Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

putroephangAvatar border
TS
putroephang
Pengunjukrasa Tolak BBM Naik Ditangkap, Mahasiswa Ancam Duduki Mapolresta
BANDA ACEH - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unsyiah Maulana Ridha mengatakan, dirinya menyesalkan tindakan aparat kepolisian dari jajaran Polresta Banda Aceh, yang dinilai arogan saat membubarkan aksi penolakan kenaikan harga BBM, serta menangkap para pengunjukrasa dari kalangan mahasiswa di depan Kantor DPR Aceh siang tadi.

"Kami tidak akan diam. Ini merupakan bentuk penghinaan terhadap mahasiswa. Kami siap melakukan aksi dan menduduki Mapolresta apabila kawan-kawan kami tidak dilepaskan," Maulana kepada acehonline.info, Senin (17/6) di Banda Aceh.

Ia menilai, aksi pembubaran tersebut terlihat para polisi sangat arogan, ketika memaksa para mahasiswa membubarkan aksinya.

"Apakah harus dengan cara kekerasan untuk menangkap kami. Kami ini bukan penjahat, dan tidak punya senjata, selain suara kami untuk berteriak," ujar Maulana.

Selama ini, maulana menambahkan, pihak kepolisian juga tidak pernah membuka ruang dialog dengan mahasiwa. Dimana Ia menilai seolah-olah institusi kepolisian bagaikan penjaga neraka yang tidak bisa dikritik.

"Kemarahan mahasiswa harus dilihat sebagai kesalahan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Mahasiswa beraksi karena menyuarakan keresahan dan kepedihan rakyat melalui aksi. Untuk itu polisi harus segera melepaskan, atau tidak, kami akan melepaskan sendiri dengan cara kami," imbuhnya.

Sementara itu, T.Reza Maulana salah satu mahasiswa yang melakukan aksi di DPRA menyatakan dirinya mengecam keras atas penangkapan rekan aksinya oleh pihak Polresta Banda Aceh.

"Kawan kami empat orang ditangkap oleh polisi. Kami tidak terima ini, karena kami sudah berikan surat pemberitahuan kepada Polresta. Kami tidak harus ada izin, karena mereka beralasan kami tidak memiliki izin untuk melakukan aksi. Padahal dalam undang-undang sudah jelas, kalau ingin melakukan aksi cuma butuh surat pemberitahuan. Ini zaman menyuarakan pendapat dan kami punya hak untuk menyampaikan pendapat," ujar T. Reza kepada wartawan usai melakukan aksi penolakan BBM tersebut.

Atas penangkapan mahasiswa tersebut, Ia mendesak pihak kepolisian agar melepaskan para mahasiswa. Ia menilai, Polisi tidak memiliki alasan yang jelas mengkap rekannya tersebut, dan penangkanapn dilakukan dengan cara kekerasan.

"Apabila pihak kepolisian tidak melepaskan kawan-kawan kami, jangan salahkan kami ketika akan ada kericuhan di kantor kepolisian nanti. Padahal kami tidak ingin ini terjadi, tetapi kenapa harus dengan cara kekerasan untuk menangkap kami," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Sejumlah mahasiwa yang mengatasnamakan Unsyiah Peduli Rakyat, terlibat bentrok dengan petugas polisi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin, 17 Juni 2013.

Bentrokan terjadi dikarenakan aparat kepolisian meminta massa membubarkan diri, karena tidak memiliki izin untuk melakukan unjukrasa. Akibat bentrokan tersebut, empat orang mahasiswa yang melakukan unjukrasa diamankan oleh polisi dan diboyong ke Mapolresta Banda Aceh.(sumber)

Beraninya sama anak kecil,,, coba sama yang baju loreng,,,emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
0
928
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan