Sumber:Info Jual Beli Rumah


India, negara dengan populasi terbesar kedua dunia, anggarkan USD20 miliar (Rp194,3 triliun) hingga lima tahun ke depan untuk investasi di sektor perairan, pengairan (irigasi), dan termasuk pengolahan limbah rumah tangga. Hal ini menyusul penurunan ketersediaan air bersih bagi warganya yang mencapai 15%.

Dilansir dari laman bloomberg.com, G Mohan Kumar, Sekretaris Khusus Kementerian Sumber Perairan mengatakan, investasi yang dicanangkan hingga 2017 tersebut sangat bermanfaat bagi perbaikan pasokan air. Selain itu juga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi India yang mengalami penurunan menjadi hanya sekitar 5%. Itu merupakan pertumbuhan terendah sejak 2003 lalu.

“Kebutuhan industri dan juga masyarakat secara umum akan air bersih justru semakin meningkat, sementara pengolahan limbah rumah tangga juga sangat penting untuk dilakukan,” ungkap Kumar. Dia menambahkan, berdasarkan data kementerian, hanya 20% dari total limbah rumah tangga yang telah diolah.

Dengan penurunan pasokan hingga 15%, saat ini, jumlah air bersih yang tersedia menjadi hanya 1.545 liter kubik per dekade. Sebanyak 80% dari total air bersih yang tersedia digunakan sektor pertanian, kurang dari 10% digunakan oleh industri, dan sisanya diperebutan oleh sekitar 1,2 miliar warga.

“Belum lagi ditambah prediksi kenaikan kebutuhan air industri yang meningkat hingga 57% pada 2025 mendatang. Jadi kami harus sudah siap sedia dari sekarang,” imbuh Kumar.

Sementara, lembaga riset internasional McKinsey & Co juga telah merilis hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa, kebutuhan air bersih bagi industri di India pada 2030 nanti akan melonjak hingga 50%.

Bagaimana dengan Indonesia? Kapan mulai memprioritaskan investasi air?



Baca Juga Artikel Ini:

Antalia Tower, Hunian Termewah di Dunia

Gila untuk Pesta, 4 Pengusaha Beli Gunung USD 40 Juta

Karena Tercemar, Sungai di Beijing Tertutup Lumut Hijau


Alhamdulillah Indonesia selalu kelebihan Air, apalagi pas Hujan ya gan,,,