Anggota Komisi X Ragu Kelulusan UN Hasil Kejujuran Siswa
TS
BlackHirang
Anggota Komisi X Ragu Kelulusan UN Hasil Kejujuran Siswa
Spoiler for :
Spoiler for berita:
Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan tingkat kelulusan Ujian Nasional SMA se-Indonesia sebesar 99,8 persen atau sekitar 1.573.036 siswa. Anggota komisi X Dedi Gumilar, meragukan bahwa hasil yang diperoleh bisa dibenarkan secara kualitatif siswa telah jujur.
"Saya tidak percaya kelulusan itu murni 99 persen dalam konteks kualitatif, bahwa betul-betul mereka murni, jujur bisa lulus 99 persen. Saya tidak percaya," kata anggota komisi X DPR Dedi Gumilar, saat dihubungi, Jumat (24/5/2013).
Menurutnya, kalau melihat angka hasil UN memang menggembirakan sebesar 99,8 persen, tapi kalau melihat substansinya secara kualitatif justru menyedihkan.
"Apa betul kita percaya bahwa UN itu 99 persen dari Sabang sampai Merauke seperti itu? Apa benar SMA 6, 70, 3, 8 Jakarta sama dengan SMA di Sorong Papua. Nilai 8 dan 9 mereka di Jakarta, apa sama dengan nilai 8 atau 9 anak SMA di Papua. Apakah secara kualitatif sama, ini yang jadi persoalan," kritik politisi PDIP itu.
Karenanya menurut politisi yang akrab disapa Miing itu, tujuan pendidikan tidak hanya meluluskan anak didik saja, tapi juga membangun watak dan karakter. Dalam watak anak, selain cerdas, ada kejujuran.
"Saya kira kalau itu yang dicita-citakan oleh pemerintah hanya angka, sudah tercapai. Pak Nuh (Mendikbud) tak bisa bicara lagi adanya kegagalan UN tidak mengurangi semangat anak-anak belajar, sehingga lulus ada guru yang meluluskan," lanjutnya.
Miing beragumen, keraguannya atas hasil UN secara kualitatif itu didasari karena pelaksanaan yang cenderung tidak jujur.
"Guru banyak yang nangis ke kita, tertekan kepsek, kepsek nangis karena ditekan kepala dinas, kepala dinas cerita kalau ditekan oleh atasan," ucapnya.
"Pemerintah tengah mempersiapkan anak-anak yang tidak jujur ke depan. Dunia pendidikan menentukan masa depan bangsa. Kalau ke depan banyak koruptor, jangan salahkan anak-anak itu, karena pemerintah menyiapkan anak-anak yang tidak jujur," imbuh Miing.
Menurutnya, akibatnya peserta didik menjadi korban dan guru menjadi kambing hitam. "Menteri hanya mencari pembenaran demi pembenaran, silahkan M Nuh tanggung jawab kepada Allah," kritiknya