Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bujangsixAvatar border
TS
bujangsix
PT TELKOM Gagal Lagi, Setelah di Myanmar sekarang di Arab Saudi
Jakarta - Rencana Telkom untuk melebarkan sayap ekspansi internasionalnya kembali kandas. Setelah gagal mendapatkan lisensi seluler di Myanmar, BUMN telekomunikasi ini juga tak mampu menembus Arab Saudi untuk lisensi Mobile Virtual Network Operator (MVNO).

Direktur Utama Telkom Arief Yahya sebelumnya sempat mengungkapkan, Arab Saudi menjadi salah satu negara yang dibidik karena terdapat satu juta warga negara Indonesia di sana.

Untuk kerjasama ekspansi di Arab Saudi, Telkom sempat menjajaki kemungkinan menggandeng satu dari tiga operator telekomunikasi lokal seperti Mobily, Zain, atau Saudi Telecom Company (STC).

"Operator yang paling tinggi memberikan benefit terbesar adalah operator yang kami prospek. Sekarang masih paralel di sana. Mereka akan mengumumkan skema MVNO pada Mei. Kami tunggu inisiatif mereka," ungkap Arief usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Telkom, beberapa waktu lalu.

Nama sayangnya, nama Telkom tak masuk dalam daftar shortlist bidder yang diumumkan oleh The Communications and Information Technology Commission (CITC) untuk memperebutkan tiga lisensi MVNO di Arab Saudi.

Melalui situsnya, CITC hanya mengumumkan lima kandidat yang lolos, yakni konsorsium Axiom Mobile, Virgin Mobile Saudi Consortium, Jawraa Consortium Lebara, FastNet Consortium, dan Safari Consortium.

CITC sendiri menyatakan kandidat yang lolos akan dievaluasi sebelum mendapatkan lisensi. Pemenangnya juga diharuskan untuk bekerja sama dengan operator lokal untuk menyelenggarakan seluler atau layanan data. Kabarnya, Virgin Mobile akan menggandeng STC, sementara Axiom melirik jaringan milik Zain.

Di Timur Tengah, Arab Saudi menjadi negara ketiga yang mengadopsi MVNO setelah Oman dan Yordania. Pemberian lisensi MVNO ini dianggap sebagai bagian dari liberalisasi terhadap industri telekomunikasi di negeri Arab Saudi.

CITC sendiri membanderol satu lisensi MVNO senilai USD 1,33 juta atau sekitar Rp 13,039 miliar. Selain membayar lisensi di tahun pertama, 15% dari pendapatan usaha nantinya juga harus dibayarkan ke regulator setelah beroperasi. Sementara untuk pembayaran lisensi tahunan dihitung dari 1% pendapatan usaha MVNO.

[url]http://inet.detik..com/read/2013/05/31/174456/2261803/328/setelah-myanmar-telkom-kandas-di-arab?i991102105[/url]
===================================


BUMN manja kayak gini, gak pantas bertarung di luar negeri,..

benahin dulu tuh layanan dalam negeri, layanan dalam negeri aja amburadul, ane komplain di lempar2, gak di kasih solusi.....

PT Telkom, ente sukses di indonesia, dengan pendapatan ratusan triliun itu karena masyarakat sudah terikat dengan PT Telkom, mau gak mau sebagian besar orang harus pake produk Telkom, karena warisan monopoli masa lalu...

orang arab dan orang luar negeri pasti tahu kualitas layanan PT Telkom di Indonesia, dan berita buruk ini mereka kabari ke negaranya, "gak usah pake PT Telkom, jelek"

benahin dulu tuh layanan dalam negeri, baru deh ane dukung maju ke seluruh dunia...
===========================================
perimbangan berita dari salah satu agan:
Quote:


bukannya yg di hongkong itu jualan kartu doang, telin sebagai salesmannya, sedangkan jaringan semua yg layani operator hongkong....
Diubah oleh bujangsix 03-06-2013 07:40
0
5.6K
75
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan