BATAM, POSMETRO: Kristina Natalia Sitopu, gadis berkulit putih, berambut lurus sebahu mengenakan daster tidur motif bunga berwarna biru itu, Jumat (31/5) pagi mendadak galau. Seharusnya pertengahan Mei kemarin masa haid yang dinanti udah datang.

Tapi sudah di penghujung bulan lima, Kristina tidak kunjung menstruasi. Mendengar pengakuan wanita asal Pematang Siantar, Sumatera Utara itu, kekasihnya, Welli Indrajaya Purba atau akrab dipanggil Welli menjadi uring-uringan. Sebab, sang pacar meminta untuk dinikahi. Pasangan tak resmi ini sudah tinggal serumah alias “kumpul kebo” di salah satu kamar kos-kosan di lantai II, Ruko Citra Mas, Blok A nomor 9, tak jauh dari Simpang Hutatap, Batuaji (sebelah kanan kantor Telkom) atau seberang Pasar Melayu.

Di kamar paling pojok sebelah kiri setelah tangga, sekitar pukul 07.00 WIB, di kos-kosan yang baru dua minggu dihuninya, Kristina mendesak agar segera dinikahi dengan alasan hubungan mereka sudah terlalu jauh. Serta kecemasannya yang belum menstruasi, membuat wanita kelahiran 18-12-1991 itu takut ditinggalkan sang kekasih.

Apalagi Kristina sudah mengenal jauh arjunanya itu sejak di bangku SMA di Pematang Siantar. Merasa belum mapan dengan kondisinya saat ini, Welli ogah menyanggupi permintaan sang pacar. Ribut kecil yang sudah biasa terdengar oleh tetangga korban kembali terjadi di kamar berukuran 3 X 2,5 meter itu. Dalam kondisi berbusana tidur, pasangan ini pun adu mulut.

Entah apa yang menyebabkan pertengkaran hebat tersebut, Welli yang sudah kerasukan, tak bisa lagi mengendalikan amarahnya. Kristina kelenger, setelah dihujani 35 tusukan dengan pisau dapur di bagian dada, punggung serta lehernya.

Mirisnya, melihat sang kekasih masih bernyawa, buruh di PT KTU, salah satu perusahaan galangan kapal di Tanjunguncang itu langsung menyembelih leher korban. Ia sadar, wanita yang dicintainya itu sudah tewas bersimbahan darah di atas kasur tipis yang biasa mereka tiduri.

Welli sempat kalut melihat tangan dan pakaiannya berlumuran darah. Tanpa pikir panjang, ia pun bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. Tak lama setelah kejadian, Welli menutup rapat-rapat pintu kamarnya dan meninggalkan lokasi seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Sore, sekitar pukul 17.00 WIB, Welli pun kembali ke kos-kosannya. Dengan wajah tak bersalah, pemuda kelahiran 22-12-1991 itu pura-pura histeris dan panik setelah melihat kondisi mayat pacarnya yang terlentang itu. Darah segar yang tadinya encer sudah terlihat beku berceceran di lantai, kasur dan guling serta di pakaian tidur yang dikenakan korban. Tak hanya itu kamar yang disulap sekaligus menjadi dapur itu juga berantakan. Kompor yang tadinya berada di belakang pintu nampak bergeser ke tengah kamar. Begitu juga dengan perlengkapan kosmetik dan beberapa bungkus makanan ringan nampak berserak di pinggir kasur.


Berhembusnya kabar kematian Kristina, membuat gempar penghuni ruko. Sebagian ada yang melapor ke polisi. Tak lama setelah penemuan itu, jajaran Reskrim Polsek Sagulung bersama tim Reskrim Polresta Barelang tiba.

Sejumlah saksi dan barang bukti diamankan termasuk Welli, orang yang pertama kali menemukan mayat Kristina. Kemudian jenazah Kristina dibawa ke ruang Pemulasaran RSOB-BP Batam di Sekupang guna keperluan visum.

Harianja boru Hutauruk pemilik ruko tersebut mengaku belum mengenal korban dan pacarnya. Hanya saja, saat baru pindahan korban meminta kamar yang cukup besar. Kebetulan, lokasi yang ditempatinya sekarang itu sebelumnya sudah kosong. “Dia baru dua minggu kos di sini, makanya kami belum kenal betul. Dia (korban) tidak kerja,” ujar Harianja kepada polisi di lokasi. Seperti apa pribadinya, sambung Harianja, pertama jumpa Kristina orangnya pendiam. Bahkan sebagian tetangga kamar, jarang melihat korban keluar dari kamar. “Di sini orang kerja semua pergi pagi pulang malam, palingan cuma melihat dia (korban) ke kamar mandi,” ujar Sahayono (23) tetangga korban. Ia membenarkan kalau Welli dan Kristina anak baru.

“Namanya saya nggak tahu, mereka masih baru di sini, satu kamar belum nikah,” katanya lagi.

“Kemarin-kemarin saya sempat ngobrol, Welli cerita kalau mereka sudah lama pacaran sejak SMA di kampungnya Siantar sana,” tambah Ari. Pemuda yang ngekos di lantai dasar itu juga bilang kalau Welli sangat sayang dengan pacarnya.

Hanya saja saat ditanya apakah korban pernah membawa teman lelakinya masuk ke kamar tanpa sepengetahuan Welli, ia pun tak tahu persis.

Seingat Ari, Welli pernah cerita kalau dirinya sempat marah besar karena cemburu saat mengetahui Kristina membawa pria lain main ke kos-kosannya.
Setelah lima jam diperiksa di ruang Unit I, Reskrim Polsek Sagulung, pemuda yang lebih muda umurnya empat hari dengan korban itu akhirnya mengaku telah menghabisi nyawa sang kekasih. Kepada penyidik Welli mengaku kalap setelah kekasihnya mengadu telat datang bulan.

Tim Buru Sergap malam itu sempat dibuat sedikit berkeringat oleh pelaku. Pasalnya saat ditanya polisi dimana gunting yang diduga dipakai untuk menikam korban, Welli mengaku berbelit-belit.

Setelah ditelusuri sampai ke hutan yang tak jauh dari tempatnya bekerja, polisi hanya menemukan kaos oblong dan celana jins selutut yang masih berdarah di dalam ember milik Fatur di kamar mandi lantai 2 kos-kosannya itu. Gunting yang dimaksud malah tak ketemu.

AKP Eddy Buche membenarkan, korban ditikam sebanyak 35 kali di bagian dada, punggung serta leher menggunakan pisau. Petugas juga menemukan satu luka sayatan di leher korban. Motif pembunuhan, sambung Buche, atas dasar sakit hati.

“Pengakuan tersangka, sakit hati karena korban selalu keluar tanpa sepengetahuannya, dan selalu bawa laki-laki ke kamar. Disuruh kerja tak mau, dan si cewek ini juga selalu ringan tangan kepada pelaku,” ujar sang kapolsek.

Status pasangan ini, kata Buche, masih pacaran. Atas perbuatannya, pelaku diancam 12 tahun penjara sesuai pasal 340 KUHP.

Sumber:http://posmetrobatam.com/2013/06/01/kristina-natalia-sitopu/