NGI:Bisa kamu ceritakan awal mula kamu mulai tertarik untuk mempelajari reptil dan menjadi herpetolog (pakar reptil dan amfibi)?
Braddy Barr: Bisa dibilang saya sudah jatuh cinta pada hewan-hewan reptil sejak masih kanak-kanak. Saat sekolah dasar dulu saya sangat senang terhadap dinosaurus, dan bagi saya reptil adalah hewan yang sangat-sangat mirip dinosaurus. Rasanya luar biasa jika saya bisa menyaksikan mereka langsung. Bisa dibilang menjadi herpetolog adalah mimpi saya sejak kecil. Impian yang menjadi nyata buat saya. Dan saya bersyukur bisa bekerja dengan National Geographic untuk mewujudkan mimpi saya semasa kecil, menjadi seorang pakar reptil.

NGI: Jadi, bisa dikatakan bahwa mempelajari reptil adalah impian terbesar kamu?
Braddy Barr: Ya, benar! Saya selalu bersemangat jika berbicara tentang reptil. Apapapun yang berhubungan dengan reptil selalu menarik perhatian saya. Bayangkan Anda dapat menemui idola Anda semasa kanak-kanak. Seperti itulah saya, jika berhadapan dengan spesies langka reptil.

NGI: Menurut kamu, apa yang membuat reptil lebih menarik dari hewan-hewan lain?
Braddy Barr: Sederhana, reptil adalah salah satu hewan tertua yang hidup di atas muka Bumi. Reptil sudah ada di Bumi sebelum manusia ada. Selain itu reptil mempunyai bentuk yang indah. Saya tidak bisa berkata-kata ketika saya menangkap salamander raksasa, atau buaya Siam, dan reptil-reptil langka lainnya.

NGI: Apakah kamu punya hewan peliharaan?
Braddy Barr: Sangat banyak! Sebutkan jenis hewannya, dan hewan itu pasti ada di rumah saya. Ya, rumah saya memang seperti kebun binatang mini..hahaha! Sepertinya saya harus mulai mengajarkan anak-anak saya untuk merawat hewan-hewan tersebut. Karena saya mulai kewalahan.

NGI: Dengan kata lain, lebih mudah mengajak orang menyelamatkan mamalia daripada reptil?
Braddy Barr: Ya, kamu benar! Tanpa harus diajak, orang bisa beramai-ramai datang untuk menyelamatkan Koala, atau Orang Utan. Tapi hal itu tidak berlaku untuk reptil. Tidak pernah saya lihat ada orang yang menyerukan untuk menyelamatkan reptil. Padahal jumlah reptil yang ada di Bumi semakin sedikit tiap harinya karena banyak yang punah.

NGI: Ada momen yang tidak bisa kamu lupakan saat menjadi presenter Dangerous Encounters?
Braddy Barr: Ya, saya menjadi satu-satunya herpetolog yang pernah mempelajari 23 spesies buaya yang ada di dunia. Selama 20 tahun menjadi peneliti, itu adalah hal yang sangat membanggakan untuk saya. Karena tidak gampang untuk melacak keberadaan buaya-buaya tadi, di samping lokasi yang terpencil, spesies-spesies buaya tadi jumlahnya juga sudah sedikit.

NGI: Momen paling berbahaya yang pernah kamu alami di ?Dangerous Encounters? Selain gigitan phyton sepanjang 4 meter di Indonesia?
Braddy Barr: Wah, saya hampir tidak bisa ingat lagi berapa banyak momen berbahaya yang pernah saya alami. Karena Dangerous Encounters memang selalu penuh dengan hal-hal berbahaya. Hal yang saya paling takuti adalah saya tidak bisa memperkirakan bahaya yang datang dari reptil karena saya harus fokus ke kamera. Padahal hanya saya yang bisa memperkirakan datangnya bahaya tadi.

Berikut adalah pertanyaan pertanyaan mengenai Indonesia gan