TEMPO.CO, Depok -- PT Kereta Api Indonesia belum menemukan jalan keluar untuk segera merampungkan sterilisasi Stasiun Universitas Indonesia. Alasannya, warga sekitar stasiun menolak rencana PT KAI menutup peron yang menghubungkan stasiun dengan Gang Pepaya menuju Jalan Raya Margonda.

Warga meminta dibuatkan jalan setapak agar akses jalan tetap terbuka. Kepala Stasiun UI, Akyadi, mengatakan usulan warga masih dibahas. "Masih berembuk, usulan sudah kami sampaikan ke manajemen," katanya di Depok, Selasa, 11 Juni 2013.

Warga RT 2 RW 7, Pondok Cina, Beji, Depok, mengancam menutup semua akses ke Stasiun UI jika PT KAI memaksakan kebijakannya. "Warga akan menutup semua akses," kata Helmi Ibrahim, Ketua RT 2 RW 7, Pondok Cina, Beji, Depok. Adapun Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengancam tidak akan menghentikan komuter di stasiun yang belum steril.

Penutupan akses dari Gang Pepaya bertujuan mengatur keluar-masuk penumpang di satu pintu. Masalahnya, peron terbuka itu kerap dilewati masyarakat menuju kampus UI. Di Gang Pepaya juga banyak warung makan.

Penutupan Gang Pepaya berdampak akses penumpang dari Jalan Raya Margonda ke stasiun hanya melewati Gang Sawo. Gang Sawo ini hanya berjarak 150 meter dari Gang Pepaya. Gang Sawo inilah yang akan ditutup warga jika PT KAI memaksa menutup akses dari Gang Pepaya.

Kisruh ini membuat simulasi tiket elektronik belum bisa dimulai. Alasannya, pintu elektronik tak kunjung dipasang. Penumpang masih dilayani dengan tiket kertas. Kendati demikian, Akyadi optimistis sterilisasi akan rampung sebelum 1 Juli mendatang ketika tarif progresif mulai diberlakukan. "1 Juli tak ada lagi tiket kertas," katanya.

ILHAM TIRTA | AKBAR
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ui-Jalan-Buntu

Komen:

Mentalitas NIMBY (Not In My Backyard) masih kuat di negara ini. Akan tetapi ketika suatu daerah atau fasilitas umum gak dibangun atau dikembangkan, mencak-mencak gak karu-karuan: negara autopilot lah, pemerintah cuma diem aja lah