- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tragis nya Nasib Pemain PSMS Medan (Contoh Kusut Pemain Bola Indonesia)


TS
arimanson
Tragis nya Nasib Pemain PSMS Medan (Contoh Kusut Pemain Bola Indonesia)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah meraka tampak lesu. Tubuh mereka pun nampak lunglai saat
menyandarkan diri di salah satu
sudut masjid Al-Bina, Senayan,
Jakarta, Rabu (12/6). Mereka bukanlah pengemis ataupun
tunawisma, mereka adalah 11
pemain PSMS Medan Divisi Utama
PT Liga Indonesia yang terombang-
ambing lantaran gajinya ditunggak.
Mereka datang ke Jakarta untuk
mengadukan nasib kepada PSSI dan pengelola liga. Sudah 10 bulan gaji mereka tidak dibayarkan oleh
manajemen klub.
"Kami punya keluarga yang harus
dibiayai. Kami sudah gerah dengan
kondisi ini," kata Alamsyah Nasution, pemain senior PSMS Medan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/6).
Alamsyah mengatakan, tunggakan
gaji 10 bulan membuat kehidupan
para pemain PSMS menjadi karut
marut. Tak sedikit yang harus
berhutang agar bisa memenuhi
kehidupan sehari-hari. Untuk datang ke Jakarta, Alamsyah cs pun harus susah payah mengumpulkan uang.
Bahkan biaya akomodasi ke Jakarta
baru bisa didapat setelah para
pemain mendapat dana tambahan
dari hasil menjual tiket pesawat
yang diberikan manajemen usai
melakoni laga terakhir melawan PS
Bangka, akhir pekan lalu.
Dibeberkan Alamsyah, ia bersama 10 rekannya sepakat untuk mendatangi PSSI demi meminta bantuan penyelesaian gaji. Setelah laku menjual dua tiket dari 11 tiket yang ada, mereka pun akhirnya memberanikan diri dengan modal pas-pasan.
"Saat kami ingin jual, hanya dua
yang laku. Tapi kami tetap bertekad ke sini (Jakarta)," ungkap dia.
Mereka mengaku telah tiba di
Jakarta sejak Senin (10/6). Selama di Ibukota, mereka harus rela tidur di tempat umum.
Mereka pernah bermalam di
pelataran Monumen Nasional
(Monas) dan terakhir menginap di
Masjid Al-Bina. Masjid Al-Bina ini
memang berdekatan dengan kantor PSSI.
"Sejak kemarin (Selasa, 11 Juni-
red), kami menginap di Masjid. Kami pun hingga sore ini baru makan kue dan belum makan nasi", Alamsyah mengisahkan.
Alamsyah mengatakan para pemain sudah bertemu dengan PT. Liga Indonesia selaku operator kompetisi pada Selasa. Namun PT. Liga Indonesia hanya bisa berjanji untuk segera memediasi mereka dengan manajemen klub.
Kapten PSMS, Hardiyantono yang
juga ikut ke Jakarta membeberkan
ironisnya kondisi para pemain
lantaran mengalami penunggakan
gaji. "Selain banyak yang mengutang, bahkan listrik rumah
kami pun mau diputus dan selalu
dikejar-kejar oleh penagih," kata dia.
Manajemen PSMS, kata dia, selama
ini hanya berjanji. Tidak ada
langkah pasti untuk menunaikan
kewajiban pemain yang telah
berjibaku di lapangan hijau.
"Kami bosan dengan janji mereka,"
ucapnya menggebu-gebu.
Sayangnya, PSSI selaku otoritas
sepak bola Indonesia juga tak bisa
memberikan jawaban tegas terkait
permasalahan ini. Sekretaris PSSI,
Hadiyandra, hanya memberikan janji untuk segera memediasi pemain dengan manajemen klub supaya masalah ini teratasi.
"Ini adalah tanggung jawab klub.
Kami akan mengimbau klub untuk
segera menyelesaikan kewajibannya. Kami juga akan melakukan mediasi," kata Hadiyandra.
menyandarkan diri di salah satu
sudut masjid Al-Bina, Senayan,
Jakarta, Rabu (12/6). Mereka bukanlah pengemis ataupun
tunawisma, mereka adalah 11
pemain PSMS Medan Divisi Utama
PT Liga Indonesia yang terombang-
ambing lantaran gajinya ditunggak.
Mereka datang ke Jakarta untuk
mengadukan nasib kepada PSSI dan pengelola liga. Sudah 10 bulan gaji mereka tidak dibayarkan oleh
manajemen klub.
"Kami punya keluarga yang harus
dibiayai. Kami sudah gerah dengan
kondisi ini," kata Alamsyah Nasution, pemain senior PSMS Medan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/6).
Alamsyah mengatakan, tunggakan
gaji 10 bulan membuat kehidupan
para pemain PSMS menjadi karut
marut. Tak sedikit yang harus
berhutang agar bisa memenuhi
kehidupan sehari-hari. Untuk datang ke Jakarta, Alamsyah cs pun harus susah payah mengumpulkan uang.
Bahkan biaya akomodasi ke Jakarta
baru bisa didapat setelah para
pemain mendapat dana tambahan
dari hasil menjual tiket pesawat
yang diberikan manajemen usai
melakoni laga terakhir melawan PS
Bangka, akhir pekan lalu.
Dibeberkan Alamsyah, ia bersama 10 rekannya sepakat untuk mendatangi PSSI demi meminta bantuan penyelesaian gaji. Setelah laku menjual dua tiket dari 11 tiket yang ada, mereka pun akhirnya memberanikan diri dengan modal pas-pasan.
"Saat kami ingin jual, hanya dua
yang laku. Tapi kami tetap bertekad ke sini (Jakarta)," ungkap dia.
Mereka mengaku telah tiba di
Jakarta sejak Senin (10/6). Selama di Ibukota, mereka harus rela tidur di tempat umum.
Mereka pernah bermalam di
pelataran Monumen Nasional
(Monas) dan terakhir menginap di
Masjid Al-Bina. Masjid Al-Bina ini
memang berdekatan dengan kantor PSSI.
"Sejak kemarin (Selasa, 11 Juni-
red), kami menginap di Masjid. Kami pun hingga sore ini baru makan kue dan belum makan nasi", Alamsyah mengisahkan.
Alamsyah mengatakan para pemain sudah bertemu dengan PT. Liga Indonesia selaku operator kompetisi pada Selasa. Namun PT. Liga Indonesia hanya bisa berjanji untuk segera memediasi mereka dengan manajemen klub.
Kapten PSMS, Hardiyantono yang
juga ikut ke Jakarta membeberkan
ironisnya kondisi para pemain
lantaran mengalami penunggakan
gaji. "Selain banyak yang mengutang, bahkan listrik rumah
kami pun mau diputus dan selalu
dikejar-kejar oleh penagih," kata dia.
Manajemen PSMS, kata dia, selama
ini hanya berjanji. Tidak ada
langkah pasti untuk menunaikan
kewajiban pemain yang telah
berjibaku di lapangan hijau.
"Kami bosan dengan janji mereka,"
ucapnya menggebu-gebu.
Sayangnya, PSSI selaku otoritas
sepak bola Indonesia juga tak bisa
memberikan jawaban tegas terkait
permasalahan ini. Sekretaris PSSI,
Hadiyandra, hanya memberikan janji untuk segera memediasi pemain dengan manajemen klub supaya masalah ini teratasi.
"Ini adalah tanggung jawab klub.
Kami akan mengimbau klub untuk
segera menyelesaikan kewajibannya. Kami juga akan melakukan mediasi," kata Hadiyandra.
0
1.5K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan