Tahi Lalat
Di sebuah Rumah Sakit para Jururawat sibuk
mendiskusikan seorang pasien yang bernama Oom
Bonnie. Menurut Jururawat yang satu, jumlah tahi lalat
Oom Bonnie ada sembilan, menurut yang lain paling
sedikit ada lima belas, sementara ada yang memastikan
sekurang-kurangnya ada dua puluh empat biji. Akhirnya
mereka sepakat untuk menanyakan ke suster kepala.

" Kalian salah ingatan semua ", sahut suster kepala, "
Yang sembilan milik Dokter jaga tadi, yang lima belas milik
anak muda kamar sebelah, sedang yang dua puluh empat
jumlahnya milik Direktur Rumah Sakit in

Alkisah tersebutlah masyarakat Minang Kabau yang kuat
dengan adat-istiadatnya, sampai-sampai adat Minang
Kabau selalu dikaitkan dengan kaedah agama Islam.
Pada suatu ketika, seorang anak muda akan pergi
merantau ke pulau Jawa. Sebelum berangkat, sianak
dititipin pesan oleh sang ibu agar sianak pandai-pandai
menjaga diri di rantau orang.
Ibu: "Wahai anakku, kalau kamu benar-benar mau
merantau, ingatlah selalu pesan orang tua-tua di Minang.
Anak : Apa itu wahai ibuku?
Ibu : Jan tinggakan shalat kacuali Lupo (jangan
tinggalkan shalat kecuali lupa),
Anak : apalagi ya ibuku?
Ibu : Jan mancilok kacuali Tapaso (jangan mencuri
kecuali terpaksa.
Anak : terus, apalagi ibu?
Ibu : jan bazina kacuali suko samo suko (jangan berzina
kecuali suka sama suka)
Anak : ooooo....git ya bu.Hehhehehehehehehehehehe.
Kalau begitu aku akan selalu mengingat pesan ibu.
Maka berangkatlah sianak dengan memegang teguh
pesan ibunya tersebut.
Setelah beberapa tahun berlalu, sang ibu mendatangi
anaknya ditanah Jawa dan mendapatkan sianak dalam
keadaan yang sangat diluar perkiraan si Ibu. Siibu sangat
marah sekali melihat kenyataan tersebut.
Ibu : Anakku, kamu sangat mengecewakan ibumu,
karena semua larangan adat dan agama kita kamu
kerjakan.
Anak : Lho, kok gitu wahai ibuku, aku merasa tidak ada
berbuat seperti yang ibu perkirakan.
Ibu : Apakah kamu mengerjakan shalat?
Anak : Tidak Ibu?
Ibu : Kenapa?
Anak : Awak lupo Bu (saya lupa bu)?
Ibu : Apakah benar kamu mendapat kekayaan ini dari
hasil mencuri?
Anak : benar ibu.
Ibu : kenapa?
Anak : Karano awak tapaso bu (karena saya terpaksa
bu).
Ibu : Apa benar perempuan ini teman kumpul kebomu,
dan tidak kamu nikahi?
Anak : Benar bu.
Ibu : Kenapa?
Anak : Karano kami suko samo suko ibu (karena kami
suka sama suka, Bu.
Ibu : Nah, benarkan, kamu telah melanggar ajaran adat
dan agama kita.
Anak : Saya merasa tidak melanggarnya wahai ibu
(dengan penuh percaya diri).
Ibu : Buktinya..........
Anak : Bukankah dulu Ibu berpesan kepada saya seperti
apa yang telah saya lakukan. Kalau Shalat tidak saya
kerjakan karena saya lupa, saya mendapat kekayaan dari
mencuri karena saya terpaksa, dan saya mempunyai
teman kumpul kebo karena kami suka sama suka. Nah
apalagi ibu?
Ibu : Dasar otak malin kundang kau,durhakalah kau.
Anak : yaaaaaaaaaa, bundooooooo!!!!!!!!!