asrulsaniAvatar border
TS
asrulsani
Mau jadi orang di atas rata-rata, jadilah seorang Expert, Ingat 10.000 hours rule
Kenal Tanri Abeng, Dia dikenal sebagai Manajer 1 Milyar yang sukses dalam mengelola karir dan hidupnya. Tapi saya gak mau membahas tentang Riwayat Hidupnya, melainkan pernah saya baca wawancaranya di Majalah Intisari (itu juga saya baca di Tempat Jualan Buku bekas) ada beberapa kalimat yang saya masih ingat "kenapa kita harus menjadi expert? Jangan pernah ingin menjadi orang yang biasa saja, karena Penduduk bumi terlalu banyak, dunia hanya memperhatikan orang-orang yang terbaik. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hanya baik saja.”

Ternyata intinya adalah kalau mau berhasil yah jadilah seorang ahli di bidangnya. Apa untungnya?

Pertama, semakin percaya diri. Orang-orang yang tidak percaya diri biasanya fokus pada kelemahan bukan pada keahliannya. Harga diri dan juga harga tawar orang yang expert semakin tinggi dan mahal. Ia akan lebih leluasa mengambil keputusan. Ketahuilah, orang-orang yang gelisah dan mudah panik adalah orang yang tidak mempunyai keahlian atau kalau punya keahlian itu hanya rata-rata.

Kedua, nikmatnya akan berlimpah. Menurut G. William Domhoff, research professor in psychology and sociology di University of California, Santa Cruz, 80% populasi dunia memperebutkan 7% perputaran uang. Sementara 93% jumlah uang yang yang beredar didunia dikuasai oleh 20% populasi manusia, dan yang 20% itu adalah orang-orang expert di bidangnya masing-masing. Semakin expert seseorang membuktikan bahwa orang itu termasuk orang yang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Wajar bila berbagai nikmat akan ditambah kepada orang itu.

Ketiga, semakin tidak “ngoyo”. Proses menjadi seorang expert memang perlu berkeringat dan bekerja keras. Namun setelah menjadi seorang expert berbagai nikmat akan mendekat hidupnya jadi lebih mudah. Sementara orang yang tidak expert semakin hari hidupnya semakin “ngoyo” Mengapa? Dunia semakin maju, persaingan semakin keras tapi orang ini tetap diam di tempat. Akhirnya, ia “ngoyo” sepanjang hidup.

Lantas bagaimana cara nya menjadi Expert dibidangnya.
Langkah pertama, pilih Profesi yang siap Anda tekuni hingga Anda menjadi yang terbaik di sana. Pastikan bahwa profesi yg menjadi pilihan Anda adalah profesi yang terbaik. Profesi yang dilandasi oleh passion dan talent Anda. Jangan sekedar: ikut teman, ikut trend, ikut yang paling banyak duitnya. Anda harus pastikan Anda enjoy. Anda harus yakin bahwa peluangnya amat kecil Anda beralih ke profesi lain. Anda harus fokus pada pilihan, tidak boleh plin plan.
Sebuah penelitian yg dilakukan oleh Barry Schwartz yang ia tuliskan dalam bukunya yang berjudul The Paradox of Choice menunjukkan bahwa ketika ada lebih banyak pilihan, logika sederhananya, tentu kita, atau Anda akan lebih terpuaskan. Tetapi nyatanya, tidak demikian. Yang terjadi adalah why more is less. Ternyata, ketika ada lebih banyak pilihan, itu tidak sama degan peningkatan munculnya rasa nyaman, aman dan terpuaskan, melainkan justru menurunkannya. Dan yang muncul justru peningkatan rasa cemas, bingung, terancam. Bahkan pada titik tertentu bisa menimbulkan depresi dan stress berkepanjangan. Maka, fokuskan pada satu pilihan profesi yang memang Anda yakin akan menjadi salah satu yang terbaik di profesi itu.

Langkah kedua asahlah profesi Anda. Mengapa harus diasah? Ya, hanya dengan mengasah dan menjadi yang terbaik di profesi pilihan Anda, Anda akan bisa merasa puas dan bahagia dengan profesi Anda. Bagaimana mengasahnya? Pada tahun 1993, tiga orang pakar melakukan penelitian di Berlin Academy of Music. Mereka berusaha menemukan jawaban, bagaimana seseorang bisa menjadi pakar dalam bidangnya atau menjadi seorang expert. Dibantu seorang profesor, mereka mengelompokkan mahasiswa tingkat akhir ke dalam tiga kategori: 1) calon guru musik 2) calon pemusik profesional 3) calon maestro musik dunia. Pertanyaan mereka adalah: Semua mahasiswa yang diterima dan belajar di akademi tersebut, pastilah orang-orang berbakat. Lalu kenapa akhirnya ‘nasib’ mereka berbeda? Ada yang sekadar menjadi musisi biasa, dan ada yang bisa menjadi expert. Untuk memperkuat hasilnya, mereka ulang penelitiannya dengan model pengkategorian yang sama namun menggunakan sample profesi yang beragam, mulai dari musisi, pemain catur, sampai dengan olahragawan. Akhirnya, mereka berhasil membuat kesimpulan luar biasa. Ternyata yang membedakan ketiga kategori itu adalah berapa lama waktu yang telah mereka alokasikan untuk berlatih. Yang berhasil menjadi expert ialah yang telah mengalokasikan waktu untuk berlatih selama 10,000 jam.
Artinya, tidak ada jalan pintas untuk menjadi seorang expert. Ada proses yang harus Anda lewati selama 10.000 jam.

Kesimpulan itu, kini dikenal sebagai 10.000 hours rule (peraturan 10.000 jam), yaitu dengan terus-menerus melakukan latihan yang direncanakan, dengan hasil yang terus meningkat. Dengan kata lain melakukan deliberate practice di satu profesi yang telah Anda pilih untuk jalani. Deliberate practice adalah latihan yang direncankan dan hasilnya terus meningkat. Tidak dianggap latihan bila hanya rutinitas. Peningkatannya harus terus menerus, Anda memerlukan mentor/guru yang bisa memberikan respon terhadap apa yang Anda lakukan.

Sekedar menambah semangat berikut saya kasih ilustrasi bagaimana nikmatnya menjadi seorang yang Expert di bidangnya

Kita mulai dari Jago Main Gitar Akustik


Lalu Gadis yang jago main Biola


Kemudian ini Pertarungan dua orang Jago Piano


INi seorang Hacker yang jago membobol Server hanya dalam beberapa menit


Lalu pertarungan seorang yang jago main pedang


Yang ini adalah pertarungan dua orang jago Wushu


Dan ini seorang yang sangat expert dalam pertarungan pistol

Diubah oleh asrulsani 24-12-2012 11:00
0
6K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan