Quote:
PT Kereta Api Indonesia (Persero) saat ini menyediakan layanan pembelian tiket kereta api terkait pelaksanaan Idul Fitri 2013 melalui sistem online atau internet.
Sistem ini bertujuan mempermudah para calon penumpang untuk membeli tiket tanpa harus mengantri di loket-loket stasiun.
Namun, ternyata sistem ini tak sepenuhnya mendapatkan respons baik dari masyarakat selaku calon penumpang. Mereka justru mengeluhkan sistem penjualan melalui online tersebut.
Muhammad Muchlis, sebagai salah satu calon penumpang mengungkapkan seharusnya tidak semua tiket dijual melalui online. Dia beralasan karena tak semua calon penumpang paham akan teknologi informatika.
"Harusnya tak semua tiket dijual melalui online, ini seakan tidak adil untuk mereka yang kurang paham terhadap teknologi, apalagi internet," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Stasiun Pasar Senen, Senin (13/5/2013).
Pria berusia 27 tahun itu menambahkan penjualan tiket melalui online ini justru memperbesar peluang timbulnya calo-calo tiket.
"Selain itu karena kalau beli lewat online kan cuma berbekal nomor KTP, tanggal lahir, dan nama pemesan saja sudah bisa dilakukan, maka ini justru bisa menimbulkan banyak calo," tegas dia.
"Kita cuma kirim daftar identitas diri saja ke seseorang, tiket bisa langsung dikirim lewat email kita, dan tinggal kita cetak dan ditukarkan di stasiun, kan gampang banget itu," tambah pria asal Boyolali tersebut.
Di saat yang sama, pemburu tiket lain, Suyono (26), juga mengungkapkan semakin mudah sistem pembelian tiket maka sebenarnya semakin banyak persaingan.
"Sekarang begini, KAI mempermudah penjualan tiket, pasti persaingan semakin banyak, karena rebutan, tidak ada antre lagi, jadi sebenarnya semakin sulit untuk mendapatkannya, tergantung koneksi internet saja," jelas dia.
Suyono mengaku saat ini telah membeli 28 tiket kereta yang merupakan titipan dari berbagai saudaranya di Jakarta, mulai dari tiket keberangkatan H-8 lebaran hingga H+2 lebaran.
Tiket yang dibelinya mulai dari tujuan Yogyakarta, Semarang, Tulung Agung, dan Kediri yang semua itu keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
"Saya dulu saat mau beli datang ke loket stasiun jam 1 malam, tapi kemudian diarahkan petugas untuk membeli melalui internet dengan datang ke minimarket terdekat, akhirnya saya jalan kaki hingga ke salah satu minimarket di daerah kemayoran dari Stasiun Senen hanya demi nyari minimarket yang tidak antre,"cerita pria asal Kediri tersebut.
"Sekarang pembelian online dibuka jam 12 malam, sedangkan loket dibuka jam 7 pagi, pasti sudah kehabisan kalau mau beli di loket, ini kan seakan tidak fair,"imbuhnya. (Yas/Nur)
http://bisnis.liputan6.com/read/5846...=pbr&channel=b
Inilah yang namanya buruk muka cermin dibelah, gaptek tapi gak mau belajar, bisanya menyalahkan yang lain
Justru dengan sistem online begini calo bisa makin dibatasi ruang geraknya.....
Bisa jadi yang mengeluh itu sebenarnya malah cari info atau apalah sehingga gak tahu tiket bisa dipesan di atm, indomaret serta alfamart (atau memang gak mau tahu?)
Atau jangan-jangan yang gak biasa pesan online bisa buka internet tapi cuma buat download bokep doang?
