Pertama kali saya cek lensa lensa yang saya bawa, ternyata saya bawa Canon EF-S 55-250mm, salah satu lensa zoom ajibnya canon untuk pemula, dan yang saya suka sudah ada internal stabilizer dan extra 50mm membuat saya tidak perlu khawatir apabila crop ekstrim diperlukan, karena mataharinya cukup besar. Body yang saya pakai cuma 550D, karena body yang lain sedang charge battery waktu itu.
Langsung saja pukul 5 an saya keluar lalu mencari tempat yang cocok. Yang pertama kali muncul dalam benak saya adalah salibputih, salatiga yang konturnya seperti mangkuk, membuat ketika matahari terbit, sudah pasti diatas jam 7 pagi, sehingga akan kelewat momentnya apabila tidak mendapatkan suatu tempat diketinggian.
Tapi setelah sampai didaerah sana, kendaraan saya tidak dapat masuk karena ada pembuatan gorong gorong dan kondisinya sangat berlumpur, daripada kepater dan miss moment, saya naik lagi ke atas, ke daerah getasan.
Saya menemukan sebuah tempat yang agak lapang didekat sebuah perumahan. langsung saya persiapkan alat dan menunggu (karena saat itu matahari sudah terbit).
Saya lihat bahwa ada awan yang cukup tebal, tapi ada gap diantara 2 awan sehingga cukup memberikan waktu untuk beberapa jepretan.
Kamera di set manual, exposure awal di tentukan dengan exposure metering dengan posisi spot metering (beruntung 550D ada spot metering), mendapatkan parameter 1/2000 f14 dan ISO100, itu yang saya pakai sebagai acuan manual mode.
Jepretan berikutnya saya tinggal mainkan variasi speednya saja untuk mendapatkan kecerahan dan detil yang baik.
Semua foto, tinggal dicrop untuk lebih menampilkan mataharinya, dan diberi watermark.
Waktu itu kebetulan tidak membawa filter ND, tapi beruntunglah belum begitu terik sehingga exposurenya masih berada dalam 'sweet spot'