Kaskus

News

redakasipolAvatar border
TS
redakasipol
Pembusukan Karakter Presiden Soeharto Dan Penumpang Gelap Reformasi
Pie Kabarre gan....emoticon-Kaskus Banget

Stigma negatif yang di kontruksi kelompok-kelompok Kepentingan Internasional, pengusung rehabilitasi nama baik PKI maupun kalangan pragmatis, telah mengaburkan prestasi dan karakter positif yg melekat pada Presiden RI-2 Soeharto.

Prestasi yang di ukir Presiden Soeharto menghasilkan pencapaian yang mengesankan, terukur dan menjangkau seluruh lapisan rakyat.

Beda dengan Presiden Soekarno yg lebih banyak fokus pada pembangunan karakter dengan kekuatan kharismanya.

Salah satu contoh keberhasilan Presiden Soeharto adalah terlaksananya agenda dan tahapan-tahapan kemandirian dan mewujudkan kemandirian serta kedaulatan ekonomi bangsa untuk setara dengan negara maju (tinggal landas) dalam jangka waktu 50 tahun.

Cita-cita itu diterjemahkan kedalam road map pembangunan jangka panjang (25 tahun) yang di laksanakan melalui tahapan Pembangunan Lima Tahun (Pelita).

Krisis politik nasional pada tahun 1998 merupakan akumulasi perebutan pengaruh lima kepentingan besar kelompok Internasional untuk penguasaan aset-aset strategis Indonesia, agenda balas dendam kelompok pengusung rehabilitasi nama baik PKI,kalangan reformis yang mengaburkan cita-cita agenda tinggal landas dalam mengendalikan proses rotasi kepemimpinan.

Menurut kacamata penulis, Gerakan masa tahun 1998 bukanlah murni pengusung kepentingan Reformasi -seperti yang di gagas kalangan reformis- akan tetapi merupakan banyaknya kepentingan yang memperjuangkan agendanya masing-masing yang mendompleng agenda reformasi dengan melakukan kerja-kerja kepentingan besar, melalui pencitraan buruk dan stigmasi negatif bahwa Presiden Soeharto merupakan sosok pemimpin korup,otoriter dan musuh rakyat.

Pencitraan buruk dan stigmatisasi kelompok yg menumpang gerakan reformasi menempatkan Presiden Soeharto dalam situasi dilematis. Karena pada saat itu Soeharto dihadapkan pada krisis ekonomi dan moneter yang harus segera diatasi.

Keresahan yang dihadapi Presiden Soeharto bukanlah kelangsungan kekuasaan yang telah digenggamnya selama 30 tahun, sejak tahun 1987, Presiden Soeharto telah melakukan kaderisasi penggantian dirinya, namun upaya itu tidak berjalan dengan mulus. Keresahan justru terletak pada ancaman kelangsungan tinggal landas, hasil jerih payah perjuangan bersama seluruh rakyat. Yang menuntut untuk segera dicarikan jalan keluar.

Keresahan tercermin dari pernyataan Presiden Soeharto kepada intelektual Muslim yang berkunjung di kediamannya. "Bagi saya, tidak ada masalah apabila sekarang saya harus mundur dari kursi Presiden. Tapi apakah dengan mundur itu situasinya nanti akan lebih baik?".

Rakyat Indonesia pada umumnya tidak cukup waktu untuk menelaah siapa-siapa pemain dan agenda sesungguhnya dalam krisis politik tahun 1998. Namun saat ini rakyat Indonesia mampu membedakan kwalitas kesejahteraan pada era kepemimpinan Presiden Soeharto dengan era setelahnya.

Pada tingkat elit, pencitaraan buruk dan stigmasi masih sering terdengar melalui pemberitaan media. Hal kebalikannya justru pada tingkatan rakyat jelata yang tidak peduli dengan politik, dimana kewibawaan reputasi mantasn Presiden Soeharto sebagai Bapak Pembangunan tidak mengalami perubahan. Bahkan saat ini sebagian masyarakat Indonesia merindukan suasana damai sebagai mana era kepemimpinannya.

Pembunuhan karakter Presiden Soeharto dari para penumpang gelap yang mengatasnamakan reformasi kini mengalami kegagalan total. Stigmatisasi terhadap pribadi Presiden Soeharto itu telah membawa kerugian besar berupa peralihan kepemilikan BUMN-BUMN dan asset-aset strategis kepada pihak asing.

Penulis adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat

Masyarakat Penerus Amanat Supersemar (DPP-MUAMMAR)

Penumpang Gelap...
Diubah oleh redakasipol 16-06-2013 16:31
0
2.1K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan