintah harus mengambil tindakan utk membatasi / memperkecil ruang gerak produksinya. terutama Produksi dan Penjualan Motor, karena dianggap sebagai akar masalahnya.

8. Fasilitasi Para pejalan kaki,
Sediakan jalur-jalur alternatif utk pedestrian yang nyaman dan aman, nyamankan jalur tersebut dengan adanya pohon / shelter sehingga pejalan kaki tidak tersengat matahari secara langsung. Di jakarta memang sudah ada Jalur pejalan kaki, hanya saja yang ada dipakai untuk PKL atau Pedagang Kaki Lima, Pangkalan Ojek, belum lagi Motor yang suka naik kalau lagi macet .

9. Memberikan Pelatihan yang Kontinyu Berupa Soft Skill dan Penyuluhan Kepada Para Supir Angkot

Hal ini terutama dimaksudkan agar para supir angkot memiliki pemahaman yang cukup terkait tata aturan berkendaraan, selain itu juga agar para supir memiliki soft skill yang memadai terkait dengan sesuatu nilai tambah yang dimiliki oleh para supir tersebut dan pada akhirnya harapannya adalah para supir menyadari bahwa banyak hal yang dapat dilakukan dan menghasilkan profit yang jauh lebih tinggi ketimbang hanya menarik angkot.

10. Sosialisasi Menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat tentang arti cinta lingkungan
Hal ini dimaksudkan supaya timbul kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk kemudian lebih memilih untuk menggunakan kendaraan yang sifatnya umum. Selain dapat mengurangi tingkat kemacetan juga mengurangi eksternalitas negative bagi lingkungan.

Dengan beberapa alternatif solusi di atas besar harapannya jika dilakukan secara bertahap dengan konsisten dan penuh rasa tanggung jawab dari seluruh stake holder yang terkait mulai dari ABCDEF dan G insya Allah akan dapat menyelesaikan masalah kemacetan yang ada di Bogor.n Selain itu mengembalikan identitas Bogor sebagai kota hijau, yang hijau bukan karena angkotnya tetapi karena suasana dan lingkungannya, yang dengan adanya solusi ini juga secara tidak langsung akan mengurangi pencemaran udara yang dilakukan oleh angkot-angkot di Bogor yang dampaknya secara global akan mengurangi pemanasan global dan ikut andil dalam rangka menyelamatkan dunia.
Marilah Rekan-rekan sekalian kita bersama-sama mengembalikan sejuta pesona Bogor dengan hijau alamnya bukan hijau angkotnya. Kita ciptakan Bogor sebagai Green Village, Hijaukan Bogor, Selamatkan Dunia.
0
3.6K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan