- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
YLKI: Tak Rasional Ada Barang Didiskon Hingga 70%


TS
ipHan aDoel
YLKI: Tak Rasional Ada Barang Didiskon Hingga 70%
Quote:
Konsumen harus lebih hati-hati terhadap tawaran diskon besar, karena diskon hingga 70% lebih dianggap tidak rasional.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan diskon besar-besaran yang diberikan bahkan hingga 70% lebih sangat tidak rasional.
"Banyak sekali diskon-diskon yang diberikan supermarket atau mal hingga 70% lebih ada pula yang 50% + 20%, itu nggak rasional sama sekali," ujar Tulus ketika dihubungi detikFinance, Minggu (2/6/2013).
Menurut Tulus soal diskon yang tidak rasional tersebut karena tidak mungkin harga barang hanya dijual 30% dari harga jualnya, jika itu yang sebenarnya maka pedagang atau penjual dipastikan merugi.
"Masa harga barang cuma 30%, rugi dong penjualnya, itu yang tidak rasional," katanya.
Tulus mengimbau konsumen harus teliti dan waspada, bisa jadi diskon besar-besaran yang diberikan pasti ada sesuatu.
"Bisa ada cacat yang tersembunyi atau barang reject, atau kualitasnya tidak sebanding dengan harganya, misalnya harga kaos Rp 300.000 tetapi bahannya tipis, didiskon besar-besaran hingga harganya cuma Rp 100.000, padahal harga aslinya jauh di bawah RP 100.000," ungkap Tulus lagi.
Diakui Tulus, masyarakat Indonesia memang sangat sensitif terhadap harga. "Begitu ada diskon harga besar-besaran sudah lupa, lupa teliti dan waspada terhadap berang yang dibeli," tandasnya.
[URL="http://finance.detik..com/read/2013/06/02/153737/2262543/4/ylki-tak-rasional-ada-barang-didiskon-hingga-70?991104topnews"]SOURCE[/URL]
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan diskon besar-besaran yang diberikan bahkan hingga 70% lebih sangat tidak rasional.
"Banyak sekali diskon-diskon yang diberikan supermarket atau mal hingga 70% lebih ada pula yang 50% + 20%, itu nggak rasional sama sekali," ujar Tulus ketika dihubungi detikFinance, Minggu (2/6/2013).
Menurut Tulus soal diskon yang tidak rasional tersebut karena tidak mungkin harga barang hanya dijual 30% dari harga jualnya, jika itu yang sebenarnya maka pedagang atau penjual dipastikan merugi.
"Masa harga barang cuma 30%, rugi dong penjualnya, itu yang tidak rasional," katanya.
Tulus mengimbau konsumen harus teliti dan waspada, bisa jadi diskon besar-besaran yang diberikan pasti ada sesuatu.
"Bisa ada cacat yang tersembunyi atau barang reject, atau kualitasnya tidak sebanding dengan harganya, misalnya harga kaos Rp 300.000 tetapi bahannya tipis, didiskon besar-besaran hingga harganya cuma Rp 100.000, padahal harga aslinya jauh di bawah RP 100.000," ungkap Tulus lagi.
Diakui Tulus, masyarakat Indonesia memang sangat sensitif terhadap harga. "Begitu ada diskon harga besar-besaran sudah lupa, lupa teliti dan waspada terhadap berang yang dibeli," tandasnya.
[URL="http://finance.detik..com/read/2013/06/02/153737/2262543/4/ylki-tak-rasional-ada-barang-didiskon-hingga-70?991104topnews"]SOURCE[/URL]
--------------------
Komen TS : kalau beneran diskon sampai 70% bisa bisa bangkrut lah yang punya usaha, darimana dapet untungnya.. kebanyakan orang sensitive sama harga makanya pas lihat ada diskon sampai sebesar itu uda gak pake berfikir lagi pengennya langsung beli,,
Tapi setelah ane baca-baca komentar kaskuser disini ternyata memang diskon sebesar itu emang ada dan memungkinkan
Quote:
Komen yang gak setuju sama YLKI
Quote:
Original Posted By Negosiator►Diskon 70% mustahil?
Atau cuma akal²an, harga dinaikin dulu baru di diskon?
Jawabannya adalah TIDAK! Ada bbrp jenis barang yg memang strategi pemasarannya seperti itu. Salah satunya adalah busana fashion
Sy akan berikan ilustrasi sedikit bagaimana bisnis busana fashion dilakukan, silahkan simak dan ambil kalkulator
Semua angka² dibawah ini hanya perumpamaan, tapi perhitungannya adalah riil:
Misalya sebuah baju wanita.
Harga pokoknya 30.000 perak (sdh termasuk bahan, ongkos produksi, overhead cost dll). Belum termasuk biaya pemasaran ya tante.
Harga jual (pada label harga) 100.000. Eits, jgn komentar mahal dulu ya, perhatikan saja hitungan dibawah ini.
Katakanlah produsen buat satu model tersebut sebanyak 1000 pcs dgn berbagai ukuran (size) dan warna (color). Sehingga modal unt seluruhnya senilai 30 juta.
Biasanya barang busana spt ini dijual di department store seperti Matahari, Sogo, Ramayana dll dgn system titip jual (konsinyasi) dan toko mendapat diskon (profit margin) sekitar 30%.
Jadi produsen memperoleh duit 70.000 perak per unit terjual (kalau dijual tanpa diskon). Masalahnya apakah 1000 pcs baju ini akan terjual habis begitu diluncurkan? Kalau iya, maka sang designer bisa dibilang lbh sakti dari ahli nujum manapun
Pada saat harga normal (tanpa diskon) bisa terjual 20 persen saja sdh bisa dibilang lumayan laku model ini.
katakanlah laku 200 pcs dgn harga normal tanpa diskon, maka produsen dapet duit 14 juta (70.000 x 200 pcs). dgn sisa stok 800 pcs
Namanya barang fashion, trend terus berubah. Sehingga kalau sdh 2 bulan terpajang di konter dgn harga normal, bisa disimpulkan memang minat konsumen sdh berkurang untuk model ini. Harus diambil langkah potong harga.
Biasanya model tsb akan di diskon 20% dgn perjanjian toko juga menanggung separuh beban diskon itu, sehingga yg 10% ditanggung toko (diambil dari profit margin yg 30%) tadi, sedang produsen menanggung 10%, atau produsen kasih diskon 40% total
Maka laba produsen kalau didiskon 20% adalah 30.000/pc. Pada tahap ini biasanya lakunya cukup lumayan, krn model msh lumayan trend (mendekati akhir trend) dan ada iming² diskon. Sering kan lihat di toko ada rak tertentu yg barangnya didiskon 20%?
Katakan pada diskon 20% ini laku 50% dari sisa stok (yg 800 pcs) alias laku 400 pcs. Jadi omzet produsen pd tahap ini 24 juta (60.000 x 400 pcs). sisa stok masih 400 pcs
Nah sekarang masuk masa sulit untuk jual yg 400 sisanya ini. Ada 2 hal kenapa sulit jual. Pertama karena modelnya sdh mulai tertinggal. Kedua, krn sdh tdk lengkap ukuran dan warnanya (broken size & broken color). Tapi tetap harus dijual kan? Maka paling gampang ya diskon lagi. Supaya menarik ya diskon 50% (atau beli 1 gratis 1 sbg variasi). Biasanya pada tahap ini maka perjanjian dgn toko jug berubah, katakanlah 50% + 20%. Artinya toko dptprofit 20% daru harga yg sdh didiskon 50%, alias produsen cuma dapet 40% dari harga normalnya sebelum diskon.
Biasanya barang dijajakan di dalam box atau wagon, tdk lagi di rak atau gantungan (kecuali yg didiskon sedikit jumlahnya). Ibu² paling suka mengerubuti box diskon spt ini. Aduk² cari warna dan ukuran yg sesuai. dan biasanya sulit krn sdh tdk lengkap lagi. Apalagi kalau ukuran tubuh anda termasuk yg "ideal" hampir pasti ukuran tsb sdh habis duluan, kalau pun ada warnanya pun tinggal yg "kamseupay"
Hasil aduk² ibu² yg sok keren tapi kantong ngepas ini tadi bisa laku 200 pcs lagi. Sehingga produsen dapat duit 8 juta (40.000 x 200 pcs). sisa stok 200 pcs.
Diskon lagi lebih gila, 70% sodara². Profit toko let's say 10% dari harga netto. Atau biar gampang, hitung saja produsen cuma dapat 20% dari harga normalnya. Tekor sih, tapi dari pada gak laku krn model sdh jadul dan barang sdh lecek kena aduk² konsumen. Biar gampang anggap saja barang yg sisa 200 pcs habis pada fase ini. Produsen dpt duit 4 juta (20.000 x 200 pcs).
Lumayan ada 200 PRT yg lebaran ini pakai baju merk bagus yg dihadiahi majikannya
Ambil kalkulator:
Duit yg masuk kantong produsen sjak awal sampai habs:
Harga normal = 14 juta
Diskon 20% = 24 juta
Diskon 50 % = 8 juta
Diskon 70 % = 4 juta
Total duit masuk = 50 juta
Modal = 30 juta
Laba kotor 20 juta
Ingat 20 juta ini blm dikurangi biaya pemasaran, spt Gaji SPG dll. Dan dari saat awal peluncuran model itu sampai habis tuntas, bisa lebih setahun waktunya. Artinya duit masuk yg 50 juta td tdk sekaligus, namun bertahap setiap bulan sesuai lakunya.
Padahal duit modal yg 30 juta sdh dibayar jreng (paling ngutang bahan 1 bulan) kalau gaji buruh, listrik, PDAM, telpon dll mana boleh diutang
Jadi ada biaya bunga juga.
Jadi dgn harga pokok 30.000 dijual dgn label harga 100.000 itu ternyata untungnya gak banyak. Itu kalau brg laku, kalau gak laku bisa lebih miris lagi diterjang priduk² China yg kayak air bah menerjang pasar.
Silahkan YLKI pikir sendiri "sulapan" seperti diatas. Ternyata sangat bisa, dan selalu dilakukan, DISKON 70% tanpa tipu² atau menaikkan harga terlebih dahulu
TS: pekiwan please, biar pada sedikit kebuka mata konsumen.
Atau cuma akal²an, harga dinaikin dulu baru di diskon?
Jawabannya adalah TIDAK! Ada bbrp jenis barang yg memang strategi pemasarannya seperti itu. Salah satunya adalah busana fashion
Sy akan berikan ilustrasi sedikit bagaimana bisnis busana fashion dilakukan, silahkan simak dan ambil kalkulator
Semua angka² dibawah ini hanya perumpamaan, tapi perhitungannya adalah riil:
Misalya sebuah baju wanita.
Harga pokoknya 30.000 perak (sdh termasuk bahan, ongkos produksi, overhead cost dll). Belum termasuk biaya pemasaran ya tante.
Harga jual (pada label harga) 100.000. Eits, jgn komentar mahal dulu ya, perhatikan saja hitungan dibawah ini.
Katakanlah produsen buat satu model tersebut sebanyak 1000 pcs dgn berbagai ukuran (size) dan warna (color). Sehingga modal unt seluruhnya senilai 30 juta.
Biasanya barang busana spt ini dijual di department store seperti Matahari, Sogo, Ramayana dll dgn system titip jual (konsinyasi) dan toko mendapat diskon (profit margin) sekitar 30%.
Jadi produsen memperoleh duit 70.000 perak per unit terjual (kalau dijual tanpa diskon). Masalahnya apakah 1000 pcs baju ini akan terjual habis begitu diluncurkan? Kalau iya, maka sang designer bisa dibilang lbh sakti dari ahli nujum manapun

Pada saat harga normal (tanpa diskon) bisa terjual 20 persen saja sdh bisa dibilang lumayan laku model ini.
katakanlah laku 200 pcs dgn harga normal tanpa diskon, maka produsen dapet duit 14 juta (70.000 x 200 pcs). dgn sisa stok 800 pcs
Namanya barang fashion, trend terus berubah. Sehingga kalau sdh 2 bulan terpajang di konter dgn harga normal, bisa disimpulkan memang minat konsumen sdh berkurang untuk model ini. Harus diambil langkah potong harga.
Biasanya model tsb akan di diskon 20% dgn perjanjian toko juga menanggung separuh beban diskon itu, sehingga yg 10% ditanggung toko (diambil dari profit margin yg 30%) tadi, sedang produsen menanggung 10%, atau produsen kasih diskon 40% total
Maka laba produsen kalau didiskon 20% adalah 30.000/pc. Pada tahap ini biasanya lakunya cukup lumayan, krn model msh lumayan trend (mendekati akhir trend) dan ada iming² diskon. Sering kan lihat di toko ada rak tertentu yg barangnya didiskon 20%?
Katakan pada diskon 20% ini laku 50% dari sisa stok (yg 800 pcs) alias laku 400 pcs. Jadi omzet produsen pd tahap ini 24 juta (60.000 x 400 pcs). sisa stok masih 400 pcs
Nah sekarang masuk masa sulit untuk jual yg 400 sisanya ini. Ada 2 hal kenapa sulit jual. Pertama karena modelnya sdh mulai tertinggal. Kedua, krn sdh tdk lengkap ukuran dan warnanya (broken size & broken color). Tapi tetap harus dijual kan? Maka paling gampang ya diskon lagi. Supaya menarik ya diskon 50% (atau beli 1 gratis 1 sbg variasi). Biasanya pada tahap ini maka perjanjian dgn toko jug berubah, katakanlah 50% + 20%. Artinya toko dptprofit 20% daru harga yg sdh didiskon 50%, alias produsen cuma dapet 40% dari harga normalnya sebelum diskon.
Biasanya barang dijajakan di dalam box atau wagon, tdk lagi di rak atau gantungan (kecuali yg didiskon sedikit jumlahnya). Ibu² paling suka mengerubuti box diskon spt ini. Aduk² cari warna dan ukuran yg sesuai. dan biasanya sulit krn sdh tdk lengkap lagi. Apalagi kalau ukuran tubuh anda termasuk yg "ideal" hampir pasti ukuran tsb sdh habis duluan, kalau pun ada warnanya pun tinggal yg "kamseupay"

Hasil aduk² ibu² yg sok keren tapi kantong ngepas ini tadi bisa laku 200 pcs lagi. Sehingga produsen dapat duit 8 juta (40.000 x 200 pcs). sisa stok 200 pcs.
Diskon lagi lebih gila, 70% sodara². Profit toko let's say 10% dari harga netto. Atau biar gampang, hitung saja produsen cuma dapat 20% dari harga normalnya. Tekor sih, tapi dari pada gak laku krn model sdh jadul dan barang sdh lecek kena aduk² konsumen. Biar gampang anggap saja barang yg sisa 200 pcs habis pada fase ini. Produsen dpt duit 4 juta (20.000 x 200 pcs).
Lumayan ada 200 PRT yg lebaran ini pakai baju merk bagus yg dihadiahi majikannya

Ambil kalkulator:
Duit yg masuk kantong produsen sjak awal sampai habs:
Harga normal = 14 juta
Diskon 20% = 24 juta
Diskon 50 % = 8 juta
Diskon 70 % = 4 juta
Total duit masuk = 50 juta
Modal = 30 juta
Laba kotor 20 juta
Ingat 20 juta ini blm dikurangi biaya pemasaran, spt Gaji SPG dll. Dan dari saat awal peluncuran model itu sampai habis tuntas, bisa lebih setahun waktunya. Artinya duit masuk yg 50 juta td tdk sekaligus, namun bertahap setiap bulan sesuai lakunya.
Padahal duit modal yg 30 juta sdh dibayar jreng (paling ngutang bahan 1 bulan) kalau gaji buruh, listrik, PDAM, telpon dll mana boleh diutang

Jadi dgn harga pokok 30.000 dijual dgn label harga 100.000 itu ternyata untungnya gak banyak. Itu kalau brg laku, kalau gak laku bisa lebih miris lagi diterjang priduk² China yg kayak air bah menerjang pasar.
Silahkan YLKI pikir sendiri "sulapan" seperti diatas. Ternyata sangat bisa, dan selalu dilakukan, DISKON 70% tanpa tipu² atau menaikkan harga terlebih dahulu
TS: pekiwan please, biar pada sedikit kebuka mata konsumen.
Quote:
Original Posted By ganzo20►ada kok barang yang didiskon 70% atau lebih
dari pengalaman ane yg suka kesana kemari nyari perlengkapan sepak bola ( sepatu bola,baju bola,sarung tangan DLL ) banyak banget ane nemu barang diskon yg bener - bener diskon ( gak dinaikin dulu harganya baru didiskon ) dan kebanyakan barang yg didiskon gede itu barang yg udah lama dipajang gak ada yg beli, bukan karena barangnya jelek tapi karena masalah ukuran yg kegedean atau gak sesuai sama ukuran orang Indonesia kebanyakan contoh sepatu ukuran 45 keatas yg paling banyak didiskon di toko olahraga
jadi pesen ane kalo mau beli sesuatu cari referensi harga dulu diinternet biar ada pembanding
dari pengalaman ane yg suka kesana kemari nyari perlengkapan sepak bola ( sepatu bola,baju bola,sarung tangan DLL ) banyak banget ane nemu barang diskon yg bener - bener diskon ( gak dinaikin dulu harganya baru didiskon ) dan kebanyakan barang yg didiskon gede itu barang yg udah lama dipajang gak ada yg beli, bukan karena barangnya jelek tapi karena masalah ukuran yg kegedean atau gak sesuai sama ukuran orang Indonesia kebanyakan contoh sepatu ukuran 45 keatas yg paling banyak didiskon di toko olahraga
jadi pesen ane kalo mau beli sesuatu cari referensi harga dulu diinternet biar ada pembanding

Quote:
Original Posted By Geblekpisan►
ane tahun 2008 juga sempat bisnis kaos distro gan,
konsepnya hampir sama tapi bedanya ane ada target sales,
contoh : sekali produksi kaos biasanya ane habisin modal sekitar 400rb untuk 3 lusin,
kemudian kaos di jual seharga 70rb utk eceran, dan 55rb utk grosir,
dan ane cuma targetin total keuntungan 1 juta untuk 3 lusin kaos dengan design yg sama, artinya kalo nilai sales dari kaos dengan design tersebut udah 1.400rb, sisanya ane jual murah / diskon sampe senilai harga modal, tujuannya biar cepat habis dan perputaran uangnya tetap sehat.
jadi buat yg masih koar2 kalo diskon 70% = nipu, barang rusak, barang cacat ato produk gagal..
gw cuma mo bilang, shame on you...
ane tahun 2008 juga sempat bisnis kaos distro gan,
konsepnya hampir sama tapi bedanya ane ada target sales,
contoh : sekali produksi kaos biasanya ane habisin modal sekitar 400rb untuk 3 lusin,
kemudian kaos di jual seharga 70rb utk eceran, dan 55rb utk grosir,
dan ane cuma targetin total keuntungan 1 juta untuk 3 lusin kaos dengan design yg sama, artinya kalo nilai sales dari kaos dengan design tersebut udah 1.400rb, sisanya ane jual murah / diskon sampe senilai harga modal, tujuannya biar cepat habis dan perputaran uangnya tetap sehat.
jadi buat yg masih koar2 kalo diskon 70% = nipu, barang rusak, barang cacat ato produk gagal..
gw cuma mo bilang, shame on you...
Quote:
Original Posted By tottorotooot►Ah ylki ada2 aja, namanya juga strategi pemasaran, konsepnya luas, ga bisa diliat dari satu sudut aja dan harus dipelajari per kasus.
Jangankan diskon 70%, diskon 90% aja ampir tiap minggu ane dapet, walopun cuman makanan deket2 expire
Diskon pada intinya bukan hanya untuk menarik konsumen, tapi bisa juga sebagai pengambilan keputusan untuk rugi. Seorang pengusaha ga akan bilang bahwa usaha dia strateginya untuk dapet untung aja, tapi juga harus nerima bahkan bikin strategi buat rugi. Itu yang disebut resiko terukur yang telah diperhitungkan.
Yang paling sering terjadi dari sisi ini adalah daripada rugi 100% mendingan rugi 90%, dan buat perusahaan dengan omzet besar, 1% dari omzet sekalipun bisa jadi jumlah yang fantastis.
Perhitungan dibalik diskon besar selain untuk menarik konsumen yang biasa juga diistilahkan sebagai biaya ngiklan, bisa juga karena harga pokok barang terjual sangat rendah, atau meminimalkan resiko maksimum karena perputaran barang yang lambat / barang mendekati expire/rusak, atau mengganti stok dengan model/kemasan baru, ato stok lama yg dihilangkan, pengosongan inventori biasanya berhubungan dengan audit inventory, atau meningkatkan likuiditas perusahaan dll.
Jadi kesimpulannya, selain ylki ga ada hubungannya untuk komen kaya gini, tapi ylki juga ga ngerti sama sekali terhadap strategi pemasaran, manajemen resiko, manajemen barang, dan anggaran serta strategi masing2 perusahaan yang melakukan diskon gede.
Jangankan diskon 70%, diskon 90% aja ampir tiap minggu ane dapet, walopun cuman makanan deket2 expire

Diskon pada intinya bukan hanya untuk menarik konsumen, tapi bisa juga sebagai pengambilan keputusan untuk rugi. Seorang pengusaha ga akan bilang bahwa usaha dia strateginya untuk dapet untung aja, tapi juga harus nerima bahkan bikin strategi buat rugi. Itu yang disebut resiko terukur yang telah diperhitungkan.
Yang paling sering terjadi dari sisi ini adalah daripada rugi 100% mendingan rugi 90%, dan buat perusahaan dengan omzet besar, 1% dari omzet sekalipun bisa jadi jumlah yang fantastis.
Perhitungan dibalik diskon besar selain untuk menarik konsumen yang biasa juga diistilahkan sebagai biaya ngiklan, bisa juga karena harga pokok barang terjual sangat rendah, atau meminimalkan resiko maksimum karena perputaran barang yang lambat / barang mendekati expire/rusak, atau mengganti stok dengan model/kemasan baru, ato stok lama yg dihilangkan, pengosongan inventori biasanya berhubungan dengan audit inventory, atau meningkatkan likuiditas perusahaan dll.
Jadi kesimpulannya, selain ylki ga ada hubungannya untuk komen kaya gini, tapi ylki juga ga ngerti sama sekali terhadap strategi pemasaran, manajemen resiko, manajemen barang, dan anggaran serta strategi masing2 perusahaan yang melakukan diskon gede.
Quote:
Original Posted By cowokijo►YLKI dan temen2nya emang asal jeplak
banyak barang yg bisa di diskon tinggi dari harga jual normal emang karena sudah bukan trend dan rata2 produsen sudah untung tinggal ngabisin stok.
Sepatu olahraga branded model taon kmaren pasti di sale habis2an , pertama sudah ada model baru pengganti kedua sepatu yg disimpan tanpa di pakai kualitasnya semakin lama smakin menurun jadi ya di obral harga dasar toh sudah untunng
banyak barang yg bisa di diskon tinggi dari harga jual normal emang karena sudah bukan trend dan rata2 produsen sudah untung tinggal ngabisin stok.
Sepatu olahraga branded model taon kmaren pasti di sale habis2an , pertama sudah ada model baru pengganti kedua sepatu yg disimpan tanpa di pakai kualitasnya semakin lama smakin menurun jadi ya di obral harga dasar toh sudah untunng
Quote:
Original Posted By cu2mi►bisa jadi.. strategi marketing...
bisa juga barang lama, reject, dah gak laku, mo diganti tipe baru, etc
kalo baju..biasanya barang lama dan kadang ada sedikit cacat
kalo makanan..dah hampir expired
kalo elektronik..dah berhenti produksi..dan diganti tipe lain (seperti tv) atau juga barang promo..
kalo buku..buku lama yang kurang laku dan agak lecek2..
etc..
jadi..diskon berapapun...rasional2 aja tuh...
bisa juga barang lama, reject, dah gak laku, mo diganti tipe baru, etc
kalo baju..biasanya barang lama dan kadang ada sedikit cacat
kalo makanan..dah hampir expired
kalo elektronik..dah berhenti produksi..dan diganti tipe lain (seperti tv) atau juga barang promo..
kalo buku..buku lama yang kurang laku dan agak lecek2..
etc..
jadi..diskon berapapun...rasional2 aja tuh...
Quote:
Original Posted By Monte Carlo►rasional aja kok...ane kalo belanja tahunan pasti pas Jakarta Great Sale.
barang2 seperti tas yg tadinya seharga 600 rb, pas sale bisa dapat 90 rb, sepatu anak2 dari 300rb jadi dapat 50rb, baju2 yg harganya di atas 200rb cuma ane beli 60rb.
ane kan sering ke mall jadi tau harga sebelum diskon, makanya di great sale uang 1 jt bisa beli barang 1 koper.
dukung dong program pemerintah, lagian konsumen ga banyak yg protes kok, malah senang daripada mereka belanja ke singapur, padahal barangnya buatan bandung..
kalo berkenan taroh depan gan, biar YLKI baca, thanks
barang2 seperti tas yg tadinya seharga 600 rb, pas sale bisa dapat 90 rb, sepatu anak2 dari 300rb jadi dapat 50rb, baju2 yg harganya di atas 200rb cuma ane beli 60rb.
ane kan sering ke mall jadi tau harga sebelum diskon, makanya di great sale uang 1 jt bisa beli barang 1 koper.
dukung dong program pemerintah, lagian konsumen ga banyak yg protes kok, malah senang daripada mereka belanja ke singapur, padahal barangnya buatan bandung..
kalo berkenan taroh depan gan, biar YLKI baca, thanks

Quote:
Original Posted By TikusNyinying►Ane kebetulan kerja di toko retail.
Kalo di tempat ane sih discount itu maksimum 28% itu jg u/ barang tertentu.
Nah kalo discount 70% ada juga cuma itu biasanya barang udah 5 tahun yang lalu, jadi daripada jadi sampah digudang mending di discount aja.
Kalo kata bos ane, lumayan itu duit masi bisa muter...
Kalo di tempat ane sih discount itu maksimum 28% itu jg u/ barang tertentu.
Nah kalo discount 70% ada juga cuma itu biasanya barang udah 5 tahun yang lalu, jadi daripada jadi sampah digudang mending di discount aja.
Kalo kata bos ane, lumayan itu duit masi bisa muter...
Quote:
Original Posted By sexteendollars►
Setuju gan, kebetulan ane juga dibidang Konveksi..
kebetulan ada salah satu distro ternama dikota ane yang produksi ditempat ane
tiap order pasti 2 design (kenapa cuman 2, ntar ada penjelasan dibawah)
masing² design 250pcs
total : 2 x 250 = 500pcs
biaya produksi Rp30.000/pcs (kain+potong+sablon+jait+packing)
total produksi Rp15.000.000
pada taulah harga baju distro berapa, normalnya Rp100.000
kalo mereka mainya gini gan, masing² design dihabisin sampe tinggal 50%
total pendapatan : 250pcs x 100.000 = 25.000.000,- (sampe sini udah nutup produksi, ada sisa juga 10jt
)
kalau udah tinggal 50%, design itu bakalan ditarik dari peredaran
disini kasusnya, dia sebagai distro maupun cloting, jadi gak perlu proses titip jual, jadi semua laba masuk kantong sendiri
sisanya dikemanain hayo
Clothing Expo
:
biasanya diobral Rp100.000/3pcs
jadi 1pcs sekitar Rp33.333 (dibuletin kebawah aja biar enak
33.000)
siapa coba yang gak mau, kaos dari brand terkenal (walaupun tingkat lokal
) dijual dengan harga Rp33.000 
kalo dibuat diskon brati skitar 65% (hampir 70%)
disini semua barang masih bagus, no cacat (distro ketat gan, cacat dikit minta reject), bukan juga karna modelnya gak laku (karna design distro kebanyakan emang tidak termakan oleh mode), tapi karna emang barangnya disiapin buat Expo
dari expo total pendapatan : 250pcs x 33.000 = Rp8.250.000
total pendapatan :
Harga Normal : Rp25.000.000
Harga Expo : Rp8.250.000
Total Pemasukan : Rp33.250.000
Modal : Rp15.000.000
Laba Kotor : Rp18.500.000
Itu belum dikurangin biaya Gaji Karyawan, Expo, dll
dan dalam setahun, mereka order 3x (1 tempat produksi)
karna emang mereka kerjasama bukan cuma sama 1 tempat produksi tapi banyak.
kenapa banyak ??
Soalnya bayarnya tempo gan
Jadi tiap tempat produksi paling cuman berani nerima 2 - 4 design
Ini baru kelas Distro kelas lokal, gimana buat brand macam P*D, atau brand punya manatan VJ M*V yang kelasnya udah Interlokal, bahkan SLI
Jadi menurut ane, diskon bukan hal yang mustahil ataupun sulapan
Setuju gan, kebetulan ane juga dibidang Konveksi..
kebetulan ada salah satu distro ternama dikota ane yang produksi ditempat ane

