abu.fawasAvatar border
TS
abu.fawas
Seharusnya kita lebih takut berbuat dosa kepada manusia dibanding kepada tuhan
Kenapa kita harus lebih takut berbuat dosa kepada manusia dibanding berbuat dosa kepada tuhan?

Karena manusia bukan maha pengasih, penyayang, pemurah, pengampun dan maha yang lain2nya,, sedangkan tuhan maha pengasih, penyayang, pemurah, pengampun, dan maha yang lain2nya,, jadi dapat dipastikan bahwa dosa yang kalian perbuat kepada tuhan, akan dengan sangat mudah diampuni olehnya karena sifatnya yang maha dari segalanya,, sedangkan dosa kalian kepada manusia, lebih susah untuk mendapat ampunan karena sifat manusia yang cenderung pendendam, pemarah, dan egois..

Supaya lebih mudah diterima logika, maka kita kasih contoh :

Apakah ada dari kalian disini yang tidak percaya adanya tuhan, atau meragukan keberadaan tuhan, atau merasa tuhan tidak berlaku adil terhadap kalian,, maka kalian telah berdosa kepada tuhan, akan tetapi tentu saja tuhan akan memaafkan kalian apabila kalian meminta pengampunan terhadapnya,,

tetapi bagaimana apabila tidak percaya akan adanya tuhan?

Sungguh tuhan itu maha perkasa dan maka berkuasa sehingga tuhan tidak meminta untuk disembah, dan tuhanpun dapat dengan mudah mengampuninya karena tuhanlah yang maha berkehendak emoticon-Smilie

Pernahkah kalian mendengar tuhan itu maha pemurka? maha pembenci? maha pemarah? maha pendendam? tentu saja tidak emoticon-Smilie

Karena kemahaannya yang begitu hebat, maka tidak sulit baginya untuk memaafkan hambanya yang telah berdosa kepadanya walaupun hambanya tidak percaya akan keberadaannya.


Bagaimana dengan manusia?

Apakah kalian telah menyakiti hati saudara kalian? apakah kalian telah menyakiti hati teman kalian? apakah kalian telah berbuat tidak baik kepada manusia lainnya sehingga orang lain sakit hati terhadap kalian?

Tentu manusia bukan maha pengampun dan pemaaf, mereka punya dendam, amarah, dan keegoisan,, maka walaupun kalian telah meminta maaf dengan sungguh2, belum tentu mereka mau memaafkan,, berarti dosa kalian terhadap manusia masih belum hilang karena manusia yang kalian sakiti itu tidak mau memaafkan kalian.

Lalu bagaimana caranya supaya dosa kita terhadap manusia hilang?

tidak ada cara lain, selain meminta maaf dan berharap dimaafkan.. Seandainya surga dan neraka itu ada, maka kalian akan terhalang untuk masuk kesurga karena perbuatan kalian terhadap manusia yang kalian sakiti itu emoticon-Smilie bisa jadi karena dosa kalian belum hilang pada manusia maka kalian akan dimasukan ke dalam neraka, untuk membalas perbuatan kalian yang kalian lakukan terhadap manusia yang pernah kalian sakiti.. Hmmm emoticon-Thinking


Dari cerita saya di atas maka saya mengajak kalian semua untuk berbuat baik terhadap sesama manusia walaupun mereka berbeda pendapat dengan kalian,, bukan saya menyepelekan tuhan, tetapi karena tuhan menciptakan dunia ini beserta isinya bukan hanya untuk menyembah kepadanya dan mengakui kehebatannya, tetapi untuk kebaikan dan pelajaran kepada manusia itu sendiri,,

Jadi janganlah kalian seenaknya mengatakan "Kafir" terhadap orang yang berbeda pendapat dengan kalian, apalagi kepada para atheis.. apabila kalian melakukannya maka kalian telah menyakiti hatinya dan kalian telah berdosa kepada mereka..

Bagi saya pribadi,, berbuat baik kepada sesama, menghargai perbedaan, membantu yang lagi kesusahan, melebarkan tali pertemanan dan tidak menyakiti hati orang lain, sungguh lebih baik dan mulia dibanding beribadah seumur hidup.

Sesungguhnya kita tidak pernah tahu Tuhan mana yang memang The Only One atau The Greatest One yang layak untuk disembah..

Bukan bermaksud SARA emoticon-No Sara Please tetapi hanya membagi pikiran saya saja kepada kalian,, petik yang baiknya saja, kalau kalian tidak setuju dengan saya, tidak apa2, karena kita semua memang berbeda-beda.. itulah Indahnya Perbedaan emoticon-Smilie
0
6.3K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan