PHINISI: Sebuah Bahtera Mahakarya Indonesia yg Ikut Berlayar Menuju Arus Modernisasi!
TS
demiindonesia
PHINISI: Sebuah Bahtera Mahakarya Indonesia yg Ikut Berlayar Menuju Arus Modernisasi!
Nenek Moyangku Seorang Pelaut
Gemar Mengarung Luas Samudra
Menerjang Ombak Tiada Takut
Menempuh Badai Sudah Biasa
Angin Bertiup Layar Terkembang
Ombak Berdebur Di Tepi Pantai
Pemuda B'rani Bangkit Sekarang
Ke Laut Kita Beramai-Ramai
Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Salah satu lagu yang menggambarkan Indonesia sebagai Negara Bahari. Dengan Luas wilayah perairan di Indonesia mencapai 3.287.010 km2 ga heran kalo nenek moyang kita menciptakan sebuah Mahakarya Bahtera Indonesia yang luar biasa dahsyat.
Spoiler for Bahtera Mahakarya Indonesia:
Mahakarya adalah hasil tertinggi karya yang dibuat oleh manusia ataupun ciptaan Tuhan, yang sudah melalui proses panjang. Mahakarya memiliki nilai historis, edukasi, dan kegunaan yang sangat tinggi, sehingga masih bermanfaat dan bisa menginspirasi generasi berikutnya untuk menjaga, bahkan menciptakan yang lebih baik. Sebuah mahakarya wajib dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Mahakarya Indonesia diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dengan tetap setia pada bentuk aslinya atau mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman. Beberapa diantaranya berasimilasi dengan kebudayaan dan gaya hidup masa kini. Salah satunya adalah Kapal Layar Phinisi, sebuah mahakarya Indonesia yang mencerminkan kebudayaan masyarakat pesisir yang kini hadir lebih modern.
PHINISI sebagai warisan Mahkarya dari generasi ke generasi mau tak mau harus 'belayar' mengikuti aliran modernisasi, agar tetap melaju dan tak tenggelam dimakan arus masa lalu. Karena itu, pada kesempatan kali ini izinkan ane untuk membahas perkembangan PHINISI – Sebuah Bahtera Mahakarya Indonesia – dari generasi ke generasi.
Quote:
Phinisi di masa lalu
Indonesia dikenal sebagai negara bahari dengan pelaut-pelaut ulung dan gagah berani. Sebuah perahu tradisional yang telah tersohor ke berbagai penjuru dunia bernama Kapal Layar Phinisi menjadi salah satu mahakarya Indonesia hasil karya pelaut Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak berabad silam, perahu inilah yang telah menemani mereka dalam menjelajahi samudra raya dan menjangkau pulau-pulau lain, untuk berdagang maupun menangkap ikan atau hasil laut lainnya.
Phinisi memiliki sejarah yang panjang dan ikatan yang erat dalam kehidupan masyarakat Suku Bugis - Makassar. Perahu ini pun tercatat dalam sejumlah catatan kuno yang terkait dengan daerah di timur Indonesia.
Dari catatan Bugis kuno I La Galigo, Phinisi disebutkan sebagai perahu yang membawa Sawerigading, Raja Luwu, ketika berlayar ke negeri Tiongkok untuk menyunting seorang putri, We Cudai. Karya sastra yang ditulis pada abad ke-13 hingga 15 itu pun menyatakan bahwa Sawerigading berhasil mencapai Negeri Tiongkok.
Ada kisah lain tentang ketangguhan Phinisi, dimana, pada zaman dahulu, perahu ini mampu berlayar hingga ke benua Afrika. Hal ini berdasarkan adanya temuan fosil yang dianggap sebagai Phinisi di wilayah Madagaskar.
Bukti akan temuan tersebut memang masih belum dianggap kuat, tapi dari fakta yang ada menujukkan bahwa terdapat komunitas-komunitas Bugis - Makassar di sejumlah negara di kawasan Afrika dan Asia, yang tentu saja, ini sangat erat kaitannya dengan Phinisi.
Akan tetapi, dunia akhirnya mengakui ketangguhan Phinisi dengan kesuksesan yang diraih oleh tim ekspedisi pelayaran Phinisi Nusantara pada tahun 1986 silam. Perahu layar tradisional karya anak bangsa ini, yang juga diawaki oleh para pelaut Indonesia, berhasil mencapai Vancouver, Kanada, dari Jakarta. Peristiwa ini menjadi bukti otentik akan ketangguhan Phinisi berikut para pelautnya, dalam menempuh rute yang jauh serta lautan ganas yang dilaluinya.
Quote:
Ciri Khas & Keunikan
Phinisi merupakan sebuah kapal layar tradisional Sulawesi Selatan yang memiliki desain dengan ciri tersendiri. Ciri utama bahtera ini terdapat pada layarnya yang berjumlah 7 hingga 8 layar dengan ukuran yang bervariasi. Dua buah layarnya yang berukuran besar berfungsi sebagai layar utama. Sedangkan layar lainnya yang berukuran lebih kecil, berperan sebagai layar pendukung bahtera ini.
Phinisi pada umumnya memiliki panjang 10 hingga 15 meter, dengan daya angkut sekitar 20 hingga 30 ton. seluruh bagian kapal ini dibuat dari kayu besi sebagai bahan utamanya.
Pada sebuah Phinisi terdapat sejumlah komponen penting. Komponen tersebut diantaranya adalah Anjong (segitiga di bagian depan), Sombala (layar utama), Tanpasere (layar kecil berbentuk segitiga yang ada di setiap tiang utama), Cocoro Pantara (layar pembantu di bagian depan), Cocoro Tangnga (layar pembantu di bagian tengah) dan Tarengke (layar pembantu di bagian belakang).
Phinisi yang dibuat pada umumnya terbagi ke dalam dua jenis, yakni Palari dan Lamba atau Lambo. Palari adalah Phinisi klasik dengan desain lunas-nya yang melengkung. Sedangkan Lambo merupakan jenis Phinisi modern yang berukuran lebih besar dari Palari, dan pada umumnya telah dilengkapi dengan mesin sebagai tenaga penggeraknya.
Quote:
Kaya Makna
Bontobahari di Bulukumba, Sulawesi Selatan, adalah daerah yang dikenal sebagai pusat pembuatan Phinisi terbaik di Indonesia. Pembuatan Phinisi disini masih dilakukan dengan teknik-teknik tradisional yang diwariskan oleh para leluhur.
Misalnya dalam hal desain. Tidak seperti dalam pembuatan perahu pada umumnya, pembuatan Phinisi dilakukan tanpa mengacu pada gambar, melainkan berdasarkan kemahiran, pengalaman, dan kecermatan sang pembuatnya. Begitu pula dengan bahan perekat kayu yang digunakan, dimana masih menggunakan perekat berbahan alami.
Pembuatan Phinisi dilakukan pada waktu tertentu, yakni pada tanggal lima dan tujuh di awal bulan. Angka lima memiliki arti rezeki sudah di dalam genggaman. Sedangkan angka tujuh bermakna rezeki yang akan terus mengalir.
Pembuatan sebuah Phinisi melalui sejumlah tahapan, yang setiap tahapnya memiliki filosofi masing-masing dan diiringi sejumlah ritual yang bersifat sakral.
Salah satu ritual yang dilakukan adalah pemotongan lunas kapal. Dengan dipimpin oleh Panrita Lopi (pemimpin spiritual), dalam ritual ini turut disertakan sejumlah syarat yang berupa sajian penganan ringan yang rasanya manis. Ini dimaksudkan agar perahu yang dibuat akan mendatangkan keberkahan atau keuntungan bagi pemiliknya.
Ritual lain yang tak kalah unik adalah penyembelihan ayam berwarna putih. Setelah disembelih, darah ayam kemudian dipercikkan ke lunas perahu. Ritual ini menjadi simbol sekaligus sebuah pengharapan akan tidak adanya korban jiwa selama perahu ini berlayar kelak.
Kemudian kedua lunas kapal dipotong dan diserahkan kepada pimpinan pembuat perahu. Potongan lunas bagian depan dilarung ke laut yang mengandung makna agar “jiwa” perahu yang akan dibangun dapat menyatu dengan lautan. Sementara, potongan lunas bagian belakang dibuang ke daratan. Hal ini memiliki arti dan harapan bahwa sejauh-jauhnya perahu melaut, maka ia akan dapat kembali lagi ke daratan dengan selamat.
Namun Pembuatan sebuah Phinisi cukup lama, yaitu bisa dikerjakan dalam waktu hingga sembilan bulan. Dibutuhkan detail pengerjaan yang cukup lama dan ketelitian untuk menciptakan Kapal Layar Phinisi yang tangguh.
Quote:
Phinisi di zaman modern.
Hingga kini Phinisi masih setia menemani para pelaut-pelaut di Nusantara. Di Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta atau Paotere, Makassar, misalnya, kita masih bisa menyaksikan Phinisi yang berjajar dengan tiang layarnya yang tinggi menjulang.
Dalam perjalanannya, Phinisi juga telah mengalami evolusi. Perahu ini tak lagi hanya digunakan sebagai alat transportasi sebagai angkutan barang atau komoditas antarpulau, tapi juga menjadi tema tersendiri dalam bidang pariwisata.
Hal itu nampak dari pada cinderamata berupa miniatur Phinisi dengan desainnya yang unik dan menarik, kapal pesiar bagi wisatawan dan telah dilengkapi dengan beragam fasilitas modern dan mewah, layaknya di hotel berbintang. Telah ada belasan kapal pesiar Phinisi yang khusus didesain bagi wisatawan ini.
Pelayaran dan penjelajahan dengan Phinisi ternyata banyak diminati oleh wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Sebab, Wisata ini menawarkan sensasi, serta pengalaman perjalanan yang unik. Dalam perjalanan ini, segenap wisatawan juga diajak singgah di sejumlah destinasi wisata unggulan di Indonesia, seperti Pulau Komodo, Bunaken, Raja Ampat, serta destinasi eksotik lainnya.
Phinisi yang merupakan hasil ketekunan berkarya masyarakat Bugis-Makassar pun menjadi salah satu mahakarya kebanggaan Indonesia. Melalui pemikiran kreatif, warisan kebudayaan ini tak lekang dimakan waktu dan dapat bertahan ditengah masyarakat modern yang dinamis. Sebuah mahakarya yang menggugah kebanggaan terhadap Indonesia, sekaligus memberikan inspirasi untuk dapat menangkap momen mahakarya tradisional Indonesia, guna menciptakan mahakarya2 lainnya.
Itulah mahakarya Indonesia! Gimana dgn Mahakarya Agan?
Coba sharing di thread ane ini, Mahakarya (khususnya) Foto apa aja yang udah Agan-Aganwati abadikan melalui Lensa Kamera?
Spoiler for Yuk, Sharing!:
Semoga Trit Ane Bermanfaat Buat Agan-Aganwati se-Kaskus Raya
Mari sharing di trit ane ini. Ane juga ga nolak dikasih penghijauan kok!