- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pandangan Pribadi ane Sebagai Seorang Mahasiswa terhada Kenaikan BBM


TS
burcangjo
Pandangan Pribadi ane Sebagai Seorang Mahasiswa terhada Kenaikan BBM
Spoiler for Repost:

Spoiler for Mulai:
Ketika Substansi Masalah tidak Ditangkap dan Kita Terjebak dalam Polemik Tak Berkesudahan
Sebuah tulisan dari seorang mahasiswa biasa..
Entah mengapa isu kenaikan BBM kali ini membuat saya sangat gerah. Sehingga saya membuat sebuah tulisan ini. Orang bodoh adalah orang yang banyak bicara sehingga ia tidak takut berbicara apapun, karena ia bodoh. Mungkin itulah saya orang yang bodoh, orang bodoh yang belakangan sudah sangat muak dengan berbagai statement di media massa oleh ahli-ahli perekonomian dan BBM karbitan yang sangat ahli sekali dalam berbicara, walaupun alasan yang diutarakan menurut saya kurang ilmiah.
Jujur saya adalah orang yang mendukung kenaikan BBM, bahkan dari 2 tahun yg lalu. Saya ingat sekali itu pertama kali saya berdiskusi tentang BBM di depan kelas dengan teman-teman saya, bahkan dengan guru saya di SMA. Menarik memang ketika berbicara dan terdapat berbagai macam pendapat, pro dan kontra? Itu hal yang biasa, wajar bahkan HARUS ada! Di negara dengan sistem demokrasi kebablasan ini nampaknya pro kontra menjadi sebuah hal yang tabu semau harus satu suara.
Pemerintah menganggap BBM harus dinaikkan demi kepentingan rakyat!
Mahasiswa menganggap BBM jangan dinaikkan demi kepentingan rakyat!
Walaupun saya tidak mengerti rakyat mana yang diperjuangkan, karena dari beberapa media online saya baca di daerah luar jawa masyarakat setuju BBM naik asal pasokan terjaga dan harga terkontrol. Tidak samapi 18 ribu/liter bahkan bila langka bisa mencapai diatas 50 ribu/liter. Saya pun membaca di beberapa media online bahwa BBM jangan dinaikkan untuk menjaga inflasi,sebntar lagi Ramadhan, dan rakyat kecil yang menderita. Dan masih banyak lainnya cerita tentang rakyat Indonesia yang majemuk ini.
Sepertinya isu ini memang cukup menyerap banyak emosi kita semua, sehingga kadang kita mengikuti perasaan kita. Mungkin..
Apabila kita semua memiliki tujuan untuk mensejahterkan rakyat saya pikir naik/tidak harga BBM bukan suatu permasalahan. Kita terlalu banyak berpolemik terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan seperti kenaikan BBM. Apalagi hingga anarkis dan menyebabkan kerugian orang banyak.walaupun terkadang aparat sendiri yang bertindak represif dan memancing.
Pro kontra? Itu biasa, tidak perlu terlalu diperbesarkan, yang terpenting adalah alasan di belakang itu, kenapa BBM harus naik atau tidak. Harus logis, masuk akal, tidak hanya dari perasaan. Itu poinnya!!
Ya! dengan sangat tegas saya mengatakan kenaikan BBM bukanlah inti masalah dari bangsa ini. Pandangan saya dari awal, sejak 2 tahun lalu, sejak tingkat pertama kuliah tidak berubah. Ini bukanlah suatu masalah besar "sebenarnya". Apakah kita sadari siapa yang diuntungkan dari polemik berkepanjangan ini? Media kawan. Sudah seperti rahasia umum media-media kini nampak dipelintir untuk menggiring opini publik. Tak percaya buka browser anda buka seluruh media online, lalu perhatikan main news steiap media lalu perhatikan grafik berita apa saja yang mereka angkat, jika anda peka anda akan sadar kemana mereka akan membawa anda.
Lanjut ke topik utama kita, media sangat menyenangi berita panas seperti ini, mereka bisa mendapat siaran murah meriah dengan rating view tinggi (ex: meliput demo, sidang paripurna, wawncara dll) dibandingkan dengan mereka harus membuat film dengan cost tinggi.
Oleh sebab itu jangan heran jika mereka sangat senang sekali menjadi kompor dan menggoreng setiap berita-berita yang menurut mereka layak, bukan yang menurut masyarakat layak sebagai pencerdasan publik.
Oke masuk ke inti tulisan ini saya ingin menceritakan bahwa kenaikan BBM tidak layak terlalu diributkan karena kita jangan terlalu banyak membahas kulit masalah tapi carilah intinya!! Apabila tidak dinaikkan apa solusi nyatanya dan apabila dinaikan apa langkah yang harus diambil. Intinya untuk kesejahteraan rakyat bukan?
Evaluasi pertama pada permasalahan ini tentu pada tidak adanya ketegasan pemerintah, pemerintah seolah-olah tidak peduli dan tidak ada gerakan yang secara khusus menyelesaikan masalah BBM khususnya ketika harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Akibatnya masalah ini yang sebenarnya dapat dengan mudah selesai (ex : jaman Kabinet Indonesia Bersatu jild 1 relatif lebih mudah menaikan / menurunkan BBM) menjadi berlarut-larut sehingga menjadi bola salju yang kian membesar. Ditambah sekarang mendekati 2014, makin rumitlah masalah ini.
Sebuah tulisan dari seorang mahasiswa biasa..
Entah mengapa isu kenaikan BBM kali ini membuat saya sangat gerah. Sehingga saya membuat sebuah tulisan ini. Orang bodoh adalah orang yang banyak bicara sehingga ia tidak takut berbicara apapun, karena ia bodoh. Mungkin itulah saya orang yang bodoh, orang bodoh yang belakangan sudah sangat muak dengan berbagai statement di media massa oleh ahli-ahli perekonomian dan BBM karbitan yang sangat ahli sekali dalam berbicara, walaupun alasan yang diutarakan menurut saya kurang ilmiah.
Jujur saya adalah orang yang mendukung kenaikan BBM, bahkan dari 2 tahun yg lalu. Saya ingat sekali itu pertama kali saya berdiskusi tentang BBM di depan kelas dengan teman-teman saya, bahkan dengan guru saya di SMA. Menarik memang ketika berbicara dan terdapat berbagai macam pendapat, pro dan kontra? Itu hal yang biasa, wajar bahkan HARUS ada! Di negara dengan sistem demokrasi kebablasan ini nampaknya pro kontra menjadi sebuah hal yang tabu semau harus satu suara.
Pemerintah menganggap BBM harus dinaikkan demi kepentingan rakyat!
Mahasiswa menganggap BBM jangan dinaikkan demi kepentingan rakyat!
Walaupun saya tidak mengerti rakyat mana yang diperjuangkan, karena dari beberapa media online saya baca di daerah luar jawa masyarakat setuju BBM naik asal pasokan terjaga dan harga terkontrol. Tidak samapi 18 ribu/liter bahkan bila langka bisa mencapai diatas 50 ribu/liter. Saya pun membaca di beberapa media online bahwa BBM jangan dinaikkan untuk menjaga inflasi,sebntar lagi Ramadhan, dan rakyat kecil yang menderita. Dan masih banyak lainnya cerita tentang rakyat Indonesia yang majemuk ini.
Sepertinya isu ini memang cukup menyerap banyak emosi kita semua, sehingga kadang kita mengikuti perasaan kita. Mungkin..
Apabila kita semua memiliki tujuan untuk mensejahterkan rakyat saya pikir naik/tidak harga BBM bukan suatu permasalahan. Kita terlalu banyak berpolemik terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan seperti kenaikan BBM. Apalagi hingga anarkis dan menyebabkan kerugian orang banyak.walaupun terkadang aparat sendiri yang bertindak represif dan memancing.
Pro kontra? Itu biasa, tidak perlu terlalu diperbesarkan, yang terpenting adalah alasan di belakang itu, kenapa BBM harus naik atau tidak. Harus logis, masuk akal, tidak hanya dari perasaan. Itu poinnya!!
Ya! dengan sangat tegas saya mengatakan kenaikan BBM bukanlah inti masalah dari bangsa ini. Pandangan saya dari awal, sejak 2 tahun lalu, sejak tingkat pertama kuliah tidak berubah. Ini bukanlah suatu masalah besar "sebenarnya". Apakah kita sadari siapa yang diuntungkan dari polemik berkepanjangan ini? Media kawan. Sudah seperti rahasia umum media-media kini nampak dipelintir untuk menggiring opini publik. Tak percaya buka browser anda buka seluruh media online, lalu perhatikan main news steiap media lalu perhatikan grafik berita apa saja yang mereka angkat, jika anda peka anda akan sadar kemana mereka akan membawa anda.
Lanjut ke topik utama kita, media sangat menyenangi berita panas seperti ini, mereka bisa mendapat siaran murah meriah dengan rating view tinggi (ex: meliput demo, sidang paripurna, wawncara dll) dibandingkan dengan mereka harus membuat film dengan cost tinggi.
Oleh sebab itu jangan heran jika mereka sangat senang sekali menjadi kompor dan menggoreng setiap berita-berita yang menurut mereka layak, bukan yang menurut masyarakat layak sebagai pencerdasan publik.
Oke masuk ke inti tulisan ini saya ingin menceritakan bahwa kenaikan BBM tidak layak terlalu diributkan karena kita jangan terlalu banyak membahas kulit masalah tapi carilah intinya!! Apabila tidak dinaikkan apa solusi nyatanya dan apabila dinaikan apa langkah yang harus diambil. Intinya untuk kesejahteraan rakyat bukan?
Evaluasi pertama pada permasalahan ini tentu pada tidak adanya ketegasan pemerintah, pemerintah seolah-olah tidak peduli dan tidak ada gerakan yang secara khusus menyelesaikan masalah BBM khususnya ketika harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Akibatnya masalah ini yang sebenarnya dapat dengan mudah selesai (ex : jaman Kabinet Indonesia Bersatu jild 1 relatif lebih mudah menaikan / menurunkan BBM) menjadi berlarut-larut sehingga menjadi bola salju yang kian membesar. Ditambah sekarang mendekati 2014, makin rumitlah masalah ini.
Spoiler for 1:
1. Banyak yang berpendapat bahwa harga BBM RI harusnya bisa lebih murah karena sebenarnya kita dapat produksi BBM sendiri karena cadangan minyak kita masih cukup besar.
Faktanya kita kini bukan lagi negara bagian negara OPEC kawan. Produksi minyak kita sekitar 800rbu barrel perhari sedangkan konsumsi kita sekitar 1,3 jta barrel per hari. Dengan asumsi semua kita produksi sendiri pun kita harus impor sekitar 500rbu barrel per hari.
Masalah makin rumit ketika produksi kita justru di jual keluar, kenapa? Karena kita tidak mempunyai kapasitas untuk mengolah sendiri dikarenakan kilang minyak RI sangat terbatas kapasitasnya untuk mengolah produk dalam negeri. Kenapa sangat terbatas? Karena tidak ada yang ingin berinvestasi, cadangan minyak kita diprediksi akan habis sekitar tahun 2022 tidak ada yang mau mengambil risiko, bangun kilang minyak butuh dana yang besar. Sebab itu, investor kalau pun bangun Kilang minyak di RI pasti bangun kilang yang berbahan baku WTI (light oil), arabian, african oil. Arabian atau African Oil yang memiliki cadangan minyak sampai 100-200 thn ke depan. Lebih menjamin ketersediaan pasokan bahan baku ke kilang minyak. Sehingga tidak heran Petral lebih banyak impor product oil (gasoline alias bensin dan diesel oil alias solar : 200 juta barel) dibandingkan minyak mentah.
Sesuai ketentuan, Pertamina berkewajiban supply stock BBM (crude & product oil) yg dibutuhkan pemerintah. Petral impor crude & product oil sesuai kebutuhan, namun tidak bisa mempersiapkan stock utk minimal 3 bulan ke depan karena Pertamina tdk pnya Depo yang dapat menampung jangka waktu lama. Seharusnya untuk negara sebesar Indonesia harus memiliki cadangan 1 tahun hingga 2 tahun. Akibatnya Petral terpaksa membeli sesuai harga pasar saat BBM dibutuhkan pemerintah. Walaupun harga dipasaran sedang tinggi terpaksa dibeli. Malangnya, saat harga BBM dunia murah, Petral tidak bisa beli untuk stock karena ketiadaan Depo (tanki timbun penyimpanan minyak). Kenapa Pertamina tidak bisa sediakan atau bangun Depo? Karena dilarang BPK sesuai hasil temuan pada proyek pembangunan Depo Pertamina. Sesuai temuan BPK, proyek Depo Pertamina Balaraja dll senIlai US$ 99 jt terlilit kasus korupsi, harus diselesaikan terlebih dahulu.
Perbedaan harga yang tinggi juga dengan negara tetangga, menyebabkan tingginya tingkat penyelundupan. Kan negara tetangga jual BBM yang beda dengan mereka jual dengan oktan 92-94 sedangkan kita premium oktan 88. Tidak mungkin ada penyelundupan?
Bagaimana dengan industri mereka? Apakah anda berani menjamin mereka tidak memakai BBM kita. Dari pada mengirim BBM ke Kalimantan atau Sumatera tanggung kirim ke negara tetangga mark up harga untung luar biasa. Penyelundup untung dan negara tatangga pun untung karena beli BBM lebih murah.
Pro kontra itu biasa
http://agusnizami.wordpress.com/2012...bm-itu-bohong/
diatas adalah tulisan bapak Kwik Kian Gie yan membuat saya galau mendukung atau tidak kenaikan BBM. Silahkan dibaca.
Sebenarnya masalah terlucu dari hal diatas adalah sebenarnya kita semua tahu bahwa minyak bumi adalah SDA yang tidak dapat diperbaharui, sepertinya fakta ini hanya terpatri di kertas ujian ketika kita sekolah dulu. Sehingga nampaknya lebih elegan apabila kita lebih banyak memprotes kebijakan tentang energi terbaharukan agar lebih diperhatikan. Apalagi kita adalah sebuah negara agraris, kita pun mempunyai banyak ahli di bidang energi terbaharukan. Banyak etanol-etanol tercipta dari tangan kreatif bangsa ini.
http://indonesiabiobutanol.wordpress.com/2012/12/
Silahkan buka. Akan sangat luar biasa bila kita mempunyai pabrik-pabrik seperti itu di setiap daerah karena kita adalah negara yang kaya akan sumber daya nabati. Hampir di setiap daerah. Dan tentunya dana yang dipakai adalah dari anggaran kosong dari APBN.
Faktanya kita kini bukan lagi negara bagian negara OPEC kawan. Produksi minyak kita sekitar 800rbu barrel perhari sedangkan konsumsi kita sekitar 1,3 jta barrel per hari. Dengan asumsi semua kita produksi sendiri pun kita harus impor sekitar 500rbu barrel per hari.
Masalah makin rumit ketika produksi kita justru di jual keluar, kenapa? Karena kita tidak mempunyai kapasitas untuk mengolah sendiri dikarenakan kilang minyak RI sangat terbatas kapasitasnya untuk mengolah produk dalam negeri. Kenapa sangat terbatas? Karena tidak ada yang ingin berinvestasi, cadangan minyak kita diprediksi akan habis sekitar tahun 2022 tidak ada yang mau mengambil risiko, bangun kilang minyak butuh dana yang besar. Sebab itu, investor kalau pun bangun Kilang minyak di RI pasti bangun kilang yang berbahan baku WTI (light oil), arabian, african oil. Arabian atau African Oil yang memiliki cadangan minyak sampai 100-200 thn ke depan. Lebih menjamin ketersediaan pasokan bahan baku ke kilang minyak. Sehingga tidak heran Petral lebih banyak impor product oil (gasoline alias bensin dan diesel oil alias solar : 200 juta barel) dibandingkan minyak mentah.
Sesuai ketentuan, Pertamina berkewajiban supply stock BBM (crude & product oil) yg dibutuhkan pemerintah. Petral impor crude & product oil sesuai kebutuhan, namun tidak bisa mempersiapkan stock utk minimal 3 bulan ke depan karena Pertamina tdk pnya Depo yang dapat menampung jangka waktu lama. Seharusnya untuk negara sebesar Indonesia harus memiliki cadangan 1 tahun hingga 2 tahun. Akibatnya Petral terpaksa membeli sesuai harga pasar saat BBM dibutuhkan pemerintah. Walaupun harga dipasaran sedang tinggi terpaksa dibeli. Malangnya, saat harga BBM dunia murah, Petral tidak bisa beli untuk stock karena ketiadaan Depo (tanki timbun penyimpanan minyak). Kenapa Pertamina tidak bisa sediakan atau bangun Depo? Karena dilarang BPK sesuai hasil temuan pada proyek pembangunan Depo Pertamina. Sesuai temuan BPK, proyek Depo Pertamina Balaraja dll senIlai US$ 99 jt terlilit kasus korupsi, harus diselesaikan terlebih dahulu.
Perbedaan harga yang tinggi juga dengan negara tetangga, menyebabkan tingginya tingkat penyelundupan. Kan negara tetangga jual BBM yang beda dengan mereka jual dengan oktan 92-94 sedangkan kita premium oktan 88. Tidak mungkin ada penyelundupan?
Bagaimana dengan industri mereka? Apakah anda berani menjamin mereka tidak memakai BBM kita. Dari pada mengirim BBM ke Kalimantan atau Sumatera tanggung kirim ke negara tetangga mark up harga untung luar biasa. Penyelundup untung dan negara tatangga pun untung karena beli BBM lebih murah.
Pro kontra itu biasa
http://agusnizami.wordpress.com/2012...bm-itu-bohong/
diatas adalah tulisan bapak Kwik Kian Gie yan membuat saya galau mendukung atau tidak kenaikan BBM. Silahkan dibaca.
Sebenarnya masalah terlucu dari hal diatas adalah sebenarnya kita semua tahu bahwa minyak bumi adalah SDA yang tidak dapat diperbaharui, sepertinya fakta ini hanya terpatri di kertas ujian ketika kita sekolah dulu. Sehingga nampaknya lebih elegan apabila kita lebih banyak memprotes kebijakan tentang energi terbaharukan agar lebih diperhatikan. Apalagi kita adalah sebuah negara agraris, kita pun mempunyai banyak ahli di bidang energi terbaharukan. Banyak etanol-etanol tercipta dari tangan kreatif bangsa ini.
http://indonesiabiobutanol.wordpress.com/2012/12/
Silahkan buka. Akan sangat luar biasa bila kita mempunyai pabrik-pabrik seperti itu di setiap daerah karena kita adalah negara yang kaya akan sumber daya nabati. Hampir di setiap daerah. Dan tentunya dana yang dipakai adalah dari anggaran kosong dari APBN.
Spoiler for 2:
2. Rakyat khawatir harga2 barang dan jasa melonjak. Beban hidup makin berat. Bagaimana hidup para petani dan nelayan? Atau rajyat yang lainnya.
Hal ini merupakan kepastian tanpa kenaikan BBM pun inflasi pasti akan meningkat apalagi dengan kenaikan BBM. Tapi apakah kita sadar bahwa sebelum kenaikan BBM harga-harga sudah naik tidak karuan seperti daging sapi dan daging jengkol. Ya jengkol sudah jadi daging saking mahalnya #eeh
Artinya ada faktor lain yang membuat harga-harga naik tidak karuan bukan hanya KENAIKAN BBM. Saya tidak terlalu mengerti sebenarnya kenaikan harga ini, mungkin karena terlalu lambatnya pemerintah merespon sehingga harga-harga sudah naik terlebih dahulu, karena rantai pasok yang terganggu, atau karena tengkulak.
Saya tidak ingin menkomentari tentang program BLSM untuk sekitar 15,5 jta rakyat miskin yang sangat bertentangan dengan prinsip kita semua yaitu, lebih baik memberi pancingan dari pada ikan. Tapi saya yakin pemerintah punya analisa tersendiri. Yakinlah pada mereka seperti pada pendapat wapres kita ini
http://opini.co.id/web/article/5234/...ilihan-Politik
Tidak ada politik, semua demi rakyat. Ya sudahlah kita dukung apa yang baik dan kritisi apa yang buruk. Sebuah keharusan kita bersikap objektif.
Kemandirian dan ketahanan masyarakat sebenarnya yang harus dibenahi. Keberadaan program yang secara kontinu membela dan memandirikan masyarakat. Nampak tidak ada program-program yang berjalan yang ada tampak berjalan sendiri dan hanya menyelesaikan dalam waktu yang singkat tidak jangka panjang.
Anda tahu M. Yunus peraih Nobel Perdamaian 2006 pendiri Grameen Bank pada tahu 1976, sebuah lembaga yang menyediakan kredit mikro (kredit kecil untuk rakyat miskin yang memiliki jaminan tidak). Merupakan sebuah cerita sukses perjuangan jangka panjang dalam mensejahterkan rakyat Bangladesh.
Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah kita harus mencontoh Bangladesh?
Sebenaranya the founding father kita Moh Hatta telah memberitahu kita tentang koperasi sebagai penggerak ekonomi kerakyatan yang merangkul masyarakat kecil. Namun sayangnya sistem kapitalis yang merajalela membuat kita enggan mementingkan konsep ini. Penggunaan koperasi sebagai alat pada era orba memperparah pandangan kita terhadap citra negatif koperasi. Padahal jika dijalankan dengan koperasi bisa menjadi solusi terhadap ketahanan rakyat.
Gapoktan-gapoktan yang ada di berbagai daerah bisa dijadikan awal pembentukan koperasi yang kuat berbasis terhadap kerakyatan. Pembentukan koperasi yang sesungguhnya penting bagi pembentukan masyarakat kecil. Tidak cukup hanya dengan gabungan petani atau nelaya atau yang lainnya. Diperlukan sebuah wadah resmidan kelmbagaan yang berkelanjutan karena pembentukan suatu usaha dan masyarakat memerlukan waktu yang tidak sedikit dan konsistensi. Seperti cerita M. Yunus di atas perjuangan tidak laku sebentar tapi memerlukan proses dan konsistensi. Koperasi memiliki sistem ini asalkan dijalankan dengan baik dan benar. Koperasi bahkan telah mempunyai kekuatan secara internasional.
Bayangkan ketika para nelayan bersatu dalam suatu daerah membentuk suatu koperasi, bantuan pemerintah bisa terpusat. Belikan satu kapal besar agar nelayan bisa berlayar menuju samudera luas menagkap ikan lebih banyak bukan lagi kapal-kapal kecil seperti seakrang yang rentan terkena cuaca yang tak menentu. Begitu pun pupuk petani dan banyak hal lainnya.
Koperasi korup dll? Saran saya pelajari koperasi sesungguhnya, maka anda akan terbelalak dengan potensi negara kita. Eropa dan Jepang telah membuktikan konsep koperasi yang dan menghasil koperasi kelas dunia yang tentunya mensejahterakan bangsanya. Tahu kapan hari jadi koperasi? Bulan depan 12 Juli, semoga koperasi lebih baik demi Indonesia.
Masalah utama pada hal ini adalah ketiadaannya tenaga ahli di setiap daerah menuju sistem koperasi. Perlu kita tahu banyakmya tenaga kurang terdidik dan berkualitas di negara kita. Berbeda dengan mahasiswa yang terbiasa dengan kehidupan kritis dan organisasi. Namun sudah jadi rahasia umum mereka yang pergi kuliah ke kota-kota umumnya lebih memilih bertahan di kota dibandingkan dengan pulang ke kampung halamannya. Memang tidak semuanya demikian dan detiap manusia memiliki alasannya masing-masing.
Hal ini merupakan kepastian tanpa kenaikan BBM pun inflasi pasti akan meningkat apalagi dengan kenaikan BBM. Tapi apakah kita sadar bahwa sebelum kenaikan BBM harga-harga sudah naik tidak karuan seperti daging sapi dan daging jengkol. Ya jengkol sudah jadi daging saking mahalnya #eeh
Artinya ada faktor lain yang membuat harga-harga naik tidak karuan bukan hanya KENAIKAN BBM. Saya tidak terlalu mengerti sebenarnya kenaikan harga ini, mungkin karena terlalu lambatnya pemerintah merespon sehingga harga-harga sudah naik terlebih dahulu, karena rantai pasok yang terganggu, atau karena tengkulak.
Saya tidak ingin menkomentari tentang program BLSM untuk sekitar 15,5 jta rakyat miskin yang sangat bertentangan dengan prinsip kita semua yaitu, lebih baik memberi pancingan dari pada ikan. Tapi saya yakin pemerintah punya analisa tersendiri. Yakinlah pada mereka seperti pada pendapat wapres kita ini
http://opini.co.id/web/article/5234/...ilihan-Politik
Tidak ada politik, semua demi rakyat. Ya sudahlah kita dukung apa yang baik dan kritisi apa yang buruk. Sebuah keharusan kita bersikap objektif.
Kemandirian dan ketahanan masyarakat sebenarnya yang harus dibenahi. Keberadaan program yang secara kontinu membela dan memandirikan masyarakat. Nampak tidak ada program-program yang berjalan yang ada tampak berjalan sendiri dan hanya menyelesaikan dalam waktu yang singkat tidak jangka panjang.
Anda tahu M. Yunus peraih Nobel Perdamaian 2006 pendiri Grameen Bank pada tahu 1976, sebuah lembaga yang menyediakan kredit mikro (kredit kecil untuk rakyat miskin yang memiliki jaminan tidak). Merupakan sebuah cerita sukses perjuangan jangka panjang dalam mensejahterkan rakyat Bangladesh.
Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah kita harus mencontoh Bangladesh?
Sebenaranya the founding father kita Moh Hatta telah memberitahu kita tentang koperasi sebagai penggerak ekonomi kerakyatan yang merangkul masyarakat kecil. Namun sayangnya sistem kapitalis yang merajalela membuat kita enggan mementingkan konsep ini. Penggunaan koperasi sebagai alat pada era orba memperparah pandangan kita terhadap citra negatif koperasi. Padahal jika dijalankan dengan koperasi bisa menjadi solusi terhadap ketahanan rakyat.
Gapoktan-gapoktan yang ada di berbagai daerah bisa dijadikan awal pembentukan koperasi yang kuat berbasis terhadap kerakyatan. Pembentukan koperasi yang sesungguhnya penting bagi pembentukan masyarakat kecil. Tidak cukup hanya dengan gabungan petani atau nelaya atau yang lainnya. Diperlukan sebuah wadah resmidan kelmbagaan yang berkelanjutan karena pembentukan suatu usaha dan masyarakat memerlukan waktu yang tidak sedikit dan konsistensi. Seperti cerita M. Yunus di atas perjuangan tidak laku sebentar tapi memerlukan proses dan konsistensi. Koperasi memiliki sistem ini asalkan dijalankan dengan baik dan benar. Koperasi bahkan telah mempunyai kekuatan secara internasional.
Bayangkan ketika para nelayan bersatu dalam suatu daerah membentuk suatu koperasi, bantuan pemerintah bisa terpusat. Belikan satu kapal besar agar nelayan bisa berlayar menuju samudera luas menagkap ikan lebih banyak bukan lagi kapal-kapal kecil seperti seakrang yang rentan terkena cuaca yang tak menentu. Begitu pun pupuk petani dan banyak hal lainnya.
Koperasi korup dll? Saran saya pelajari koperasi sesungguhnya, maka anda akan terbelalak dengan potensi negara kita. Eropa dan Jepang telah membuktikan konsep koperasi yang dan menghasil koperasi kelas dunia yang tentunya mensejahterakan bangsanya. Tahu kapan hari jadi koperasi? Bulan depan 12 Juli, semoga koperasi lebih baik demi Indonesia.
Masalah utama pada hal ini adalah ketiadaannya tenaga ahli di setiap daerah menuju sistem koperasi. Perlu kita tahu banyakmya tenaga kurang terdidik dan berkualitas di negara kita. Berbeda dengan mahasiswa yang terbiasa dengan kehidupan kritis dan organisasi. Namun sudah jadi rahasia umum mereka yang pergi kuliah ke kota-kota umumnya lebih memilih bertahan di kota dibandingkan dengan pulang ke kampung halamannya. Memang tidak semuanya demikian dan detiap manusia memiliki alasannya masing-masing.
Spoiler for 3:
3. Rakyat tidak percaya program dari anggaran BBM dapat terealisasi dengan baik karena korupsi elit, pencitraan, untuk biaya 2014.
Kalau yang ini menurut saya pribadi, tidak ada sangkut pautnya ama kenaikan BBM!! Ini murni ketidak percayaan rakyat termasuk rakyat untuk mengawal bersama kebijakan-kebijakan pemerintah. Memang kalau presiden kita selera humornya tinggi, bayangkan presiden kita dipilih oleh 60% rakyatnya dalam satu putaran tapi ngambil keputusan aja lama banget. Takut ama rakyat yang ngedukungnya sendiri. Jangan heran setelah beberapa tahun rakyat banyak yang tidak percaya. Memang pola pemerintahan yang sekarang cenderung mendorong kita agar menjadi tidak percaya. Namun sebagai mahasiswa kita harus tetap sebijak dan seobjektif mungkin menilai sebuah kebijakan.
Masalah ini lebih mengarah kepada lemahnya penegakan hukum di negeri ini. Lambatnya proses, lemahnya hukum ke atas dan tajamnya ke bawah. Nahkan sampai kepada korupsi di lembaga hukum tersebut. Untuk masalah jujur saya tidak polusi. Semoga tuhan menurunkan pemimpin yang benar-benar amanah dan menegakan hukum di negeri yang kita cintai ini.
Namun dari segala alasan di atas saya tetap berpendirian terhadap setuju kenaikan harga BBM. Bukan karena saya tidak peduli rakyat atau apalah alasannya, tapi karen sebuah pilihan. Ketika kita menaikkan harga BBM kita akan memiliki pilihan yang lebih banyak untuk membuat negara ini lebih baik dikarenakan kas keuangan dapat dialihkan untuk anggaran lainnya yang lebih penting. Dibandingkan dengan tetap mempertahankan harga BBM dan kita terlena olehnya.
FYI: Tahun 2020 - 2030 penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk usia muda/produktif, Usia produktif (16 - 40 tahun) akan mencapai sekitar 70%, inilah yang diesebut BONUS DEMOGRAFI. Sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya kita berfikir jauh ke depan. Untuk mnunjang kemajuan bangsa kita di era tersebut keberadaan infrakstruktur sebagai urat nadi perekonomian sangat penting agar dapat mencapai Indonesia sebagai negara maju. Dan untuk mencapai itu harus dipersiapkan dari sekarang! Sudah seharusnya pada era tersebut tidak ada lagi mati lampu pemadan bergilir. Bangun instalasi nuklir, mahal? Ya. Tapi itulah solusi. Tidak ada negara maju yang tidak memakai nuklir untuk menopang kehidupannya, teknologi kita sudah kuasai. Tanya ke BATAN yang sulit dari pembangunan nuklir adalah sosialisainya pada masyarakat bukan pembangunannya.
Bangun jalan-jalan dan infrakstruktur di daerah pembanguna bukan hanya milik Jawa agar pemerataan berjalan, mereka bahkan lebih berhak dibandingkan Jawa untuk menerima sebagai ekspolitasi atas kekayaan alamnya.
Kemajuan perekonomian kita dikarenakan oleh besarnya usia produktif di negara kita. Sehingga tidak heran ekonomi kita bergeliat, karena bangsa kita sedang menghadapi usia emasnya, sedang dalam keadaan yang maksimum dalam mencapai tenaga kerja kita. Artinya seluruh elemen masyarakat sedang membangun negara ini.
Era sekarang merupakan era krusial untuk mewujudkan target Indonesia sebagai negara maju di tahun 2030 kelak.
Kalau yang ini menurut saya pribadi, tidak ada sangkut pautnya ama kenaikan BBM!! Ini murni ketidak percayaan rakyat termasuk rakyat untuk mengawal bersama kebijakan-kebijakan pemerintah. Memang kalau presiden kita selera humornya tinggi, bayangkan presiden kita dipilih oleh 60% rakyatnya dalam satu putaran tapi ngambil keputusan aja lama banget. Takut ama rakyat yang ngedukungnya sendiri. Jangan heran setelah beberapa tahun rakyat banyak yang tidak percaya. Memang pola pemerintahan yang sekarang cenderung mendorong kita agar menjadi tidak percaya. Namun sebagai mahasiswa kita harus tetap sebijak dan seobjektif mungkin menilai sebuah kebijakan.
Masalah ini lebih mengarah kepada lemahnya penegakan hukum di negeri ini. Lambatnya proses, lemahnya hukum ke atas dan tajamnya ke bawah. Nahkan sampai kepada korupsi di lembaga hukum tersebut. Untuk masalah jujur saya tidak polusi. Semoga tuhan menurunkan pemimpin yang benar-benar amanah dan menegakan hukum di negeri yang kita cintai ini.
Namun dari segala alasan di atas saya tetap berpendirian terhadap setuju kenaikan harga BBM. Bukan karena saya tidak peduli rakyat atau apalah alasannya, tapi karen sebuah pilihan. Ketika kita menaikkan harga BBM kita akan memiliki pilihan yang lebih banyak untuk membuat negara ini lebih baik dikarenakan kas keuangan dapat dialihkan untuk anggaran lainnya yang lebih penting. Dibandingkan dengan tetap mempertahankan harga BBM dan kita terlena olehnya.
FYI: Tahun 2020 - 2030 penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk usia muda/produktif, Usia produktif (16 - 40 tahun) akan mencapai sekitar 70%, inilah yang diesebut BONUS DEMOGRAFI. Sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya kita berfikir jauh ke depan. Untuk mnunjang kemajuan bangsa kita di era tersebut keberadaan infrakstruktur sebagai urat nadi perekonomian sangat penting agar dapat mencapai Indonesia sebagai negara maju. Dan untuk mencapai itu harus dipersiapkan dari sekarang! Sudah seharusnya pada era tersebut tidak ada lagi mati lampu pemadan bergilir. Bangun instalasi nuklir, mahal? Ya. Tapi itulah solusi. Tidak ada negara maju yang tidak memakai nuklir untuk menopang kehidupannya, teknologi kita sudah kuasai. Tanya ke BATAN yang sulit dari pembangunan nuklir adalah sosialisainya pada masyarakat bukan pembangunannya.
Bangun jalan-jalan dan infrakstruktur di daerah pembanguna bukan hanya milik Jawa agar pemerataan berjalan, mereka bahkan lebih berhak dibandingkan Jawa untuk menerima sebagai ekspolitasi atas kekayaan alamnya.
Kemajuan perekonomian kita dikarenakan oleh besarnya usia produktif di negara kita. Sehingga tidak heran ekonomi kita bergeliat, karena bangsa kita sedang menghadapi usia emasnya, sedang dalam keadaan yang maksimum dalam mencapai tenaga kerja kita. Artinya seluruh elemen masyarakat sedang membangun negara ini.
Era sekarang merupakan era krusial untuk mewujudkan target Indonesia sebagai negara maju di tahun 2030 kelak.
Spoiler for 4:
4. Pemerintah memiliki alasan APBN akan defisit apabila terus mensubsidi BBM.
Kalau masalahnya hanya akan defisit pemerintah mengapa tidak naikan Cukai dan alkohol Rokok 300-1000%. APBN akan sehat. Sekali tepuk 2-3 lalat dapat. Kasihan industri rokok bagaimana para pekerja di sana? Ingat rokok adalah produk non subtitusi kalau mereka memang kecanduan dengan rokok pasti akan dibeli. Sebuah ironi ketika melihat protes, demo bahkan hingga anarki tentang kenaikan BBM namun tetap merokok dengan gagahnya. Mabuk-mabukan dengan bangganya. Hai pemerintah, solusinya bukan kenaikan BBM bukan? Kenaikan BBM sebenarnya adalah solusi terakhir. Karena ketidak berdayaan kalian melawan para pengusaha rokok yang bertengger di jajaran 10 besar orang terkaya negeri ini. Apa karena suap atau kontrak politik dengan mereka? Semoga apa yang saya sebutkan ini salah.
Sebenarnya ada pilihan menarik lainnya yaitu naikan pajak barang mewah RI. Tapi saya yakin kalian pasti langsung tidak setuju. Karena dengan segera mengurangi pendapatan bersih anda. Apalagi melihat keadaan sekarang, kalian yang mengatakan keadaan keuangan negara sedang kritis namun gaya hidup mereka nampak paling mewah justru. Mungkin tidak semua tapi itulah gambaran umum yang kami terima sebagai rakyat.
Rakyat tolak kenaikan BBM karena tidak percaya keuangan negara sulit tetapi pemerintah naikan gaji/remunerasi/belanja PNS setiap tahun. -,-“
Saya sangat setuju karena berdasarkan data memang hal itu memungkinkan. Tapi apabila diiringi dengan kenaikan BBM juga akan lebih baik sehingga dana untuk sektor pembangunan akan lebih banyak disalurkan.
Subsisdi BBM salah sasaran? Sudah tahu salah sasaran ya cabut dong. Berikan ke yang membutuhkan. Kenapa harus selalu rakyat yang memaklumi sebuah kebijakan pemerintah namun pemerintah seperti enggan memahami rakyatnya sendiri. Kami memilih anda karena janji-janji anda dan karena anda ingin dipilih. Jika sudah tidak sanggup mundur saja, minta maaf kepada seluruh rakyat!
Bahkan kelambatan dan tidak adanya ketegasan dari pemerintah dalam kenaikan BBM inilah yang membuat kegaduhan sosial di negeri ini. Menjadi sasaran empuk media yang menginginkan berita siap goreng untuk menambah pundi-pundi kas mereka. Ironi memang, tapi itulah faktanya.
Majalah Terkemuka Dunia The Economist menjuluki SBY : The Lame Duck !! Apa yg salah pada SBY hingga dijuluki The Lame Duck. Julukan pertama dan satu-satunya di dunia yg pernah diberikan The Economist kepada Presiden. Sebagai WNI saya tersinggung dengan julukan yg sangat menghina Presiden RI. Merendahkan SBY dan rakyat RI. Tapi mau bilang apa..itu faktanya!
Mau bagaimana lagi kita memiliki pemimpin seperti ini. Saya sangat senang dengan adanya demo dan aksi yang menandakan masih ada kepedulian dari mahasiswa di tengah masa UAS ini. -,-“
Karena memang tugas kita untuk mengingatkan pemerintah kita. Hal yang paling penting lainnya adalah tugas kita sebagai mahasiswa untuk mengwal seluruh kebijakan pemerintah.
Kalau masalahnya hanya akan defisit pemerintah mengapa tidak naikan Cukai dan alkohol Rokok 300-1000%. APBN akan sehat. Sekali tepuk 2-3 lalat dapat. Kasihan industri rokok bagaimana para pekerja di sana? Ingat rokok adalah produk non subtitusi kalau mereka memang kecanduan dengan rokok pasti akan dibeli. Sebuah ironi ketika melihat protes, demo bahkan hingga anarki tentang kenaikan BBM namun tetap merokok dengan gagahnya. Mabuk-mabukan dengan bangganya. Hai pemerintah, solusinya bukan kenaikan BBM bukan? Kenaikan BBM sebenarnya adalah solusi terakhir. Karena ketidak berdayaan kalian melawan para pengusaha rokok yang bertengger di jajaran 10 besar orang terkaya negeri ini. Apa karena suap atau kontrak politik dengan mereka? Semoga apa yang saya sebutkan ini salah.
Sebenarnya ada pilihan menarik lainnya yaitu naikan pajak barang mewah RI. Tapi saya yakin kalian pasti langsung tidak setuju. Karena dengan segera mengurangi pendapatan bersih anda. Apalagi melihat keadaan sekarang, kalian yang mengatakan keadaan keuangan negara sedang kritis namun gaya hidup mereka nampak paling mewah justru. Mungkin tidak semua tapi itulah gambaran umum yang kami terima sebagai rakyat.
Rakyat tolak kenaikan BBM karena tidak percaya keuangan negara sulit tetapi pemerintah naikan gaji/remunerasi/belanja PNS setiap tahun. -,-“
Saya sangat setuju karena berdasarkan data memang hal itu memungkinkan. Tapi apabila diiringi dengan kenaikan BBM juga akan lebih baik sehingga dana untuk sektor pembangunan akan lebih banyak disalurkan.
Subsisdi BBM salah sasaran? Sudah tahu salah sasaran ya cabut dong. Berikan ke yang membutuhkan. Kenapa harus selalu rakyat yang memaklumi sebuah kebijakan pemerintah namun pemerintah seperti enggan memahami rakyatnya sendiri. Kami memilih anda karena janji-janji anda dan karena anda ingin dipilih. Jika sudah tidak sanggup mundur saja, minta maaf kepada seluruh rakyat!
Bahkan kelambatan dan tidak adanya ketegasan dari pemerintah dalam kenaikan BBM inilah yang membuat kegaduhan sosial di negeri ini. Menjadi sasaran empuk media yang menginginkan berita siap goreng untuk menambah pundi-pundi kas mereka. Ironi memang, tapi itulah faktanya.
Majalah Terkemuka Dunia The Economist menjuluki SBY : The Lame Duck !! Apa yg salah pada SBY hingga dijuluki The Lame Duck. Julukan pertama dan satu-satunya di dunia yg pernah diberikan The Economist kepada Presiden. Sebagai WNI saya tersinggung dengan julukan yg sangat menghina Presiden RI. Merendahkan SBY dan rakyat RI. Tapi mau bilang apa..itu faktanya!
Mau bagaimana lagi kita memiliki pemimpin seperti ini. Saya sangat senang dengan adanya demo dan aksi yang menandakan masih ada kepedulian dari mahasiswa di tengah masa UAS ini. -,-“
Karena memang tugas kita untuk mengingatkan pemerintah kita. Hal yang paling penting lainnya adalah tugas kita sebagai mahasiswa untuk mengwal seluruh kebijakan pemerintah.
Diubah oleh burcangjo 20-06-2013 07:21
0
2.4K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan