- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia ? Korup? Bodoh? atau Malah Jenius?
TS
achsar
Indonesia ? Korup? Bodoh? atau Malah Jenius?
Quote:
"MENGAPA ORANG INDONESIA TERPURUK TAPI MAJU, TUMBUH TAPI MATI ?"
Quote:
Buat adik2 SD, SMP, SMA, temen2 seperjuangan di Perguruan Tinggi, Pengusaha, Praktisi, Pekerja, Birokrat, Ibu-ibu, Agan2 yg masih nganggur, dan siapapun penghuni bumi Indonesia, trit ane mengambil poin bahasan utama dari artikel yang sangat menarik untuk dicermati nih, "MENGAPA (KEBANYAKAN) ORANG ASIA KURANG KREATIF DIBANDING ORANG BARAT ?"
BACA , GA AKAN RUGI GAN...
Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001)yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi best seller, mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang.
Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain).
Jadi pejabat yang bisa kaya raya (padahal gaji terbatas), jadi anggota parlemen atau kepala pemerintahan (pusat atau daerah) yang bisa kaya raya (padahal gaji terbatas menjadi cita2 banyak orang yang. Bagi banyak orang asia, berbagai cara halal haram dilakukan selama cita2 itu tercapai.
Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut.
Tak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir diterima sebagai sesuatu yang wajar.
Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada pengertian.
Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus-rumus tersebut.
Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.
Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain).
Jadi pejabat yang bisa kaya raya (padahal gaji terbatas), jadi anggota parlemen atau kepala pemerintahan (pusat atau daerah) yang bisa kaya raya (padahal gaji terbatas menjadi cita2 banyak orang yang. Bagi banyak orang asia, berbagai cara halal haram dilakukan selama cita2 itu tercapai.
Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut.
Tak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir diterima sebagai sesuatu yang wajar.
Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada pengertian.
Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus-rumus tersebut.
Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.
Quote:
Di dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sbb:
Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya.
Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang.
Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!"
Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau TIDAK TAHU!
Passion manusia adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi.
Mencipta, berkarya, & bukan sekedar numpang hidup (apalagi kepada negara).
Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya.
Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang.
Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!"
Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau TIDAK TAHU!
Passion manusia adalah anugerah Tuhan. Sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi.
Mencipta, berkarya, & bukan sekedar numpang hidup (apalagi kepada negara).
Quote:
Pesan TS, ayo kita semua saling introspeksi, saling mengingatkan, dan segera action mengubah wajah bangsa kita. Coba bayangin kalo sampe 20 tahun kedepan pergerakan kita masih berkutat pada pemberantasan korupsi, pemberantasan kemiskinan, pemilu cacat, dsb ? Mau jadi bangsa apa kita ini gan?
Yuk sama sama ubah sikap, ubah tindakan, ubah kebiasaan, dan pada akhirnya mengubah karakter bangsa,
Pasti cakep dah, jangankan 20 tahun kedepan, nih bulan depan aja muka bangsa kita bisa berubah gan, asal tindakan kita konkrit.
Ane yakin agan-agan Kaskuser pasti udah intelek lah untuk menerima artikel ini.. So, terakhir dari ane, siapapun anda, do your best at your role, respect the others, fight together!!!
Yuk sama sama ubah sikap, ubah tindakan, ubah kebiasaan, dan pada akhirnya mengubah karakter bangsa,
Pasti cakep dah, jangankan 20 tahun kedepan, nih bulan depan aja muka bangsa kita bisa berubah gan, asal tindakan kita konkrit.
Ane yakin agan-agan Kaskuser pasti udah intelek lah untuk menerima artikel ini.. So, terakhir dari ane, siapapun anda, do your best at your role, respect the others, fight together!!!
Quote:
komen terbaik akan dipajang TS di Post 2
Quote:
Rate Bintang 5 ya gan.. Biar banyak yang baca
Diubah oleh achsar 03-06-2013 13:30
0
3.2K
Kutip
55
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan