GERakan MenOlak MISKIN! #GERMOMISKIN

Sekilas inpoh gan...

PLASADANA.COM - Dalam waktu dekat Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Jika terjadi, dalam perhitungan Bank Indonesia (BI), inflasi bakal terkerek ke level 7,76 persen. Ketika suku bungan deposito pun tak berubah, apa yang mesti dilakukan dengan uang Anda?

Tak bisa dipungkiri, kenaikan BBM bakal berimbas pada uang kita. Dengan laju kenaikan harga atau inflasi sekitar 7,76 persen dan suku bunga deposito sekitar 5 persen, ada selisih 2,76 yang harus dibayar oleh uang kita.

Untuk menyelamatkan potensi penurunan nilai uang akibat tekanan inflasi itu, perencana keuangan Lisa Soemarto mengatakan, wacana kenaikan BBM tersebut merupakan momentum yang tepat bagi masyarakat untuk melek berinvestasi.

Sebab, kata dia, dalam siklus ekonomi setiap tahun, kebutuhan hidup terus-menerus bertambah. Dengan begitu, investasi merupakan pilihan tepat untuk menjaga level kesejahteraan dan gaya hidup seseorang.

"Setiap tahun kebutuhan hidup pasti naik. Mau harga bbm, biaya pendidikan, ataupun biaya lainnya. Makannya, ini jadi momentum untuk melek berinvestasi," tutur Lisa, dalam perbincangan dengan Plasadana.com.

Meski demikian, sambung Lisa, kesadaran berinvestasi juga harus diiringi oleh kesadaran: uang yang ditanam tidak akan kembali dalam waktu dekat.
"Harus diingat, tidak bisa berharap hasil investasi dirasakan satu atau dua hari saja. Namun baru bisa dinikmati dalam jangka panjang," ungkap Lisa.

Lebih jauh Lisa menuturkan, ada beberapa pilihan bagi masyarakat untuk memulai investasi. Namun, hal tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan ekspektasi dari investasi yang dilakukan.

Kalau kemampuan keuangan kita masih sedikit, uang Rp 500 ribu bisa investasikan di reksadana. "Tapi, kalau sudah lumayan bertambah bisa kita masuk ke logam mulia. uang Rp 5 juta rasanya sudah mampu bersaing dengan angka inflasi yang terus naik," tandas Lisa.