METRO – Sosok Mardijo alias Klewang (57), pria asal Tegal, Jawa Tengah, sontak saja menjadi terkenal saat ini. Hal itu setelah si kakek itu tertangkap tangan dan diketahui sebagai dedengkot geng motor XTC, salah satu geng motor di Kota Bertuah yang dikenal sering berbuat rusuh.

Saat ini, Mardijo alias Klewang, terpaksa harus menjalani hari-harinya di sel Mapolres Pekanbaru. Hal itu disebabkan yang bersangkutan diduga terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan di luar geng motor tersebut.

Lalu, apa saja yang diajarkan sang kakek yang biasa dipanggil Tuan Besar ini untuk anak-anak muda usia sekolah di gerombolan geng motor itu? Ternyata sangat mengejutkan, sekaligus membuat miris hati. Khususnya bagi orangtua yang anaknya terlibat dalam geng motor itu.

Klewang alias Tuan Besar ini, mempunyai enam orang anak dan dua cucu. Sosoknya berpengaruh besar dalam organisasi geng motor brutal yang berdiri sejak tahun 2010 lalu. Saking besar pengaruhnya bagi anggota geng motor XTC, setiap minggu Klewang mendapat gaji sebesar Rp1,5 juta dari anggota. Uang itu berasal dari sumbangan ratusan anggota XTC, di mana masing-masing membayar iuran sebesar Rp5 ribu.

Hal itu diungkapkan Fz (18), warga Jalan Swakarya, Perumahan Mutiara Permai, Panam. Fz merupakan anak dari salah seorang pegawai Lapas Kelas II B Bangkinang. Saat ini ia terpaksa menjalani proses hukum karena ikut tertangkap bersama Klewang.

“Setiap minggunya anggota menyumbang Rp5 ribu Bang, itu untuk gaji Klewang,” tuturnya membuka cerita.

Susun Panglima
Dalam mengendalikan geng motor XTC tersebut, Klewang mendudukkan Bambang (terpidana) yang juga anak kandungnya sendiri sebagai ketua harian. Klewang juga didampingi lima orang kepercayaannya. Mereka adalah Alex, Yogi, Viko, Rafi dan Via Panger (seorang remaja putri). Kelima orang kepercayaan ini biasa dipanggil dengan sebutan panglima. Via Panger lah yang membawahi seratusan anggota geng motor remaja putri yang masih berumur belasan tahun.

Dalam menjalankan roda organisasi, para panglima tersebut –atas perintah Klewang– mendoktrin dan menyumpah para anggota geng baru. Mereka didoktrin untuk membuat rusuh dan kekacauan.

“Tak usah takut kalian, keberadaan geng motor kota kita besar. Jangan ada yang berani ngibus apabila ditangkap polisi, walaupun kalian dihajar,” ujar Fz menirukan doktrin yang biasa diterimanya.

Selain itu,anggota juga disuruh untuk menjarah dan merampas kendaraan.

Hubungan Bebas
Bukan itu saja, namun yang sungguh mengejutkan adalah kehidupan para anggota geng motor putri. Mereka dikenal sangat bebas pergaulannya. Namun yang sangat mengejutkan, mereka juga diwajibkan memenuhi hasrat dan nafsu Tuan Besar, alias Kakek Klewang.
“Iya Bang,anggota geng motor remaja putri yang bergabung juga diwajibkan melayani syahwat si Klewang. Tak ada yang berani membantah,” ungkapnya.

Seperti dirilis sebelumnya, saat penggerebekan di bedeng dalam kawasan Stadion Utama Riau, yang berbuntut pada penangkapan Klewang, diketahui ada tiga orang yang berhasil kabur. Mereka adalah Yogi (25), Robby (22) dan Rahmad (18). Ketiganya adalah panglima.

Sementara mereka yang sudah ditangkap bersama Klewang, diketahui juga terlibat dalam berbagai kasus perusakan dan penjarahan, serta perampasan beberapa sepeda motor dan beberapa warnet yang ada di Kota Pekanbaru.

Sedangkan Yogi, diketahui terlibat dalam kasus pemerkosaan terhadap seorang remaja, Senin (6/05) malam, sekitar pukul 20.30 WIB, bersama Rafi dan Pico, DPO Polresta Pekanbaru.

Mereka juga menghajar teman pria si wanita dan merampas sepeda motor, hape dan dompet korban. Parahnya lagi si wanita yang telah dirudapaksa disuruh pergi dan pulang hanya dengan mengenakan BH dan celana dalam.

Bagaimana sepak terjang dan kilasan geng motor ini, tampaknya masih menarik untuk terus dipantau

Ini KLEWANG indonesia,,



ini baru KLEWANG luar negeri,,


Kalau ini bukan klewang,,ini abis rewang..

capek gan abis nangkap anggota geng

boleh donk oper ..

kasih biar rame..