- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
memahami fenomena kepribadian ganda


TS
jakarta6
memahami fenomena kepribadian ganda
moga ga repost 

Spoiler for :
Kepribadian ganda sering juga disebut sebagai Elter Ego, serinh juga disebut sebagai pemecahan kepribadian, adalah kondisi dimana kepribadian seorang individu terpecah, sehingga muncul kepribadian baru yang lain. atau lebih mudahnya, mempunyai dua kepribadian, biasanya, dua kepribadian ini saling bertolak belakang.
Spoiler for :
Banyak terapis yang berpikir kepribadian ganda adalah sesuatu yang nyata, namun bagi sejumlah ilmuwan klaim itu meragukan karena dianggap tidak banyak cukup bukti membuat sesorang bisa berkepribadian ganda.
Begini penjelasannya!
Kepribadian ganda disebut dengan istilah Dissociative identity disorder(DID) atau biasa juga disebut dengan multiple personality disorder. Seperti dilansir Scientific American, Rabu (5/10/2011), DID adalah bentuk parah dari sebuah proses mental yang terbelah, yang menghasilkan kurangnya koneksi dalam pikiran seseorang, ingatan, perasaan, tindakan atau identitas.
Penyebab umum DID adalah karena trauma parah selama usia dini pada anak. Trauma tersebut biasanya sangat ekstrem seperti kekerasan fisik, seksual atau kekerasan emosional secara berulang.
Penderita DID seringkali bingung secara tak terduga diantara berbagai kepribadian, di mana penderita DID tidak dapat mengontrol hal tersebut.
Menurut survei yang pernah dilakukan psikiater Colin Ross di Charter Hospital of Dallas tahun 1989, banyak bukti yang mendukung bahwa DID bukanlah sebuah kepura-puraan. Rata-rata penderita DID memiliki 16 kepribadian. Berbagai kepribadian itu berasal dari pasien berbagai usia, jenis kelamin, ras dan bahkan spesies.
Namun untuk mendiagnosa orang yang punya kepribadian ganda bukan hal mudah. Meskipun kepribadian ganda seseorang dapat diidentifikasi dari berubah-ubahnya tulisan tangan, pola suara, ukuran plus minus pada kacamata dan alergi.
Para pendukung gagasan kepribadian ganda juga mengatakan ada perbedaan biologis pada penderita DID dalam laju pernapasan, pola gelombang otak dan konduktansi kulit, serta ukuran gairah yang diterima.
"Diagnosa DID juga masih sangat sulit karena tulisan tangan dan suara orang bukan DID juga dapat bervariasi selama periode singkat, terutama setelah perubahan suasana hati," kata ahli fisiologi John J. B. Allen and Hallam L. Movius dari University of Arizona.
"Dan perbedaan dalam reaksi fisiologis, seperti gelombang otak atau konduktansi kulit, dapat juga disebabkan oleh perbedaan dalam suasana hati atau pikiran dari waktu ke waktu. Seseorang dengan DID hampir pasti mengalami perubahan psikologis yang dramatis pada seluruh situasi, sehingga akan mengejutkan jika fisiologi mereka tidak berubah," jelas Allen.
Review pada tahun 1999 oleh Lilienfeld juga menemukan antara 35-71 persen pasien DID juga telah didiagnosa mengalami borderline personality disorder. Petunjuk lain untuk diagnosa DID adalah bahwa, seseorang yang mengalami perkembangan ke arah DID sering memenuhi kriteria diagnosa untuk borderline personality disorder, gangguan bipolar dan kondisi lain yang ditandai dengan ketidakstabilan mental.
Yang menjadi permasalahan adalah konsekuensi hukum pada orang punya kepribadian ganda. Jika penderitanya tidak menyadari apa yang dilakukannya karena ia tidak menyadari perubahan perilaku dalam dirinya, maka jika ia dinyatakan memiliki kepribadian ganda bisa bebas di mata hukum.
Maka itu hingga kini masih terus dicari bukti-bukti kuat untuk mencari penyebab orang berkepribadian ganda.
Begini penjelasannya!
Kepribadian ganda disebut dengan istilah Dissociative identity disorder(DID) atau biasa juga disebut dengan multiple personality disorder. Seperti dilansir Scientific American, Rabu (5/10/2011), DID adalah bentuk parah dari sebuah proses mental yang terbelah, yang menghasilkan kurangnya koneksi dalam pikiran seseorang, ingatan, perasaan, tindakan atau identitas.
Penyebab umum DID adalah karena trauma parah selama usia dini pada anak. Trauma tersebut biasanya sangat ekstrem seperti kekerasan fisik, seksual atau kekerasan emosional secara berulang.
Penderita DID seringkali bingung secara tak terduga diantara berbagai kepribadian, di mana penderita DID tidak dapat mengontrol hal tersebut.
Menurut survei yang pernah dilakukan psikiater Colin Ross di Charter Hospital of Dallas tahun 1989, banyak bukti yang mendukung bahwa DID bukanlah sebuah kepura-puraan. Rata-rata penderita DID memiliki 16 kepribadian. Berbagai kepribadian itu berasal dari pasien berbagai usia, jenis kelamin, ras dan bahkan spesies.
Namun untuk mendiagnosa orang yang punya kepribadian ganda bukan hal mudah. Meskipun kepribadian ganda seseorang dapat diidentifikasi dari berubah-ubahnya tulisan tangan, pola suara, ukuran plus minus pada kacamata dan alergi.
Para pendukung gagasan kepribadian ganda juga mengatakan ada perbedaan biologis pada penderita DID dalam laju pernapasan, pola gelombang otak dan konduktansi kulit, serta ukuran gairah yang diterima.
"Diagnosa DID juga masih sangat sulit karena tulisan tangan dan suara orang bukan DID juga dapat bervariasi selama periode singkat, terutama setelah perubahan suasana hati," kata ahli fisiologi John J. B. Allen and Hallam L. Movius dari University of Arizona.
"Dan perbedaan dalam reaksi fisiologis, seperti gelombang otak atau konduktansi kulit, dapat juga disebabkan oleh perbedaan dalam suasana hati atau pikiran dari waktu ke waktu. Seseorang dengan DID hampir pasti mengalami perubahan psikologis yang dramatis pada seluruh situasi, sehingga akan mengejutkan jika fisiologi mereka tidak berubah," jelas Allen.
Review pada tahun 1999 oleh Lilienfeld juga menemukan antara 35-71 persen pasien DID juga telah didiagnosa mengalami borderline personality disorder. Petunjuk lain untuk diagnosa DID adalah bahwa, seseorang yang mengalami perkembangan ke arah DID sering memenuhi kriteria diagnosa untuk borderline personality disorder, gangguan bipolar dan kondisi lain yang ditandai dengan ketidakstabilan mental.
Yang menjadi permasalahan adalah konsekuensi hukum pada orang punya kepribadian ganda. Jika penderitanya tidak menyadari apa yang dilakukannya karena ia tidak menyadari perubahan perilaku dalam dirinya, maka jika ia dinyatakan memiliki kepribadian ganda bisa bebas di mata hukum.
Maka itu hingga kini masih terus dicari bukti-bukti kuat untuk mencari penyebab orang berkepribadian ganda.
Spoiler for :
CIri-ciri pengidap kepribadian ganda :
keempat ciri diatas yang paling mudah dikenali bahwa orang itu pengidap kepribadian ganda adalah mereka yang tidak mampu mengingat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya. Pengidap DID 98% mengalami amnesia. contoh nya ketika kepribadian aslinya kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.
- pengidapnya memiliki dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda.
- kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut dengan switching
- pengidapnya memiliki ketidakmampuan untuk mengungat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya
- gangguan-gangguan yang terjadi pada pengidapnya tidak disebabkan karena efek psikologis dari substansi, seperti alkohol, obat-obatan atau karena kondisi media seperti demam
keempat ciri diatas yang paling mudah dikenali bahwa orang itu pengidap kepribadian ganda adalah mereka yang tidak mampu mengingat informasi penting yang berhubungan dengan dirinya. Pengidap DID 98% mengalami amnesia. contoh nya ketika kepribadian aslinya kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.
Spoiler for Proses Terbentuknya Kepribadian Ganda:
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.
Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.
Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.
Proses Pertama: anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa. Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung. Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.
Proses Kedua, sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan.
Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.
Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya. Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.
Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.
Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.
Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.
Spoiler for Kasus Sybil Isabel Dorsett:
terdapat banyak kasus mengenai pengidap kepribadian ganda, salah satu nya yang di alami oleh Shirley Ardell Mason . Ia terungkap telah memiliki 16 kepribadianyang berbeda, diantaranya Clara, Marcia, Vanessa, Ruthi, Mike (pria), Sid (pria) dan lain sebagainya.
Cornelia Wilbur, psikolog yang memeriksanya mengatakan, "16 identitas yang dimiliki Shirley berasal dari trauma masa kecil akibat sering disiksa oleh ibunya". Kisahnya diceritakan oleh Cornelia Wilbur dan dijadikan buku yang menjadi Best seller pada tahun 1973. Dalam buku itu, nama Shirley disamarkan menjadi Sybil Isabel Dorsett untuk menyembunyikan identitasnya
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.
Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium Pbaikhal (serum kejujuran) dalam terapinya.
Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.
Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction yang pernah saya posting sebelumnya.
Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.
Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi. Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.
Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.
Menurut Dr.Philip M Coons:
"Hubungan antara penyiksaan atau trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil"
Pengetahuan mengenai kepribadian ganda banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false memory, maka runtuhlah seluruh teori dissosiasi dalam hubungannya dengan kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda sesungguhnya tidak pernah ada.
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan saya percaya kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?
Cornelia Wilbur, psikolog yang memeriksanya mengatakan, "16 identitas yang dimiliki Shirley berasal dari trauma masa kecil akibat sering disiksa oleh ibunya". Kisahnya diceritakan oleh Cornelia Wilbur dan dijadikan buku yang menjadi Best seller pada tahun 1973. Dalam buku itu, nama Shirley disamarkan menjadi Sybil Isabel Dorsett untuk menyembunyikan identitasnya
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.
Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium Pbaikhal (serum kejujuran) dalam terapinya.
Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.
Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction yang pernah saya posting sebelumnya.
Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.
Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi. Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.
Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.
Menurut Dr.Philip M Coons:
"Hubungan antara penyiksaan atau trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil"
Pengetahuan mengenai kepribadian ganda banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false memory, maka runtuhlah seluruh teori dissosiasi dalam hubungannya dengan kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda sesungguhnya tidak pernah ada.
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan saya percaya kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?


kakekane.cell memberi reputasi
1
4.7K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan