[MUST READ] 5 PENYEBAB AYAH KANDUNG rudapaksa ANAK SENDIRI
TS
Rankami
[MUST READ] 5 PENYEBAB AYAH KANDUNG rudapaksa ANAK SENDIRI
Nah.. kaskuser sekalian tentunya udah tidak asing lagi dengan berita-berita, kasus-kasus rudapaksaan dan pencabulan yang dilakukan oleh banyak kalangan mulai dari anak bau kencur masih 15th sampai dengan kakek2 usia di atas 50th.
Mayoritas kasus rudapaksaan/pencabulan dilakukan oleh orang deket. Tetangga, teman, bahkan orangtua kandung sendiri. Heran ya, kok bisa2nya seorang bapak kandung tega menggauli anaknya sendiri. Darah dagingnya sendiri. Bukannya melindunginya karena anaknya adalah aset masa depannya.
Berikut ini ada info 5 PENYEBAB AYAH KANDUNG rudapaksa ANAK SENDIRI.
Silahkan disimak.
Spoiler for Penyebab 1:
1. Ayah cabul hobi mengakses pornografi
Periode 2012 sampai Februari 2013, Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat ada enam kasus pencabulan sedarah yakni antara ayah dan anak kandungnya. Selama kasus-kasus ini disidik, penyidik mendapatkan fakta mengejutkan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, sebagian besar ayah cabul nekat melakukan aksi bejatnya lantaran terinspirasi dari situs-situs porno yang kerap mereka akses.
"Rata-rata pelaku itu sering mengakses situs-situs porno dengan menggunakan handphone mereka," ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (21/2).
Rikwanto menambahkan, fakta itu menunjukkan telah terjadi pergeseran kebiasaan. "Jadi sekarang tren-nya sudah bukan menonton melalui DVD lagi, tapi sudah memakai HP. Karena kan kalau media seperti internet kan bisa diakses kapan saja," jelas Rikwanto.
Spoiler for Penyebab 2:
2. Rumah sempit
Faktor sempitnya rumah juga ternyata menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pencabulan oleh ayah kandung. Rata-rata pemerkosaan itu terjadi di bilik sempit atau rumah petak.
Tidak ada privasi karena dalam rumah kecil semuanya bercampur. Ayah yang bejat moralnya akan terangsang melihat putri kandungnya tidur atau berganti pakaian saat mandi.
"Bisa jadi karena rumahnya kecil, kemudian letak kamar mandi yang berdekatan dengan ruang lainnya ditambah juga pembatas antara kamar mandi dengan ruangan yang lainnya tidak jauh jadi dari situ bisa timbul niat-niat yang tidak bagus," ujar Kombes Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, kamis (21/2).
Spoiler for Penyebab 3:
3. Istri tak ada di rumah atau tak mau melayani
Deden, ayah yang tega merudapaksa gadis anak kandungnya sendiri mengaku jarang dilayani istri. Begitu juga dengan ibu RI yang tak kuat melayani napsu suaminya.
Alasan itu membuat suami mencari pelampiasan. Para ayah bejat dengan tega melampiaskan nafsu binatang mereka pada anak kandung mereka.
"Kemudian, sang ibu yang juga sibuk bekerja di luar sementara sang ayah di rumah, lalu anaknya rata-rata perempuan dan sudah tumbuh bersama, si ayah sudah berikan jajan dari kecil dan hal itu lantas dimanfaatkan untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya," tutur Kombes Rikwanto.
Spoiler for Penyebab 4:
4. Latar belakang pendidikan dan spiritual yang lemah
Kombes Rikwanto menilai yang menambah peluang terjadinya tindak asusila ayah dan anak tersebut yakni latar belakang pendidikan. Mental dan spiritual yang minim juga mempengaruhi.
"Selain itu, situasi lingkungan yang permisif pun kuat memicu adanya tindakan asusila yang dilakukan seorang ayah terhadap anak kandungnya sendiri," tambah Rikwanto.
Seharusnya seorang ayah menjadi pembimbing dan teladan anak-anaknya. Bukan malah menjadi serigala buas yang memangsa anaknya sendiri. Tapi karena tak kuat iman, mereka tega merusak masa depan anak sendiri.
Penyebab ini seharusnya jadi poin no 1 nih bukan no 4.
Spoiler for Penyebab 5:
5. Faktor ekonomi lemah
Para ayah bejat melampiaskan nafsu mereka pada anak kandungnya sendiri. Seringkali faktor ekonomi menjadi penyebab mereka merudapaksa anak sendiri karena tidak mampu membayar PSK.
Ayah RI pun kerap merudapaksa RI jika sedang tak mampu membayar pramuria. Dengan tega dia melampiaskan nafsunya hingga RI meninggal karena tertular penyakit kotornya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan peristiwa tersebut banyak menimpa masyarakat dengan status ekonomi ke bawah.