tiap order pasti 2 design (kenapa cuman 2, ntar ada penjelasan dibawah)
masing² design 250pcs
total : 2 x 250 = 500pcs
biaya produksi Rp30.000/pcs (kain+potong+sablon+jait+packing)
total produksi Rp15.000.000
pada taulah harga baju distro berapa, normalnya Rp100.000
kalo mereka mainya gini gan, masing² design dihabisin sampe tinggal 50%
total pendapatan : 250pcs x 100.000 = 25.000.000,- (sampe sini udah nutup produksi, ada sisa juga 10jt

kalau udah tinggal 50%, design itu bakalan ditarik dari peredaran

disini kasusnya, dia sebagai distro maupun cloting, jadi gak perlu proses titip jual, jadi semua laba masuk kantong sendiri

sisanya dikemanain hayo

Clothing Expo

biasanya diobral Rp100.000/3pcs
jadi 1pcs sekitar Rp33.333 (dibuletin kebawah aja biar enak

siapa coba yang gak mau, kaos dari brand terkenal (walaupun tingkat lokal


kalo dibuat diskon brati skitar 65% (hampir 70%)
disini semua barang masih bagus, no cacat (distro ketat gan, cacat dikit minta reject), bukan juga karna modelnya gak laku (karna design distro kebanyakan emang tidak termakan oleh mode), tapi karna emang barangnya disiapin buat Expo
dari expo total pendapatan : 250pcs x 33.000 = Rp8.250.000
total pendapatan :
Harga Normal : Rp25.000.000
Harga Expo : Rp8.250.000
Total Pemasukan : Rp33.250.000
Modal : Rp15.000.000
Laba Kotor : Rp18.500.000
Itu belum dikurangin biaya Gaji Karyawan, Expo, dll
dan dalam setahun, mereka order 3x (1 tempat produksi)
karna emang mereka kerjasama bukan cuma sama 1 tempat produksi tapi banyak.
kenapa banyak ??
Soalnya bayarnya tempo gan

Jadi tiap tempat produksi paling cuman berani nerima 2 - 4 design

Ini baru kelas Distro kelas lokal, gimana buat brand macam P*D, atau brand punya manatan VJ M*V yang kelasnya udah Interlokal, bahkan SLI

Jadi menurut ane, diskon bukan hal yang mustahil ataupun sulapan

Diubah oleh ipHan aDoel 03-06-2013 20:05
0
20.6K
Kutip
119
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan