Sinar mentari menerobos salah satu dinding bambu bangunan sederhana di Desa Kemurang Kulon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, kemarin. Pagi itu Kiki Agustiani, 12, sudah mulai bersiap menuju ke sekolahnya di SDN Kemurang Kulon 02.

Dia juga harus menghentikan langkah kakinya karena suara tangis adiknya, Aulia putri, 5, bulan. Dia harus membawa adiknya yang masih bayi itu karena ibunya, Kastiah, 35, tak bisa membawa serta anaknya ke sawah. “Saya harus kerja ke sawah. Karena di rumah tidak ada yang bisa momong, Kiki yang merawat bayi sambil sekolah,” ujar Kastiah. Anaknya yang kedua, Ferdi Gunawan, 7, memang libur sekolah karena sekolahnya dipakai untuk ujian nasional (UN) SD.

Namun, Ferdi dinilai belum bisa menjaga adiknya. Sedangkan ayahnya, Sultoni, 40, tidak di rumah karena bekerja serabutan di luar kota. Setelah semua siap, Kiki sambil menggendong adiknya yang masih bayi pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km. Kiki mengatakan, dia membawa adiknya ke sekolah karena di rumah tidak ada anggota keluarganya yang merawat.

Dia juga mengaku tidak merasa terganggu dengan tugasnya membawa adiknya ke sekolah. “Saya senang bisa membantu ibu yang lagi sibuk kerja,” ujarnya. Tiba di sekolah, Kiki langsung mengambil tempat duduk di barisan depan. Namun, guru wali kelasnya, Lisa Lindawati, meminta Kiki menyerahkan Aulia supaya tidak mengganggunya mengerjakan soal UN. “Supaya siswa bisa mengerjakan soal dengan baik,” ujar Lisa.

Lisa bersama guru lainnya kemudian menjaga adik Kiki sampai jam ujian selesai. “Sebenarnya sekolah melarang ada siswa membawa bayi saat UN. Tapi ini permasalahannya, siswa harus membantu ibunya merawat adik. Sekolah memaklumi,” ucapnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Tanjung Tusdi mengaku baru mengetahui ada siswa yang mengerjakan UN sambil membawa adiknya di kelas.

AKROM HAZAMI
BREBES


sumber:http://www.koran-sindo.com/node/313910