Banyak informasi salah kaprah mengenai keris, yang dikaitkan dengan masalah klenik dan tahayul. Museum keris yang dibangun pemerintah di Solo, Jawa Tengah, diharapkan bisa menjadi media informasi dan edukasi mengenai keris.

Hal ini dikemukakan Direktur Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, di sela-sela acara seminar dan pameran keris, di Gedung Sutardjo Universitas Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (13/6/2013).

Pemerintah pusat membangun museum keris dengan anggaran Rp 10 miliar. "Kenapa keris? Karena keris sudah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh Unesco (lembaga perlindungan budaya Persatuan Bangsa-Bangsa), jadi perlu kita lestarikan," kata Kacung.

Museum ini nantinya diharapkan bukan sekadar sebagai tempat memajang keris. Namun juga menjadi tempat menggali informasi mengenai seluk-beluk rinci keris. Kacung ingin museum keris bisa memberikan informasi historis dan filosofis

"Jangan sampai pada masa yang akan datang, orang untuk mencari informasi mengenai keris harus ke negara lain," kata Kacung.

Dengan informasi yang benar dan jelas tentang keris, maka kesalahpahaman tentang keris bisa dihilangkan. Selama ini keris dikaitkan dengan fenomena gaib dan klenik. "Padahal ada teknologi masa lalu di keris, sehingga keris tampak lebih bagus, awet," kata Kacung.

Wisnu Budi Prakasa, pegiat komunitas keris di Jember, mengatakan, saat ini ada perubahan fungsi keris. "Sekarang keris jadi koleksi, menjadi semacam alat seperti piagam atau piala," katanya.

Paguyuban tersebar di Jawa dan Bali. Sementara itu muncul empu-empu pembuat keris baru. "Munculnya empu baru ini membutuhkan pasar, maka kita adakan bursa (pameran)," katanya. [wir]



Keris ...garane mlungker ora iso nggo ngiris..
keris itu bisa jadi sejarah,seni dan ilmu tehnologi....







komen: