n.piyu ►
Ikut menanggapi ya gan... Akhirnya ada yang berkenan untuk membuat trit semacam ini di Kaskus. Sangat jarang ada yang berani mengangkat masalah diskriminasi budaya Nusantara terutama budaya yang didzolimi oleh agama.

Contoh simple yang barusan terjadi adalah di Aceh, sekarang wanita dewasa dilarang untuk menari. Atas dasar alasan apa? Kita semua pasti sudah paham, tapi pertanyaan saya selanjutnya kenapa? Apakah sebegitu hinakah budaya leluhur kita sampai harus didzolimi seperti itu? Mungkin saya termasuk salah satu yang berpikiran kolot/kuno atau apalah namanya namun saya meyakini bahwa suatu budaya tidaklah terbentuk dalam sehari, sebulan atau hanya setahun melainkan dari generasi ke generasi.

Diatas saya baca bila Budaya adalah hasil pemikiran manusia, sementara agama adalah ciptaan Tuhan.
Tapi Saya katakan Budaya dan Agama adalah sama-sama buatan manusia, lo kenapa?
Darimana anda belajar tentang agama?
Kitab suci bukan?
Siapa yang menulis kitab tersebut?
Manusia bukan?
Kitab adalah kumpulan wahyu/firman Tuhan?
Yakin? Yakin dari katanya orang atau yakin karena liat langsung?
Cara beribadah, hari suci dan lain sebagainya, apakah itu benar2 petunjuk dari Tuhan ataukah merupakan daya cipta manusia untuk menunjukkan pada Tuhannya bila dia sujud, takluk, dan mengimani Tuhannya?
Silahkan anda bertanya pada diri anda sendiri...

Masalah pakaian yang diwajibkan, apakah itu benar perintah Tuhan? Lalu kenapa tidak sejak awal Tuhan menciptakan manusia dengan pakaiannya? Kenapa manusia lahir telanjang? Bila memang benar itu perintah Tuhan (ngotot nih ceritanya) sebagai bentuk dari menjaga etika kesopanan maka bisakah saya sebut bila agama sebagai turunan dari budaya?

Di beberapa daerah seni tari juga diyakini menjadi salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan, maka ada tari-tari sakral. Apakah itu salah? Yang membedakan antara gerak saat ibadah dan tarian sakral hanyalah gerakannya saja bukan? Tujuannya beda? Darimana anda bisa mengklaim bila kedua hal tersebut berbeda? Anda tau bagaimana proses penciptaan gerakan tari sakral tersebut?

Leluhur kita menciptakan suatu bentuk budaya juga diperuntukan sebagai salah satu bentuk pemujaan kepada Tuhan. Mereka menggunakan simbol-simbol, sama halnya seperti Ka'bah, Bulan n bintang, Salib, Patung Buddha, Patung Dewa Dewi.. Bila ini dikatakan syirik dan musryik maka yang lainnya pun BULLSHIT.

Kenapa kita sebagai generasi muda ngga mencoba untuk menguri-nguri makna budaya yang diwariskan oleh leluhur kita sendiri dibandingkan mengikuti budaya bangsa luar yang notabene tidak memiliki hubungan darah, bahkan tidak sesuai dengan diri kita sendiri. Tanyakan pada hati nurani anda sendiri, terutama bagi yang mengatakan budaya leluhurnya sendiri sebagai hal yang sesat, "Siapakah saya?"

Rahayu

Pornografi emang udah ada dari dulu gan zaman Hindu-Buddha gan. Agan tau lingga dan yoni? Lingga adalah lambang Dewa Siwa, maskulin, dan keperkasaan, biasanya berbentuk tiang batu atau yang lebih vulgar berbentuk kelamin laki2. Dan Yoni adalah lambang dari Dewi Parwati, feminim, dan kesuburan, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk kelamin perempuan. Biasanya lingga dan yoni ada dalam candi2 Hindu.

Atau agan tau kitab Paraton yang jadi alat legitimasi Ken Arok sebagai raja pertama Singhasari? Kitab itu berbau pornografi gan. Diceritakan Ken Arok itu anak haram antara ibunya yang bernama Ken Ndok dengan Dewa Brahma. Ceritanya Brahma yang memerkosa Ken Ndok. Sebenernya ini cuma cerita rekaan penulis Paraton agar rakyat Singhasari tunduk sama Ken Arok, karena Ken Arok itu bukan keturunan darah biru. Jadi dibuatlah cerita bahwa Ken Arok itu anak dewa.

Tapi walaupun Islam datang, pengaruh Hindu masih tetap kuat gan. Dalam Babad Tanah Jawi aja yang menceritakan akhir Majapahit dan munculnya Demak sampe nanti masa kejayaan Sultan Agung di Mataram itu masih berbumbu pornografi. Sultan Agung yang emang raja yang beragama Islam aja diceritakan masih "berhubungan" dengan Nyi Roro Kidul sebagai selir.

Ada juga kitab2 lain yang emang menolak datangnya Islam dengan "menerjemahkan" ayat2 Al-Qur'an menjadi kitab Kamasutra. Kitab2 seperti Serat Darmogandul dan Serat Centhini ini dibuat pengarangnya untuk mengcounter Islam yang emang penganutnya udah banyak.

Kalo menurut ane ada unsur politis gan. Jadi jangan menyalahkan salah satu pihak. Yang penting kita mandangnya obyektif sebagai salah satu warisan leluhur kita.

Boleh numpang pekiwan ga?

budaya yah budaya gan, klo menurut gw jangan pernah di rubah. itu identitas kita seb bangsa sendiri. jangan karena agama atau budaya dari luar, budaya sendiri jadi berubah, bahkan di hina porno, atau di hapus dah parah kalau sampai seperti itu.
porno itu kan tergantung individunya, kalau dasarnya otak mesum mo liat pantat ayam aja dah jorok otaknya, karena pribadi dia memang suka berniat jahat terhadap segala hal.

saya malah hawatir sebenarnya standar porno itu akan semakin tidak relevan seiring budaya timur tengah yang kita terima sejak kecil, kalau menilik kembali ke jaman dulu di bali misal itu ibu-ibunya pada gak pake baju mondar mandir gak pada ereksi juga itu bapak bapaknya, karena apa hal seperti itu wajar. sekarang seiring masuknya rohani dari timteng kadar standar porno jadi berubah, kenapa bisa begitu??? karena dari kecil kita di didik dengan cara standar porno timteng, yang niat jahatnya lebih kental.

pertanyaannya mengapa hewan bisa mengatasi birahi sedang manusia yang diatasnya derajatnya tidak bisa? salah siapa itu? saya yakin karena model pendidikan dan standar moral yang kita terima salah, sehinga malah membuat kita menjadi manusia yang lebih cenderung berfikir jahat.

cerita tua yang kita dengar pun mengisahkan 2 manusia pertama itu keluyuran di daratan tanpa busana dan merasa wajar. kenapa hayo kenapa?. saya yakin karena di dalam otak 2 manusia itu belum ada niat jahat.

niat jahat itu bukan di picu dari luar, tapi dari inti pribadi individu itu masing-masing. dan disana lah kualitas seseorang bisa terlihat.