Minggu, 5 Mei 2013 21:36 WIB
Lurah Warakas Mengaku Khilaf Tolak Lelang Jabatan
Dody Pranowo — HARIAN TERBIT


JAKARTA — Setelah ramai diberitakan soal penolakan terhadap lelang luran dan camat yang saat ini diberlakukan Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Lurah Warakas Mulyadi akhirnya mengaku khilaf dan mengaku ucapannya dipengaruhi oleh kesehatan fisiknya yang sedang sakit. Padahal sebelumnya Mulyadi secara tegas menolak dan akan memperkarakan lelang jabatan luran dan camat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Andaikata saya menyampaikan hal tersebut, itu karena khilaf. Saat itu kondisi kesehatan saya sedang sakit,” kata Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menirukan ucapan Mulyadi di kantornya, kemarin.

Walikota mengungkapkan kondisi Mulyadi memang sedang kurang sehat saat itu. Kemungkinan dia merasa tertekan dan panik karena harus mengikuti uji kompetensi pada saat badannya kurang sehat.

Mulyadi juga menceritakan kepada walikota jika dirinya sudah memasang ring pada jantungnya. Dengan kondisi tersebut, terkadang dia khilaf dalam berucap.

“Dia menuturkan, kekhawatiran tersebut terjadi karena biasanya lurah tidak mengikuti uji kompetensi lagi. Namun, dengan kebijakan baru, saat ujian akan dilaksanakan, dia merasa gelisah dan kurang bisa berkonsentrasi,” ujar Bambang.

Mulyadi pun mengaku kepada Walikota, jika memang dia mengatakan hal tersebut kepada media, kemungkinan dia sedang tidak sadar dalam berucap. Mulyadi tidak ada keinginan untuk menggugat gubernur. Dia pun akan mengikuti proses uji kompetensi lelang jabatan.

Sebelumnya, Mulyadi menepis kalau dirinya pernah mengatakan menolak sistem lelang jabatan yang diprakarsai Jokowi. Alasan dia tidak mengikuti uji kompetensi tersebut karena sedang merasa kurang sehat.

Sejak nama Mulyadi kesohor terkait lelang jabatan, dia juga ternyata memiliki beberapa unit rumah susun (rusun) di Marunda. Saat ini Dinas Perumahan langsung mencabut kepemilikan rusun atas nama Mulyadi.

Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Yonathan Pasodung membenarkan informasi tersebut. Kepemilikan rusun itu kini telah diputihkan dan diserahkan untuk warga DKI yang sesuai dengan kriteria.

“Kita tertibkan karena memiliki rusun yang tidak sesuai dengan syarat yang kita tentukan. Kita tak pandang bulu, walau dia seorang lurah,” kata Yonathan.

Yonathan menjelaskan Mulyadi memiliki rusun di Marunda sejak 2009. Sejak saat itu, ia menyewakannya kepada seseorang bernama Suhardianto. Dinas Perumahan menyerahkan unit rusun milik Mulyadi kepada Suhardianto dengan alasan telah memenuhi syarat, seperti ber-KTP DKI, berpenghasilan rendah, dan belum memiliki rumah.

Source


Senin, 06/05/2013 08:27 WIB
Bila Tak Nongol di Mabes Polri Selasa, Lurah Warakas Terancam Dicopot!
Ikhwanul Khabibi - detikNews


Jakarta - Lurah Warakas Mulyadi siap-siap meletakkan jabatannya. Peringatan itu disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Pemprov DKI Jakarta I Made Karyoga. Mulyadi wajib ikut tes uji kompetensi susulan yang akan digelar di Mabes Polri.

"Jika tidak bisa mengikuti ujian susulan besok, akan kehilangan jabatannya sebagai Lurah Warakas yang definitif," terang Made saat dikonfirmasi detikcom, Senin (6/5/2013).

Uji kompetensi susulan akan dilakukan pada Selasa (7/5) di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel. BKD juga akan melakukan uji tes manajerial. Lurah Mulyadi sudah mengontak Made untuk mengikuti ujian susulan.

"Kemarin Jumat Pak Mulyadi menghubungi saya," imbuhnya.

Mulyadi mengaku sakit saat tak bisa ikut uji tes kompetensi akhir April lalu. Dia kemudian mengkritik kebijakan lelang jabatan lurah dan camat itu. Alasannya, lelang jabatan menghambat para pejabat karier.

(ndr/mpr)

[url=http://news.detik..com/read/2013/05/06/082727/2238603/10/bila-tak-nongol-di-mabes-polri-selasa-lurah-warakas-terancam-dicopot?9922022]Source[/url]

Sakit jantung kok gampang marah-marah kemarin sampai mau mengadukan ke MK? Tidak takut resikonya?