Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

radenpenggingAvatar border
TS
radenpengging
[sisi lain] Di Sudan, Perwira Kopassus Disuguhi Air Bekas Kuda
Jakarta - Bukan tugas mudah untuk menjaga
perdamaian dunia tanpa boleh menggunakan
kemampuan tempur saat menghadapi ancaman
dan serangan terhadap nyawa. Tapi para
prajurit TNI umumnya mampu mengambil hati
masyarakat setempat, selain tetap memegang
teguh prinsip kenetralan sebagai pasukan Baret
Biru.
Saat bertugas di Sudan, yang dilanda perang
saudara berkepanjangan, pada 2006, Mayor
Umar punya kisah menarik. Menurut kesaksian
perwira Kopassus itu, salah satu persoalan
kekerasan yang menonjol di sana adalah
pemerkosaan dan pembunuhan.
Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk
memasak pun tak ada yang berani mencarinya
ke pinggiran hutan. Kaum lelaki memilih tinggal
di rumah karena kalau tertangkap bisa dibunuh
milisi Janjaweed. “Sementara kalau perempuan
yang pergi, mereka pasti dirudapaksa,” tutur Umar
seperti tertuang dalam buku “Kopassus untuk
Indonesia” edisi revisi, 2013, yang ditulis Iwan
Santosa dan E.A Natanegara.
Sebagai tentara dari negeri muslim terbesar di
dunia, ia merasa beruntung karena Sudan pun
sebagian penduduknya beragama Islam. Mereka
jadi tak terlalu sulit untuk didekati. Bahkan
untuk menunjukkan penghormatan terhadap
tamunya yang muslim, ada warga yang
menyuguhi Umar air minum. Air di negeri yang
kerontang itu menjadi aset paling berharga.
“Sayangnya air minum berwarna kecokelatan
dan diambil dari tempat dimana kuda mereka
juga minum,” tuturnya.
Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah,
sambil menahan nafas ia pun terpaksa
meminumnya. Tapi di kali berikutnya, dia punya
trik agar terhindar dari penghormatan yang
amat berisiko menimbulkan sakit perut
tersebut. “Saya selalu mengaku sedang puasa
kalau sedang melakukan kunjungan.”
***
Lain lagi dengan Mayor Yudha Airlangga yang
tergabung dalam batalyon mekanis Kontingen
Garuda XXII-A di selatan Libanon-Israel. Suatu
hari seorang anak Libanon melemparkan batu ke
arah pasukan Israel yang tengah berpatroli, dan
ada yang merusak pagar perbatasan. Si anak
pun langsung ditangkap.
Tapi pasukan asal Indonesia tak tinggal diam.
Seraya membujuk tentara Israel agar bersedia
melepas anak-anak berusia 15 tahun itu, orang
tua dan kepala desanya dipanggil untuk
dinasehati agar menjaga anak-anak mereka
tidak mengulangi perbuatan.
Hal lain yang nyaris tak pernah dilakukan
pasukan dari negara lain, para prajurit
Indonesia, kata Yudha, selalu berusaha
tersenyum dan memberi salam setiap kali
berpapasan dengan penduduk setempat. “Tapi
kita tidak melupakan segi keamanan. Jangan
sampai kebablasan terlalu dekat dengan warga
tertentu karena bisa dianggap tak netral,”
ujarnya.
Toleransi dan kemampuan diplomasi para
prajurit Indonesia itu pernah dimanfaatkan
untuk menyelamatkan 60 anggota pasukan asal
Spanyol yang disandera Hizbullah. Mayor
Achmad Fauzi ditugasi untuk bernegosiasi
dengan Hizbullah agar berkenan membiarkan
pasukan Spanyol kembali ke markas.
“Kami orang Libanon sebenarnya tidak
menghargai dan menghormati UNIFIL karena
mereka tidak berpihak secara adil. Tapi kami
melakukan ini karena sangat menghormati Anda
orang Indonesia,” tutur Fauzi menirukan
pernyataan para tokoh Hizbullah.
SUDRAJAT

source: http://m.harian.detik..com/read/2013/05/26/060000/2255877/1452/di-sudan-perwira-kopassus-disuguhi-air-bekas-kuda

...dulu keknya ada treat tentang konga, perlu di idupin keknya plus poto poto humanis buat kick back para sales hamburger
0
19.7K
33
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan