iPad dan iPhone merupakan perangkat paling populer di dunia. Bahkan saking populer-nya sampai-sampai orang rela berdesak-desakkan untuk mendapatkannya. Tapi dibalik kesuksesan dari iPad dan iPhone. Ternyata iPad dan iPhone memiliki sisi gelap alias keburukan. Inilah Sisi Gelap Dibalik Kesuksesan iPad dan iPhone
Quote:
Sayang, dibalik kisah sukses Apple tersebut, banyak orang yang tertindas. Mereka adalah orang-orang dibalik layar yang dipacu untuk terus menerus merakit gadget Apple, khususnya iPhone dan iPad. Karena faktanya, Apple mempecayakan manufaktur gudget pada perusahaan nun jauh di negeri Cina: Foxconn. Foxconn adalah pemasok suku cadang Apple terbesar. Pada pertemuan dengan Barrack Obama, Februari 2011, Steve Jobs mengatakan, “Tidak ada pabrik di Amerika yang sanggup merakit gadget Apple semurah dan secepat di Cina.” Namun, fakta lain yang lebih mengerikan adalah ternyata buruh di pabrik tersebut bekerja lebih dari 60 jam sepekan (lazimnya 35 jam sepekan). Bekerja tanpa libur, tinggal berjejal di Asrama, berdiri lama hingga kaki bengkak dan nyaris tak dapat berjalan adalah kondisi nyata para buruh. Akibatnya, tingkat kecelakaan kerja sangat tinggi. Stres tak jarang menjadi pemicu aksi nekat bunuh diri para buruh perusahaan Foxconn. Pada tahun 2010, 140 pekerja cedera akibat keracunan zat kimia pembersih layar iPhone. Kemudian, sekali waktu terjadi ledakan dan menewaskan 2 buruh serta melukai 75 lainnya. Bantahan akan hal tersebut pernah disampaikan oleh Tim Cook, CEO Apple, “Kami tidak akan tinggal diam dan berpura-pura tidak tahu!” Namun, bantahan saja belumlah cukup untuk menghilangkan “eksploitasi buruh”. Pernyataan tegas disampaikan oleh Shelby Knox, Direktur Change.org, “Saya penggemar produk Apple. Tapi saya tidak bisa lagi mendukung produk yang membahayakan orang yang membuatnya.” Bagaimana dengan Anda?
Sangat naïf bila, persoalan nun jauh di sana, memaksa kita di sini untuk terlibat dalam menyuarakan hak-hak para buruh Foxconn . Namun, kita tidak bisa menutup mata begitu saja bahwa gadget Apple yang kita genggam dan kita bangga-banggakan, bahkan tak jarang kita pemerkan pada orang-orang di sekitar kita, memiliki rantai kuat yang berujung di tangan para buruh pabrik Foxconn yang hidup tertekan dan tidak pernah mendapatkan hak-haknya sebagai seorang pegawai. Well, bukan tidak mungkin iPad yang tengah Anda nikmati saat ini, perakitnya justru sedang sekarat di rumah sakit atau iPhone yang Anda genggam saat ini, perakitnya sudah tidak ada di dunia ini. Who cares?
Spoiler for 1:
Tidak ada senyum: Pekerja melongok dari logo Foxconn dekat gerbang pabrik Foxconn di kota Longhua, provinsi Guangdong
Spoiler for 2:
Jerat kawat baja telah dipasang pada jendela di pabrik Foxconn untuk menghentikan para pekerja melompat untuk bunuh diri yang diduga disebabkan praktek-praktek manajemen yang keras
Spoiler for 3:
Foxconn mempekerjakan 420.000 pekerja di pabrik Shenzhen yang mana fasilitas mess sangat minim tanpa penyejuk udara
Tau gak gan,, ternyata dulu Apple pernah ditolong oleh Microsoft
Spoiler for :
Sekitar 34 Tahun yang lalu (1978-an), perusahaan Apple berada di jurang kebangkrutan. Nyaris tanpa harapan. Di lain sisi, Microsoft khawatir jika tak ada Apple, maka ia akan dianggap memonopoli industry teknologi. Atas alasan itulah, Microsoft lantas memberikan dana segar USD 150 juta kepada Apple. Selanjutnya, itulah titik awal kebangkitan Apple menuju sukses besar saat ini. Apple ditaksir memiliki asset USD 462 Miliar. Angka ini melebihi kas pemerintah Amerika atau gabungan harta Microsoft dan Google sekalipun. Jadi, seandainya saat itu Bill Gates tak bermurah hati, mungkin Dunia tak akan pernah melihat iPhone, iPod, iPad, atau iMac.