- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang Mak nyuuusss dari Cirebon...
TS
a6un64n
Yang Mak nyuuusss dari Cirebon...
Spoiler for Nasi Jamblang:
Sebetulnya, tidak sulit menemukan penjual Nasi Jamblang di Cirebon, apalagi di malam hari. Biasanya penjual nasi jamblang menggunakan emperan kosong di depan toko yang sudah tutup. Si penjual duduk di balik meja lebar yang menampung puluhan piring dan mangkok berisi lauk. Konsep kedai nasi jamblang sebetulnya serupa dengan nasi (sego) kucing di Yogyakarta. Hanya saja, nasi jamblang berupa nasi putih polos dengan takaran lebih besar ketimbang nasi kucing. Pembungkusnya menggunakan daun jati yang diambil dari Jamblang, sebuah desa tidak jauh dari Cirebon.
Dibandingkan dengan lauk pauk ala nasi kucing, lauk untuk nasi jamblang lebih beragam. Mulai dari empal goreng (gepuk), otak sapi, hati ayam, telor, perkedel kentang, sate kentang, semur tahu hingga sambal goreng khas nasi Jamblang berupa rajangan cabai merah yang tidak dihaluskan. Agak berminyak dan tidak terlalu pedas. Pembeli pun duduk memutari meja tersebut, makan dengan lahap menggunakan tangan.
Pedagang nasi jamblang yang bermodal besar biasanya sudah menggunakan tempat permanen. Salah satunya Mang Doel yang tergolong populer. Nasi Jamblang Mang Doel ini selalu menjadi tujuan turis. Letaknya di dekat Grage Mal, tidak jauh dari Masjid Raya, pusat Kota Cirebon.
Tapi, jika Anda tidak suka tempat yang terlalu ‘touristy’ beranikan diri mencoba nasi jamblang tanpa merek. Kalau jeli, mudah saja ditemukan di sepanjang jalan-jalan kota. Misalnya di daerah Perumnas Cirebon yang juga relatif mudah dijangkau dari jalur mudik di jalan raya ke arah Tegal. Penjual nasi jamblang di sekitar itu ada yang buka pagi dan ada yang buka mulai sore hari. Dari arah Jakarta menuju Tegal, pelankan kendaraan setelah melewati Terminal Sukajadi. Belok kiri di perempatan besar menuju Perumnas Cirebon dan pasang mata di arah kanan jalan.
Pilihan lain ada di sekitar Pelabuhan Cirebon, dekat Taman Ade Irma Suryani. Nasi Jamblang H. Sumarni ini buka pagi hari dan terkenal enak. Karena itu, pagi-pagi jam 7 pun sudah ramai, apalagi Minggu pagi. Sajian semur tahu, blakutak (masakan cumi yang diolah bersama tintanya) dan ikan asin jambal roti merupakan primadona di sini. Tapi nasi disini tidak dibungkus daun jati dan disajikan panas.
Jika tak kedapatan juga, silahkan saja coba sejumlah penjual nasi jamblang di jalan-jalan kota. Lihat saja apakah penjual banyak dikunjungi orang atau tidak. Perhatikan plat mobil ataupun motor yang parkir apakah cukup banyak yang bertanda E. Nasi Jamblang yang banyak disambangi warga lokal berarti tidak mengecewakan lidah. Makan sampai kenyang di nasi jamblang tanpa merek ini tidak akan menguras isi dompet. Selembar 20 ribuan pun masih ada kembalian.
Masih ada beberapa penjual nasi Jamblang menjual lauk marus, yaitu darah yang dibekukan lalu disemur manis. Warnanya kecoklatan berbentuk kotak. Jadi sebaiknya tanyakan baik-baik jika Anda melihat wujud lauk yang Anda kira semur hati sapi.
Spoiler for Nasi Lengko:
Nasi Lengko merupakan nasi khas masyarakat pantai utara(pantura). Wujudnya ialah nasi putih dengan ‘topping’ potongan tahu goreng, tempe goreng, timun yang diris kecil-kecil, tauge dan taburan kucai serta bawang goreng. Lalu diguyur bumbu kacang dan kecap merek lokal, Matahari. Cara makannya, aduk semua bahan lalu nyam!
Biasanya nasi lengko dijual bersamaan dengan sate kambing. Begitu juga dengan Nasi Lengko Haji Barno yang kondang seantero Cirebon ini. Terletak di Jalan Pagongan, kedai makan yang satu ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Jam bukanya juga panjang, mulai sekitar pukul 6 pagi hingga pukul 21.00 WIB. Harga Nasi Lengko Rp6000 saja. Tapi lauknya, 1o tusuk sate kambing dijual sekitar Rp25 ribu. Sebagai penutup, coba saja es puter durian khas Cirebon.
Tidak jauh dari Nasi Lengko Haji Barno ada juga penjual nasi lengko lainnya. Letaknya masuk ke Gang Alma. Ada penjual nasi lengko yang juga sudah turun temurun sejak tahun 70-an. Tidak terlalu populer, tapi rasanya enak. Boleh dicoba buat Anda yang suka ‘blusuk’-an.
Spoiler for Gado-gado Prujakan:
Jangan terlalu sore jika ingin menjajal gado-gado khas Cirebon di depan Stasiun Barang Prujakan, Jalan Pekalangan ini. Buka dari pukul 9 pagi hingga 17.00 WIB, kedai sederhana ini selalu ramai. Gado-gado disajikan dalam porsi besar, dengan paduan rebusan sayur, kentang, tahu, tempe, telur dan bumbu kacang. Yang istimewa ialah guyuran kuah santan dalam bumbu kacang. Gurihnya terasa pas khas berkat kuah yang tampilannya mirip kuah opor ayam itu.
Biasanya gado-gado ini disajikan dengan kerupuk dan jambal udang yang diletakkan di dasar piring. Rasanya mantab, enak dimakan bersama nasi putih hangat ataupun lontong. Di tempat ini Anda juga bisa menjajal makanan lain yang juga khas Cirebon, seperti soun dan krupuk mlarat.
Spoiler for Mie Koclok Panjunan:
Jika nasi dan lontong terlalu ‘berat’ di perut, bagaimana dengan mie? Cirebon punya menu mie andalan, yaitu mie koclok (kadang disebut mie kocok). Salah satu yang terkenal dan sudah lama bertahan sejak tahun 1960-an ialah mie koclok Panjunan. Buka dari jam 5 sore hingga 11 malam, kedai ini tak pernah sepi kendati hanya menyediakan mie koclok saja.
Sejatinya, mie koclok ini berupa mie kuning, dicampur dengan kol (kubis), tauge, suwiran daging ayam dan irisan telor, lalu disiram kuah panas yang terbuat dari santan dan bubur beras. Terasa gurih sekaligus enak dicecap lidah.
Jika tak bisa menemukan Mie Koclok Panjunan, melipir saja ke daerah Pekiringan. Disana ada warung mie koclok tak kalah tenar. Namanya Mie Koclok Mas Kardi. Usaha kuliner ini pun sudah eksis sejak 1970an dan kini dilanjutkan keturunan kedua. Selain mie koclok, ada penjual siomay yang lumayan ramai juga.
Spoiler for Docang Kesambi:
Dekat-dekat bulan puasa, ada beberapa pedangang docang musiman di sekitar Mesjid Agung Cirebon dan Keraton. Maklum, Docang disukai para wali sehingga lekat dengan tradisi Islam di Cirebon. Tapi, di hari-hari biasa, ada Warung Docang di Jalan Kesambi yang sering ramai di malam hari. Bukanya memang baru jam 3 sore. Warung Docang ini sering dijadikan tempat nongkrong hingga dini hari, sebab kedai baru tutup pukul 3 pagi.
Docang berwujud seperti lontong yang dipadu dengan baceman kacang kedelai. Itulah yang menjadi asal muasal nama Docang, yaitu singkatan dari ‘kacang dibodo (dibacem’. Docang disuguhkan dalam irisan kecil yang ditaburi parutan kelapa muda, rebusan tauge dan rajangan daun singkong. Lalu disiram kuah dage (sejenis oncmom) panas-panas. Taburan kerupuk kecil-kecil, kadang-kadang nyaris seperti remah, membuat sajian ini makin gurih. Biasanya, docang disantap untuk sarapan. Tapi, enak juga disantap malam hari, untuk menghangatkan badan.
0
5.3K
Kutip
23
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan