- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alasan BBM HARUS NAIK


TS
wadjoe12boiis
Alasan BBM HARUS NAIK
LAGU KITA MASIH SAMA INDONESIA RAYA - di kutip dari sumber
Lagi ramai dibicarakan, mau menyumbang opini dan berbagai sumber dampak yang masyarakat kurang tahu karna males membaca.
Entah masyarakat yang enggan cari tahu atau memang media lebih menjual kerusuhannya ketimbang membenarkan fenomena tahunan ini, disini gue mencoba mengumpulkan apa yang gue tahu dan apa yang gue baca dari sana sini.
Alasan Mengapa Harga BBM harus dinaikkan
1.Harga BBM bersubsidi Rp 4.500 terlalu murah, jauh berbeda dengan harga BBM industri yang mencapai Rp 9.300. Harga BBM Indonesia juga termurah di kawasan ASEAN. Harga BBM Indonesia sangat murah jika dibandingkan misalnya dengan Vietnam (RON 92) Rp 15.553, Laos Rp 13.396, Kamboja Rp 13.298 dan Myanmar Rp 10.340.
2.Bahkan harga BBM bersubsidi Indonesia adalah yg termurah di dunia untuk ukuran negara net importer. Hal ini merangsang penyelundupan, baik kepada sektor industri/pertambangan, maupun penyelundupan ke luar negeri,
3.Harga BBM fosil yang murah, menghambat munculnya energi alternatif. Bahan bakar nabati, baik berbasis etanol maupun CPO, tidak bisa bersaing. Bahan bakar alternatif seperti gas tidak berkesempatan tumbuh karena harganya relatif dekat dengan BBM bersubsidi.
4.Sejak awal dekade 2000, Indonesia telah beralih status dari negara eksportir menjadi net importir minyak. Dengan importasi BBM dan minyak mentah yang mencapai lebih sepertiga dari kebutuhan nasional, harga BBM nasional sangat bergantung pada harga internasional.Akibat impor BBM yang terus naik, defisit fiskal membengkak sehingga mengancam neraca pembayaran
5.Subsidi BBM yang berlangsung selama ini tidak sesuai ketentuan UU 30/2007 tentang Energi. Di dalam Pasal 7 Ayat (2) disebutkan bahwa subsidi disediakan untuk kelompok masyarakat tidak mampu. Namun kenyataannya, subsidi BBM dinikmati lebih 70 persen oleh kelas menengah pemilik mobil pribadi dan sepeda motor bersilinder tinggi
6.Seperlima APBN telah tersedot untuk subsidi energi yang bersifat konsumtif. Hal ini membuat ruang gerak belanja negara untuk sektor produktif yang lebih bersifat jangka panjang menjadi terbatas. Akibatnya daya saing yang tercipta di pasar internasional semu, didominasi oleh produk mentah yang mengandalkan buruh murah dan harga energi yang murah. Padahal murahnya harga energi karena disubsidi.
Kita sudah tidak lagi anggota OPEC, tetapi masih berani menekan harga BBM
Kasus di Makasar memberi gambaran bahwa Mahasiswa yang mengatasnamakan Masyarakat justru berperang melawan Masyarakat. Ini gambaran masyarakat mulai arif dalam berfikir.
Banyaknya penjualan BBM keluar negri yang dilakukan oknum nelayan nakal dan penjaga keamanan yang bermain.
Ambil contoh, Survei ke POM Bensin. Mobil kinclong, Motor gede, suara kenalpot yang meraung gagah, dan berakhir di Sevel, rata-rata masih menenggak premium. Karena yang katanya Orang Kaya pada Mertua atau Pacar nyatanya masih mengaku menjadi orang miskin sedangkan yang miskin tetap miskin.
Pemerintah kita sudah terlalu baik bagi para pendemo yang rusuh, disisi jalan sudah disiapkan ambulan bagi para pendemo jika mereka menjadi korban. Apakah ini terjadi di era Soeharto?
Maaf gan kalau Threadnya terlalu simple dan minat bacanya kurang, setidaknya ane sudah membantu bikin melek para kaskuser.
Kalau bermanfaat boleh dong minta

Lagi ramai dibicarakan, mau menyumbang opini dan berbagai sumber dampak yang masyarakat kurang tahu karna males membaca.
Quote:
Entah masyarakat yang enggan cari tahu atau memang media lebih menjual kerusuhannya ketimbang membenarkan fenomena tahunan ini, disini gue mencoba mengumpulkan apa yang gue tahu dan apa yang gue baca dari sana sini.
Alasan Mengapa Harga BBM harus dinaikkan
1.Harga BBM bersubsidi Rp 4.500 terlalu murah, jauh berbeda dengan harga BBM industri yang mencapai Rp 9.300. Harga BBM Indonesia juga termurah di kawasan ASEAN. Harga BBM Indonesia sangat murah jika dibandingkan misalnya dengan Vietnam (RON 92) Rp 15.553, Laos Rp 13.396, Kamboja Rp 13.298 dan Myanmar Rp 10.340.
2.Bahkan harga BBM bersubsidi Indonesia adalah yg termurah di dunia untuk ukuran negara net importer. Hal ini merangsang penyelundupan, baik kepada sektor industri/pertambangan, maupun penyelundupan ke luar negeri,
3.Harga BBM fosil yang murah, menghambat munculnya energi alternatif. Bahan bakar nabati, baik berbasis etanol maupun CPO, tidak bisa bersaing. Bahan bakar alternatif seperti gas tidak berkesempatan tumbuh karena harganya relatif dekat dengan BBM bersubsidi.
4.Sejak awal dekade 2000, Indonesia telah beralih status dari negara eksportir menjadi net importir minyak. Dengan importasi BBM dan minyak mentah yang mencapai lebih sepertiga dari kebutuhan nasional, harga BBM nasional sangat bergantung pada harga internasional.Akibat impor BBM yang terus naik, defisit fiskal membengkak sehingga mengancam neraca pembayaran
5.Subsidi BBM yang berlangsung selama ini tidak sesuai ketentuan UU 30/2007 tentang Energi. Di dalam Pasal 7 Ayat (2) disebutkan bahwa subsidi disediakan untuk kelompok masyarakat tidak mampu. Namun kenyataannya, subsidi BBM dinikmati lebih 70 persen oleh kelas menengah pemilik mobil pribadi dan sepeda motor bersilinder tinggi
6.Seperlima APBN telah tersedot untuk subsidi energi yang bersifat konsumtif. Hal ini membuat ruang gerak belanja negara untuk sektor produktif yang lebih bersifat jangka panjang menjadi terbatas. Akibatnya daya saing yang tercipta di pasar internasional semu, didominasi oleh produk mentah yang mengandalkan buruh murah dan harga energi yang murah. Padahal murahnya harga energi karena disubsidi.
Kita sudah tidak lagi anggota OPEC, tetapi masih berani menekan harga BBM
Kasus di Makasar memberi gambaran bahwa Mahasiswa yang mengatasnamakan Masyarakat justru berperang melawan Masyarakat. Ini gambaran masyarakat mulai arif dalam berfikir.
Banyaknya penjualan BBM keluar negri yang dilakukan oknum nelayan nakal dan penjaga keamanan yang bermain.
Ambil contoh, Survei ke POM Bensin. Mobil kinclong, Motor gede, suara kenalpot yang meraung gagah, dan berakhir di Sevel, rata-rata masih menenggak premium. Karena yang katanya Orang Kaya pada Mertua atau Pacar nyatanya masih mengaku menjadi orang miskin sedangkan yang miskin tetap miskin.
Pemerintah kita sudah terlalu baik bagi para pendemo yang rusuh, disisi jalan sudah disiapkan ambulan bagi para pendemo jika mereka menjadi korban. Apakah ini terjadi di era Soeharto?
Maaf gan kalau Threadnya terlalu simple dan minat bacanya kurang, setidaknya ane sudah membantu bikin melek para kaskuser.
Kalau bermanfaat boleh dong minta


Diubah oleh wadjoe12boiis 18-06-2013 13:35
0
2K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan