- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bubble Properti Gak Bakal Terjadi di Indo Hingga 2018, Ini Alasannya


TS
CrashCourse
Bubble Properti Gak Bakal Terjadi di Indo Hingga 2018, Ini Alasannya
Sumber:Info Jual Beli Rumah
Pernyataan Bank Dunia yang mengatakan bahwa pasar properti di Indonesia mengalami bubble dan berpotensi untuk meletus, terlalu mengada-ada. Pasar properti Indonesia memang mengalami kenaikan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pembangunan proyek-proyek properti pun melejit beberapa tahun terakhir. Namun hal yang terjadi bukanlah bubble melainkan over value.
Terdapat perbedaan prinsip dalam kedua istilah tersebut. Fundamental pasar properti Indonesia sangat berbeda dengan pasar properti di negara lain. Dan itu yang dilupakan oleh Bank Dunia.
Beberapa hal yang mendasar yang diyakini tidak akan memberikan dampak bubble di Indonesia:
Pasar properti di Indonesia mengalami kenaikan permintaan dan pertumbuhan harga yang tinggi lebih dikarenakan siklus alamiah properti yang sedang dalam tren naik. Tahun 2009 siklus properti Indonesia memasuki tahap percepatan dan diperkirakan tahun 2013 mencapai titik tertinggi dengan kemungkinan terjadinya perlambatan pasar. Perlambatan ini telah dirasakan memasuki awal tahun 2013 dengan mulai melambatnya pertumbuhan harga dan mulai berkurangnya proyek-proyek baru yang dibangun relatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan KPR yang tinggi merupakan gambaran permintaan pasar konsumen yang tinggi, khususnya end user, karena sebesar 75% pengguna KPR merupakan end user. Dengan demikian, pasar konsumen relatif lebih nyata dibandingkan pasar investor yang merupakan pasar semu. Namun demikian, aktivitas pasar investor pun mulai melambat.
Peranan konsumen investor sangat mempengaruhi peningkatan pasar properti yang tinggi, namun memasuki tahun 2013, pasar relatif sudah menunjukkan kejenuhan karena harga yang telah terlalu tinggi dan yang terjadi adalah over value, bukan bubble.
Harga yang terlalu tinggi di pasar primer menyebabkan tidak terjadinya keseimbangan pasar wajar, karena harga di pasar sekunder ternyata lebih rendah. Over value terjadi bila harga di pasar primer dibandingkan harga sekunder terjadi perbedaan 15%-20%. Hal ini menyebabkan pasar akan bergerak ke keseimbangan pasar baru di tahun 2013.

Baca Juga Artikel Ini:
Asuransi Kredit, Solusi KPR Bagi Wirausaha
Indonesia Tidak Akan Alami Bubble Properti
Promosikan Keramik Nasional, Keramika 2013 DiGelar
Bubble No Way,,,
Pernyataan Bank Dunia yang mengatakan bahwa pasar properti di Indonesia mengalami bubble dan berpotensi untuk meletus, terlalu mengada-ada. Pasar properti Indonesia memang mengalami kenaikan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pembangunan proyek-proyek properti pun melejit beberapa tahun terakhir. Namun hal yang terjadi bukanlah bubble melainkan over value.
Terdapat perbedaan prinsip dalam kedua istilah tersebut. Fundamental pasar properti Indonesia sangat berbeda dengan pasar properti di negara lain. Dan itu yang dilupakan oleh Bank Dunia.
Beberapa hal yang mendasar yang diyakini tidak akan memberikan dampak bubble di Indonesia:
Pasar properti di Indonesia mengalami kenaikan permintaan dan pertumbuhan harga yang tinggi lebih dikarenakan siklus alamiah properti yang sedang dalam tren naik. Tahun 2009 siklus properti Indonesia memasuki tahap percepatan dan diperkirakan tahun 2013 mencapai titik tertinggi dengan kemungkinan terjadinya perlambatan pasar. Perlambatan ini telah dirasakan memasuki awal tahun 2013 dengan mulai melambatnya pertumbuhan harga dan mulai berkurangnya proyek-proyek baru yang dibangun relatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan KPR yang tinggi merupakan gambaran permintaan pasar konsumen yang tinggi, khususnya end user, karena sebesar 75% pengguna KPR merupakan end user. Dengan demikian, pasar konsumen relatif lebih nyata dibandingkan pasar investor yang merupakan pasar semu. Namun demikian, aktivitas pasar investor pun mulai melambat.
Peranan konsumen investor sangat mempengaruhi peningkatan pasar properti yang tinggi, namun memasuki tahun 2013, pasar relatif sudah menunjukkan kejenuhan karena harga yang telah terlalu tinggi dan yang terjadi adalah over value, bukan bubble.
Harga yang terlalu tinggi di pasar primer menyebabkan tidak terjadinya keseimbangan pasar wajar, karena harga di pasar sekunder ternyata lebih rendah. Over value terjadi bila harga di pasar primer dibandingkan harga sekunder terjadi perbedaan 15%-20%. Hal ini menyebabkan pasar akan bergerak ke keseimbangan pasar baru di tahun 2013.

Baca Juga Artikel Ini:
Asuransi Kredit, Solusi KPR Bagi Wirausaha
Indonesia Tidak Akan Alami Bubble Properti
Promosikan Keramik Nasional, Keramika 2013 DiGelar
Bubble No Way,,,

Diubah oleh CrashCourse 15-05-2013 10:39
0
5.2K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan