
[/CENTER]


[/CENTER]
Sir Alex Ferguson telah pensiun. Fergie telah lama berkiprah di layar kaca sepakbola dan banyak memberikan cerita, baik atau buruk, untuk kita yang senantiasa membahagiakan diri dengan sepakbola, entah untuk anda fans Manchester United, maupun anda yang bukan
Alex Ferguson telah 27 tahun berkarir di Old Trafford. Seperempat abad lebih. Setelah Alex Ferguson memutuskan pensiun, tentu saja akan ada banyak hal yang dirasakan berbeda. Dan inilah dia, 10 hal yang akan sangat dirindukan tentang Sir Alex...
[/CENTER].
1. FERGIE TIME

Quote:
Yap! Fergie Time! Istilah ini begitu populer dan identik dengan Fergie.
Momen yang terjadi biasanya seperti ini: Official keempat menunjukkan waktu tambahan injury time, Alex Ferguson terus melihat jamnya, dan kemudian Manchester United membuat sebuah gol vital di penghujung pertandingan! Momen seperti ini tidak hanya terjadi sekali-dua kali, tapi sering dialami Fergie dan timnya. Keberadaan sosok Fergie di pinggir lapangan pada menit-menit akhir yang krusial, mendemostrasikan kepercayaan akan keajaiban lewat gesture, mimik, dan pengaruh esensial sang manajer di pinggir lapangan.Frasa istilah kata 'Fergie time' mulai populer dipakai oleh para jurnalis sejak 1998, saat skuad United peraih treble winners sangat sering mencetak gol di penghujung laga. Ekstrimnya, saat melawan Manchester United, tidak ada tim yang senang mendapat tambahan waktu lebih dari 2-3 menit, karena seringkali terjadi drama yang bisa bikin jantungan. Dan bagi wasit, akan mendapat umpatan habis-habisan dari Fergie, jika tidak memberi tambahan waktu seperti yang dia harapkan.
2. SOSOK
Quote:
Menjadi manajer selama 27 tahun, artinya tidak lagi sekedar jadi manajer. Dinasti. Alex Ferguson telah menjaadi Manchester United, dan United adalah Ferguson. Untuk fans yang telah lama menikmati sepakbola dengan kehadiran Alex Ferguson, keberadaan sosok Fergie sudah menjadi seperti tradisi.
Seperti orang yang terbiasa makan pakai kerupuk, walaupun tidak harus, akan terasa hambar jika tidak ada kerupuk. Kita tidak akan melihat lagi sesosok pria tua berteriak emosional sambil mengunyah permen karet di pinggir lapangan.
Untuk beberapa tahun ke depan, Manchester United tanpa Fergie akan terasa seperti makan tanpa kerupuk.
Mengenai keberadaannya di pinggir lapangan, Alex Ferguson sangat familiar terlihat dengan busana jas hitamnya. Dan ngomong-ngomong soal topi merah yang sering dipakainya saat latihan menjelang laga penting, dia meminjamnya dari Ryan Giggs sejak 1996 dan belum mengembalikannya hingga sekarang.

3. SIAPA YANG JADI SUPERSUB?
Quote:
Ada dua hal yang dibutuhkan Alex Ferguson untuk membalikkan keadaan ketika waktu pertandingan hampir habis. Pertama tentu saja waktu, dan yang kedua adalah sang supersub.
Saat menonton Manchester United bermain dan mereka butuh gol, satu pertanyaan yang sering terlintas adalah: siapa yang akan dijadikan senjata Fergie sebagai supersub? Dulu Fergie sukses menciptakan seorang supersub legendaris dalam diri Ole Gunnar Solskjaer. Lalu muncul nama Kiko Macheda, Danny Wellbeck, hingga kini Chicharito yang sering menjadi pahlawan.Tidak banyak manajer yang bisa menemukan supersub untuk menjadi solusi di saat genting. Alex Ferguson adalah salah satunya. Feeling dan kemampuan untuk menentukan supersub yang solutif, telah pensiun bersama pensiunnya sang manajer. Fans United pasti berharap, pengganti Alex Ferguson akan mempunyai kemampuan serupa.
[/CENTER
[CENTER]
4. KALIMAT YANG BERKESAN[/CENTER
[CENTER]

Quote:
Bukanlah bualan semata, jika Alex Ferguson punya reputasi sebagai motivator ulung. Motivasi itu dia lahirkan dari tiap kata-kata yang dirangkainya. Sang manajer cukup ahli membuat kalimat yang menggigit, simpatik, provokatif, hingga yang inspiratif dan emosional.
Salah satu kutipan kalimat terkenal dari Alex Ferguson yang masih dikenang hingga sekarang, adalah komentarnya sesaat setelah final Liga Champions 1999: "Football. Bloody hell". Sebuah kalimat singkat, tajam, dan merangkum semua yang dia rasakan.
5. THE HAIR-DRYER
Quote:
Satu lagi cirikhas Alex Ferguson. Sebuah rahasia umum di kamar ganti, bahwa Fergie seringkali meneriakkan semua yang dikatakan dengan sangat keras cumiakkan telinga. Itulah sebabnya dia juga populer dengan julukan 'Sang Hair Dryer'.
Semua pemain Manchester United pernah merasakan 'semprotan'-nya. Tapi para pemain lebih beruntung, karena mendapatkannya di ruang ganti. Banyak manajer lain, pemain lawan, wasit, hingga wartawan mendapat semprotan dari Fergie di depan umum.
Tentang sebutan 'Hair Dryer' ini, Alex Ferguson punya pembelaannya sendiri. "Saya demonstratif. Saya selalu demonstratif. Semua orang tahu saya seorang pria emosional tetapi saya tidak kasar".
6. KONTROVERSI[/CENTER
[CENTER]

Quote:
Sebagai manajer dengan karakter emosional, Alex Ferguson sulit untuk menjauhkan diri dari pertikaian dan kontroversi. Paling sering dengan manajer lawan (contoh termudah: Arsene Wenger dan Rafa Benitez), bahkan terkadang dengan pemain-pemainnya sendiri yang dia anggap membangkang.
Ferguson pernah terlibat pertikaian yang dia sebut sebagai 'insiden aneh', saat dia diduga melempar sepatu ke arah pelipis kiri David Beckham. Jaap Stam juga pernah bercerita, pada suatu hari Sir Alex mengejarnya di pom bensin setelah sebelumnya mereka bertengkar di tempat latihan. Fergie masuk ke mobil Stam, berkata pada sang bek bahwa dia harus meninggalkan United, kemudian menjualnya £ 16,5 juta ke Lazio.
7. PROTES
Quote:
Satu hal yang tidak disukai oleh anti-fans Manchester United dari kebiasaan Alex Ferguson: suka protes. Biasanya ketika sebuah laga berakhir dengan sebuah kekalahan untuk United, kemudian kubu lawan atau wasit melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi Fergie.
Maka bisa ditebak, headline berita keesokan harinya akan diisi oleh komentar pedas dari Sir Alex Ferguson. Tidak akan ada lagi kehebohan macam ini yang akan diciptakan Fergie.
8. YOU'LL NEVER WIN ANYTHING WITH KIDS
Quote:
Kalimat ini begitu populer terlontar sebagai sebuah pesimisme dari para pengamat, saat Alex Ferguson membangun tim pemenang treble winners 1999 dengan pemain-pemain muda. Tidak hanya pemain muda, melainkan pemain muda didikan lokal. Tapi akhirnya Fergie menjawab keraguan tersebut dengan trophy yang diraih timnya.
Sejak kesuksesan pemain-pemain muda akademi yang terkenal dengan sebutan class of 1992 itu, Ferguson menjadi identik dengan pembinaan dan perekrutan youngster, serta tidak takut untuk membeli produk lokal Britania. Ryan Giggs, Nicky Butt, David Beckham, Gary Neville, Phil Neville, dan Paul Scholes adalah produk lama Fergie. Dan yang terbaru -sekaligus terakhir, Fergie merekrut Phil Jones, Chris Smalling, serta Wilfried Zaha dan Nick Powell.
9. SELEBRASI ANAK KECIL
Quote:
Kakek-kakek bertingkah seperti anak kecil? Ini sering dilakukan Fergie. Sang Manajer sering sekali merayakan gol-gol penting dengan gaya seperti anak-anak. Kadang-kadang terlihat lucu. Tapi bagi pria setua Alex Ferguson, tampaknya memang inilah cara terbaik yang dia tahu untuk meluapkan kegembiraan.
10. TROPHY..?
Quote:
Tigabelas gelar juara Premier League, dua trophy Champions League, lima FA Cup, dan empat Piala Liga adalah trphy besar dari total 38 trophy yang dipersembahkan Fergie untuk Manchester United. Terlepas apakah anda pengagum Alex Ferguson atau bukan, respek layak diberikan untuk pemenang olahraga yang tekun dan konsisten sepertinya.
Tapi entahlah, dengan pensiunnya Alex Ferguson sebagai manajer, akankah Manchester United akan merindukan trophy yang konsisten seperti saat Fergie masih eksis. Nikmati saja drama sepakbola berlanjut, dengan atau tanpa Fergie...
SUMBER
sekian trit dari ane...Semoga kita dapat mengenang sosok
fergie
GG MU
TS mengharapkan
TS anti