ularrAvatar border
TS
ularr
Wakil Menteri ESDM Resmikan SPBG Eco Station Mampang
KAMIS, 16 MEI 2013 14:11 WIB


JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo didampingi Direktur Utomo PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan meresmikan pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Eco Station Mampang. Beroperasinya SPBG ini merupakan implementasi program diversifikasi energy bahan bakar minyak ke gas khususnya disektor transportasi.

“Peresmian SPBG ini membuktikan kalau Kementerian ESDM mengkonversi BBM ke BBG bukan "omdo", bukan omong doang, tetapi sudah kita buktikan salah satu SPBG yang sudah dibangun aga lama akhirnya berhasil di revitalisasi dengan kerjasama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pertamina dan bantuan hibah Pemerintah Korea Selatan dan disupport oleh kita semua termasuk dari pemilik pipa yaitu PGN sehingga gasnya bisa teralirkan, jangan sampai, ini hari kita resmikan kemudian dua hari kemudian besok "meninggal" gasnya,” tutur Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo dalam sambutannya, Kamis, (16/5/2013).

“Saya sudah mewanti-wanti direksi PGN agar kesepakatan untuk mengalirkan gasnya bisa berjalan dengan baik karena konversi BBM ke BBG ini bukan hanya serius tetapi dua rius, sampai-sampai Kementerian ESDM membentuk Tim percepatan BBM ke BBG yang dipimpin oleh Profesor Wiratmaja Staf Ahli Menteri yang tugasnya mengejar-ngejar progress percepatan konversi BBM ke BBG,” imbuh Susilo.

Konversi BBM ke BBG merupakan salah satu dari empat program prioritas terkait minyak dan gas bumi tahun 2013 Kementerian ESDM untuk mengurangi subsidi BBM yang setiap tahun terus meningkat dan membebani keuangan negara. " Program BBM ke BBG meruapakan program pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM yang tahun ini bisa mencapai Rp 250 triliun, atau setara dengan Rp 250.000 milyar," ujar Susilo.

Menurut Wamen, “ketergantungan terhadap BBM itu sangat tinggi, perhari kita membutuhkan BBM 1,4 juta barel per hari sedangkan produksi kita cuma 850.000 barel per hari, yang bisa diolah pertamina 650.000 barel per hari lainnya terpaksa harus diekspor karena tidak bisa diolah dan salah satu cara untuk mengurangi konsumsi BBM yang tidak mungkin bisa turun itu adalah konversi BBM ke BBG. Akhir tahun 2013 kita rencanakan akan mempunyai 30-40 SPBG di seluruh Jabodetabek karena itu kita minta pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memeberikan perijinannya”.

Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan menyatakan, SPBG Mampang yang merupakan hasil program revitalisasi yang dijalankan perusahaan untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk mendiversifikasi energi di Indonesia. Revitalisasi ini merupakan pilot project yang dilakukan antara Pertamina dengan sejumlah pihak yaitu Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Korea Selatan.

Revitalisasi SPBG Mampang yang memiliki kapasitas gas sebesar 0.5 juta standard metric kubbik per hari (MMSCFD) merupakan aksi korporasi Pertamina, lanjut Karen, dilakukan sebagai bentuk dukungan Pertamina dan juga Pemprov DKI Jakarta dalam upaya membantu pemerintah pusat mewujudkan hasil konvensi PBB terkait perubahan iklim, dengan salah satu komitmen yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia adalah program penggunaan energi ramah lingkungan atau Program Langit Biru.

Program Langit Biru yang pernah digerakkan sebelumnya merupakan program yang berkesinambungan dengan program diversifikasi BBM ke BBG yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden No.64 tahun 2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga BBG CNG untuk transportasi. Pertamina sebagai BUMN energi nasional, mendapat tugas sebagai pelaksana penyediaan dan pendistribusian bahan bakar CNG tersebut.

Sebagai pelaksana tugas tersebut, Pertamina kemudian menggandeng Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan pilot project mengingat DKI Jakarta merupakan wilayah dengan konsumsi BBM paling besar di negeri ini. "Kami juga melihat bahwa kebijakan ini tepat diterapkan di wilayah DKI Jakarta karena sejalan dengan rencana penambahan jumlah armada bus Trans Jakarta yang ditetapkan oleh Pemprov DKI yang di satu sisi membutuhkan ketersediaan BBG CNG dan infrastruktur SPBG yang memadai".

Dengan dioperasikannya hasil revitalisasi SPBG Mampang ini, diharapkan kebutuhan BBM CNG Bus TransJakarta khususnya, terutama yang beroperasi di wilayah Jakarta Selatan akan dapat terpenuhi dengan lebih baik lagi. Dan tentunya, Pertamina juga akan terus melakukan upaya serius untuk mengembangkan SPBG lain baik yang didanai oleh APBN maupun yang akan kita lakukan sebagai aksi korporat. (SF)
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 2 suara
PERTAMAK no
ayo d komeng
50%
agan2 pasti jarang liat posting ini
50%
0
1.9K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan