Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arimansonAvatar border
TS
arimanson
Sejarah Terbentuknya Pulau Papua
BAGI pendaki gunung, mendaki
jajaran Pegunungan Jayawijaya
adalah sebuah impian. Betapa
tidak, pada salah satu puncak
pegunungan itu terdapat titik
tertinggi di Indonesia, yakni
Carstensz Pyramide dengan
ketinggian 4.884 meter di atas
permukaan laut (mdpl).

Jangan heran jika pendaki gunung
papan atas kelas dunia selalu
berlomba untuk mendaki salah
satu titik yang masuk dalam
deretan tujuh puncak benua
tersebut. Apalagi dengan
keberadaan salju abadi yang selalu
menyelimuti puncak itu, membuat
hasrat kian menggebu untuk
menggapainya.

Tetapi, siapa yang menyangka jika
puncak bersalju itu dahulunya
adalah bagian dari dasar lautan
yang sangat dalam!

“Pulau Papua mulai terbentuk pada
60 juta tahun yang lalu. Saat itu,
pulau ini masih berada di dasar
laut yang terbentuk oleh bebatuan
sedimen. Pengendapan intensif
yang berasal dari benua Australia
dalam kurun waktu yang panjang
menghasilkan daratan baru yang
kini bernama Papua. Saat itu,
Papua masih menyatu dengan
Australia,” jelas ahli geologi
Fransiskus Benediktus Widodo
Margotomo saat memaparkan
sejarah terbentuknya Pulau Papua.

Keberadaan Pulau Papua saat ini,
lanjutnya, tidak bisa dilepaskan
dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini
hanya memiliki sebuah benua yang
bernama Pangea pada 250 juta
tahun lalu. Pada kurun waktu 240
juta hingga 65 juta tahun yang
lalu, benua Pangea pecah menjadi
dua dengan membentuk benua
Laurasia dan benua Eurasia, yang
menjadi cikal bakal pembentukan
benua dan pegunungan yang saat
ini ada di seluruh dunia.

Pada kurun waktu itu juga, benua
Eurasia yang berada di belahan
bumi bagian selatan pecah kembali
menjadi benua Gonwana yang di
kemudian hari akan menjadi
daratan Amerika Selatan, Afrika,
India, dan Australia.

“Saat itu, benua Australia dengan
benua-benua yang lain dipisahkan
oleh lautan. Di lautan bagian
utara itulah batuan Pulau Papua
mengendap yang menjadi bagian
dari Australia akan muncul di
kemudian hari,” tambah sarjana
geologi jebolan Universitas
Pembangunan Nasional,
Yogyakarta, pada 1986 ini.

Pengendapan yang sangat intensif
dari benua kanguru ini,
sambungnya, akhirnya mengangkat
sedimen batu ke atas permukaan
laut. Tentu saja proses
pengangkatan ini berdasarkan
skala waktu geologi dengan
kecepatan 2,5 km per juta tahun.
Proses ini masih ditambah oleh
terjadinya tumbukan lempeng
antara lempeng Indo-Pasifik
dengan Indo-Australia di dasar
laut. Tumbukan lempeng ini
menghasilkan busur pulau, yang
juga menjadi cikal bakal dari pulau
dan pegunungan di Papua.

Akhirnya proses pengangkatan
yang terus-menerus akibat
sedimentasi dan disertai kejadian
tektonik bawah laut, dalam kurun
waktu jutaan tahun menghasilkan
pegunungan tinggi seperti yang
bisa dilihat saat ini.

Bukti bahwa Pulau Papua beserta
pegunungan tingginya pernah
menjadi bagian dari dasar laut
yang dalam dapat dilihat dari fosil
yang tertinggal di bebatuan
Jayawijaya. Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya,
dapat dilihat pada batuan
gamping dan klastik yang terdapat
di Pegunungan Jayawijaya. Karena
itu, selain menjadi surganya para
pendaki, Pegunungan Jayawijaya
juga menjadi surganya para
peneliti geologi dunia.

Sementara terpisahnya daratan
Australia dengan Papua oleh
lautan berawal dari berakhirnya
zaman es yang terjadi pada 15.000
tahun yang lalu. Mencairnya es
menjadi lautan pada akhirnya
memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.

“Masih banyak rahasia bebatuan
Jayawijaya yang belum tergali.
Apalagi, umur Pulau Papua ini
masih dikategorikan muda
sehingga proses pengangkatan
pulau masih terus berlangsung
hingga saat ini. Ini juga alasan
dari penyebutan Papua New
Guinea bagi Pulau Papua, yang
artinya adalah sebuah pulau yang
masih baru,” tambah peraih gelar
master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.

Sementara keberadaan salju yang
berada di beberapa puncak
Jayawijaya, diyakininya akan
berangsur hilang seperti yang
dialami Gunung Kilimanjaro di
Tanzania. Hilangnya satu-satunya
salju yang dimiliki oleh
pegunungan di Indonesia itu
disebabkan oleh perubahan iklim
secara global yang terjadi di
daerah tropis.


sumber
http://misteriusnya.blogspot.com/2012/07/sejarah-terbentuknya-pulau-papua.html?m=1
Diubah oleh arimanson 02-06-2013 10:34
0
9.7K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan