Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

keteklubauAvatar border
TS
keteklubau
Anak yang Sakit Itu Terbaring di Setang Sepeda


JAKARTA, KOMPAS.com - Hari masih pagi, ketika Soekarna mengayuh sepedanya dengan perlahan di Jalan Jagakarsa, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (15/5/2013). Soekarna harus berhati-hati membawa sepedanya karena anaknya yang berumur empat tahun terbaring di stang sepedanya.

Selembar plastik hitam menutupi badan bocah itu untuk melindungi dari curahan air hujan, yang saat itu gerimis mengguyur jalanan Ibu Kota yang dilewati Soekarna. Kaki mungil sang anak terjuntai tak bertenaga di atas tumpukan kertas yang menjadi alas badannya.

Seorang pengendara motor berjalan lambat sejajar kepada Soekarna. "Maaf pak, kenapa anaknya kok ditutup kantung kresek?" tanya si pengendara motor.

Dengan lirih, Soekarna menjawab, "Anak saya sakit, tapi saya tidak punya uang." Terpancar ekspresi kebingungan di raut wajahnya.

Lelaki asal Tasikmalaya, Jawa Barat, itu kebingungan bagaimana mengobati anaknya yang sakit. Tak mudah memang bagi warga miskin seperti dirinya ketika didera masalah kesehatan. Si pengendara motor kemudian memberikan sedikit uang kepada Soekarna dengan tujuan agar anaknya yang sakit segera dibawa berobat.

Soekarna terus mengayuh sepedanya, melaju dari arah Setu Babakan menuju Pasar Minggu. Jika di bagian depan sepedanya terbaring anaknya yang sakit, maka di bagian belakang (boncengan) sepedanya penuh dengan berbagai barang bawaan. Ada tumpukan kardus, sangkar burung yang telah rusak dan sebuah tas lusuh menemani perjalanannya.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Khlwp

---

kasian banget emoticon-Berduka (S) . mudah-mudahan anaknya udah dapet pengobatan



TAMBAHAN

Foto Bapak Bersepeda dengan Balita di Setang Sepeda Jadi Perhatian Kemensos

Jakarta - Dua staf Kementerian Sosial (Kemensos) itu akhirnya menemukan yang mereka cari. Di sebuah kampung padat penduduk di kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan itu, mereka menemukan seorang bapak berusia 48 tahun. Mereka mencari pria itu untuk memberi bantuan, gara-gara foto bapak itu nongol di headline sebuah media cetak di Jakarta.

Sekitar pukul 14.00 WIB, Kamis (16/5/2013) dua staf yang mengenakan seragam warna hitam bertuliskan 'Kemensos RI' itu tiba di rumah pria yang bernama Sapto Sunardo itu. Dari wajahnya, dua staf - seorang perempuan dan seorang lelaki - itu terlihat lelah. "Saya mencari bapak ini muter-muter sejak pukul 09.00 WIB," kata salah seorang dari mereka kepada detikcom di kediaman Sapto.

Mereka mendapat perintah khusus untuk mencari bapak tersebut untuk memberi bantuan. Maklum, di media cetak tersebut, disebutkan pria yang mengayuh sepeda dengan anak balitanya di setang sepeda itu tidak punya uang dan kesulitan membawa anaknya yang sedang sakit ke dokter. Di foto tersebut, sang balita tampak terlentang tak berdaya di setang sepeda dan ditutupi plastik warna hitam. Saat itu, gerimis sedang turun. Bahkan diceritakan juga ada pengendara sepeda motor yang kemudian memberi bantuan kepada bapak tersebut.

Cerita miris itulah yang sontak membuat pejabat Kemensos terenyuh. Tak perlu lama, pejabat Kemensos meminta stafnya untuk mencari bapak tersebut. Dengan berboncengan sepeda motor, kedua staf Kemensos menelusuri dari satu kelurahan ke kelurahan lain di kawasan Jagakarsa, sampai akhirnya mendapat informasi bahwa bapak itu beralamatkan di Ciganjur.

Mereka mengaku sempat kesulitan mencari bapak itu, karena informasi dari media cetak tersebut pria itu bernama Sukarna. Tapi setelah mereka menemukan alamat rumah bapak itu dan berbincang dengan keluarganya, ternyata pria itu bernama Sapto Sunardo. Tapi keduanya bersyukur, setelah berkeliling lima jam, akhirnya mereka menemukan rumah Sapto. Rumah Sapto berada di gang selebar 2 meter, sekitar 200 meter dari jalan raya.

Setelah melepas lelah barang sesaat, dua staf Kemensos itu melihat-lihat rumah Sapto. Mereka ingin memastikan apakah benar Sapto miskin dan sangat memerlukan bantuan. Dua petugas Kemensos itu pun tampak memotret rumah Sapto. Keduanya agak terkejut. Karena sebenarnya rumah Sapto yang berukuran 8 x 9 meter itu masih cukup layak, meski sangat sederhana. Rumah Sapto juga milik pribadi dengan bangunan permanen berlantai tegel.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Sapto dengan sepeda ontelnya tiba di rumahnya. Sapto yang sebagian rambutnya sudah beruban itu sebenarnya pulang ke rumah untuk menunaikan salat Asar. Setelah menyandarkan sepeda dan menurunkan anak balitanya dari keranjang di bagian setangnya, Sapto yang mengenakan baju warna bitu dan berpeluh itu pun menemui dan berbincang-bincang dengan dua staf Kemensos itu.

Staf Kemensos itu menanyakan kondisi anak dan rumah Sapto. Dari bincang-bincang itu diketahui bahwa anak Sapto itu bernama Darmawan Santoso, umurnya baru 2,5 tahun. "Kalau sakit ke Puskesmas saja, Pak. Sekarang bisa gratis," ujar salah seorang dari mereka. Namun, Sapto mengaku tak perlu ke Puskesmas, karena si anak sudah sehat, "Sudah sehat kok, kemarin sudah ke dokter Datok," jawab Sapto.

Setelah melihat kondisi Sapto dan keluarganya aman, kedua petugas itu pun meninggalkan rumah Sapto. "Sudah lapor atasan. Pak Sapto kondisinya memang sederhana, tapi aman," lanjutnya. Keduanya pun batal memberikan bantuan, karena menganggap Sapto belum sangat memerlukan bantuan dan bisa menghidupi keluarganya.

Saat ditemui detikcom, Sapto terlihat agak terkejut didatangi dua staf Kemensos itu. Apalagi foto dia dan anaknya nongol di halaman pertama media cetak itu. "Ah, jadi malu saya," kata Sapto yang ramah ini.

Sapto bercerita dirinya merupakan pedagang keliling. Dia menyetor minuman kesehatan berfermentasi di sejumlah toko di kawasan Jakarta Selatan. Dengan mengayuh sepedanya dan mengajak Darmawan, Sapto berkeliling ke Kemang, Ciledug, TB Simatupang, Antasari, dan Ciganjur.

Selain menjual minuman, Sapto juga menjual burung dara dan ikan cupang. Hewan-hewan itu ditaruhnya di bagian belakang sepedanya. "Hujan ya tetap jalan. Kalau nggak, nanti nggak dapat uang untuk besok," lanjutnya. Dia memang mengirimkan barang-barang dagangannya itu sambil membawa serta Darmawan. "Karena anak nggak ada yang jaga di rumah," kata bapak lima anak ini.

Dia juga mengaku pernah diberi uang oleh seorang pengendara motor seperti yang tertulis di media cetak itu. Uang itu memang diterimanya. "Tapi saya tidak pernah menyebut nama saya Sukarna dan saya tidak pernah menyebut anak saya sakit. Mungkin mas itu hanya kasihan melihat saya," kata Sapto.

[url]http://news.detik..com/read/2013/05/16/173301/2248081/10/foto-bapak-bersepeda-dengan-balita-di-stang-sepeda-jadi-perhatian-kemensos?991104topnews[/url]

---

sukur deh, ternyata mereka baek-baek aja
Diubah oleh keteklubau 16-05-2013 11:32
0
3.3K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan