Quote:
Apakah Anak Alay Sama dengan Anak Sekolah?
Pengamat budaya Arswendo Atmowiloto mengkhawatirkan remaja yang menjadi penonton berbayar, atau yang biasa disebut sebagai anak alay, yang muncul di pagi hari di televisi. Wendo mempertanyakan status remaja tersebut yang seharusnya sedang berada di sekolah.
"Kok, di situ ada anak sekolahnya. Itu enggak baik, harusnya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) teriak-teriak," kata Wendo, Selasa, 28 Mei 2013.
Menurut Wendo, menjadi penonton berbayar atau pun koordinator acara tersebut adalah peluang untuk mendapatkan uang yang dijadikan gantungan hidup. Apalagi banyak orang yang memanfaatkannya untuk mewujudkan mimpi menjadi artis dengan sering muncul di televisi, meski hanya menjadi anak alay.
"Kalau dibilang batu loncatan untuk menjadi artis lewat menjadi penonton bayaran ya enggak masalah,” ujar Wendo. “Ada peluang, ada pengalaman, itu hal yang biasa dilakukan," kata sutradara di beberapa tayangan televisi ini.
Meskipun kebanyakan yang muncul di televisi para remaja yang bergaya banci, Wendo mengatakan tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang menonton. "Gaya-gaya bencong, kayak Olga (Syahputra) itu, jadi diikutin lucu-lucuannya," ujar Wendo.
Menurut Wendo, seorang koordinator anak-anak alay hanya sekarang saja muncul mengingat lahan tersebut dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. "Kalau dulu lebih ke teman-teman diminta kumpul untuk jadi penonton
SUMBER..................
Mungkin karena anak alay itu banyak yang masih duduk di bangku sekolah!!!!!