Mengenal Bono, si Gelombang Hantu dari Riau (pict +++)
TS
canaariekop
Mengenal Bono, si Gelombang Hantu dari Riau (pict +++)
Hai agan-agan yang baik hati, cuma sekedar share info aja..
Apa agan pernah denger ombak yang ada di sungai?
To the point aja ya gan,..
Cekitbroot....
Spoiler for Info nye:
Di Provinsi Riau, tepatnya di Kuala Kampar, terdapat suatu fenomena alam yang menjadi daya tarik wisata. Fenomena alam tersebut adalah Gelombang Bono, yang akan segera terdaftar masuk dalam rekor dunia.
Fenomena alam ini terjadi di Sungai Kampar, dan merupakan peristiwa bertemunya aliran air sungai dan air laut di muara sungai. Pertemuan ini menghasilkan gelombang dan ombak besar bergulung-gulung dan bergerak dari muara menuju ke arah hulu.
Gelombang Bono juga terkenal dengan sebutan Seven Ghost (Gelombang Tujuh Hantu) dikarenakan gelombang yang dihasilkan bisa mencapai tujuh gelombang berurutan dan menciptakan kubah layaknya ombak laut. Keunikan lainnya dari Bono adalah saat air laut bertemu dengan aliran sungai, akan terjadi gelombang tinggi disertai dentuman keras seperti suara guntur diiringi hembusan angin kencang. Gelombang ini bisa mencapai tinggi empat hingga enam meter dengan kecepatan 40 kilometer per jam.
Bagi masyarakat sekitar, selain menjadikan fenomena ini sebagai obyek wisata, mereka juga kerap menggunakan Bono sebagai sarana adu ketangkasan dengan bermain perahu dan selancar di atasnya. Sampai saat ini, telah banyak orang menjajal dahsyatnya berselancar dengan gelombang Bono, mulai dari peselancar nasional dan internasional.
Beberapa peselancar internasional yang sudah pernah berselancar dengan gelombang Bono berasal dari Prancis, Brasil, Inggris, Jerman, Kanada, Belgia, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan banyak lagi.
Rencananya, Steve King, seorang peselancar asal Inggris, akan menjajal gelombang ini. King akan mengarungi Bono sekaligus memecahkan rekor berselancar dengan jarak tempuh terpanjang dan terlama, yang nantinya akan dicatatkan pada Guinness World Records.
Untuk melihat fenomena Bono, perjalanan yang harus dicapai tidak mudah. Dari Pekanbaru, terlebih dahulu Anda harus menuju Pangkalan Kerinci sejauh 70 kilometer, kemudian menyewa speed boat menuju Desa Pulau Muda dan memakan perjalanan kira-kira 5 jam, sambil menyusuri Sungai Kampar.
Spoiler for Kronologis nye:
Proses Terjadinya Ombak Bono (Bono Wave)
Ombak Bono yang terjadi di Sungai Kampar terjadi biasanya pada saat pasang naik terjadi di laut. Air pasang tersebut kemudian menju ke Sungai Kampar. Selanjutnya kecepatan dari arus di Sungai Kampar akan berbenturan dengan air pasang naik dari laut sehingga terjadilah gelombang yang dinamakan Bono Wave tersebut. Bono hanya akan terjadi apabila air laut pasang, semakin besar air pasang yang terjadi di laut, maka kemungkinan Bono Wave yang terjadi akan semakin besar pula. Faktor hujan yang akan meningkatkan debit air sungai juga akan mempengaruhi besarnya gelombang Bono yang terbentuk. Bisa dibayangkan apabila kondisi curah hujan tinggi dan air pasang di laut cukup besar, maka kondisi Bono Wave juga akan semakin lebih besar lagi.
Sebelum terjadinya gelombang Bono, biasanya akan diawali dengan bunyi seperti desingan, selanjutnya akan terdengar bunyi gemuruh air. Bunyi gemuruh tersebut semakin lama akan semakin keras dan muncul lah gelombang besar yang disebut dengan Bono Wave tersebut. Kecepatan dari gelombang ombak Bono mencapai 40 km/jam. Ombak ini mampu memasuki ke arah hulu sungai berkilo-kilo meter jauhnya. Biasanya mampu mencapai jarak sekitar 60 km ke arah hulu dan akan berakhir di daerah Tanjung Pungai. Jumlah gelombang Bono tersebut cukup banyak dan beriringan. Terkadang di tepi sungai dan terkadang juga bisa terjadi di tengah sungai. Bono yang terbesar biasanya akan terjadi ketika musim penghujan tiba, dimana debit air Sungai Kampar akan naik. Pada hitungan bulan biasanya akan terjadi di bulan November dan Desember.
Menurut masyarakat sekitar, Bono biasanya akan terjadi pada setiap tanggal 10-20 bulan Melayu tahun Arab, atau yang biasa disebut penduduk sebagai ‘Bulan Besar’ ataupun ‘Bulan Purnama’. Sementara untuk gelombang Bono yang besar biasanya akan terjadi pada tanggal 13-16 bulan Melayu tahun Arab tersebut. Gelombang yang terbentuk umumnya berwarna putih dan coklat, sesuai dengan warna air sungai. Bono juga akan terjadi pada setiap ‘bulan mati’ atau akhir bulan dan awal bulan dari tahun Arab.
Sebenarnya kedalam sungai di sekitar terjadinya gelombang Bono tersebut tidak lah dalam. Hanya sekitar 1 sampai 2 meter saja, dengan bagian-bagian alur tertentu yang memiliki kedalaman sekitar 10 hingga 15 meter sebagai tempat lewatnya transportasi kapal. Akibat adanya Bono, alur tersebut sering berpindah-pindah. Sehingga untuk kapal-kapal yang melewati daerah ini harus menggunakan orang yang mengetahui alur sungai, atau biasa disebut dengan tekong.
Ombak Bono biasanya akan terjadi pada muara sungai yang kondisnya lebar dan dangkal kemudian menyempit setelah berada di dalam sungai. Bentuk dari muara sungai yang menguncup tersebut menyerupai huruf “V” atau corong. Selanjutnya akan didukung dengan kondisi sungai yang mendangkal akibat terjadinya erosi alami. Pertemuan dua arus yakni arus sungai dan laut di lokasi ini akan menyebabkan Bono Wave. Namun tidak semua muara sungai yang berbentuk V dangkal akan dapat memicu terjadinya Tidal Bore. Karena hal lainnya juga dipengaruhi oleh adanya faktor tinggi pasang-surut air laut.