- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Garda Jersey – Kepercayaan Sangat Berpengaruh dalam Bisnis Online


TS
SuicideSilence
Garda Jersey – Kepercayaan Sangat Berpengaruh dalam Bisnis Online
Netpreneur Indonesia - Dion Arochman Widjanarko (21), seorang Netpreneur muda yang memanfaatkan buzzer sebagai salah satu senjata pemasaran jersey-nya.
Pemilik usaha Garda Jersey, Dion Arochman Widjanarko (21), yakin bahwa kepercayaan adalah faktor utama yang membuat bisnis online berjalan lancar. Oleh karena itu, pemuda yang bisa menjual 7.000 hingga 10.000 jersey per bulan ini melakukan beberapa hal agar kepercayaan calon buyer bisa kuat. Sehingga calon buyer mau melakukan transaksi atau pembelian.
Netpreneur (N): Halo, Dion. Jersey seperti apa yang Anda jual di Garda Jersey?
Dion (D): Produk yang saya jual itu adalah merchandise sepak bola yang diperuntukan untuk semua kalangan remaja sih pada umumnya. Tapi tidak dipungkiri orang tua pun ikut membeli. Orang tua yang suka sama tim-tim kebanggaan mereka. Merchandise sepak bola untuk cowok, cewek, sampai anak kecil juga kita jual.
N: Mengapa memilih produk jersey dalam berbisnis online?
D: Kita lihat pasarnya di Indonesia sendiri. Di indonesia ‘kan orang-orangnya enggak ada ‘kan yang tidak suka bola. Walaupun orang itu tadinya enggak tahu apa-apa tentang bola sebelumnya. Tapi sering banyak acara yang mengaitkan dengan sepak bola. Misalnya, nonton bareng atau ada tim sepak bola yang datang ke Indonesia.
N: Produknya diproduksi sendiri atau didapat dari mana?
D: Saya langsung impor sendiri dari Guang Zhou, Cina. Yang langsung saya pesan sendiri dari Cina.
N: Bagaimana kisah awal Dion membuka Garda Jersey di awal tahun 2011?
D: Awalnya, sebenarnya, sekedar coba-coba. Iseng-iseng menjual. Terus, melihat harga pasar. Harga pasar masih stabil gitu (pada saat itu).
Nah, saya menemukan celah. Saya ketemu seorang teman dari Cina. Dia menawarkan sesuatu dulu ke saya lalu saya coba jual. Itu lumayan menguntungkan dan sampai sekarang diteruskan.
N: Lalu, jersey tersebut dipasarkan lewat internet? Bagaimana prosesnya?
D: Iya. Saya pasarkan lewat online. Jadi begini, saya punya sistem penjualan enggak hanya menjual tentang “ooo ini loh jualan gua dengan harga gua“. Saya enggak berpikir seperti itu. Karena visi misi dari jualan ini adalah saya pengen jadi distributor nih. Gimana caranya ya.
Saya jadi mencari reseller atau penjual. Ibaratnya, saya menjual secara grosiran gitu. Saya di sini menawarkan tentang bagaimana peluang bisnis ke semua orang. Jadi saya tuh di Twitter enggak semata-mata seperti pemasaran online sekarang. Misal “DIJUAL baju jersey bola harga sekian-sekian“. Tidak seperti itu. Tapi saya, pertama, adalah membuat akun Twitter dulu. Terus, cari followers sebanyak-banyaknya. Terus kalau sudah banyak, baru saya menjelaskan detail-detail bagaimana cara pengambilannya, bagaimana peluang bisnisnya.
Intinya, dari awal kita memperkenalkan orang dulu. Apa sih produk ini, apa keunggulannya, apa sisi peluangnya, ada di mana sisi peluangnya, kenapa sih lo jual ini, dan apakah ini termasuk ini peluang yang sangat besar. Gitu sih.
Situs Garda Jersey
N: Media sosial apa saja yang digunakan?
D: Media yang digunakan itu Twitter sama Instagram.
N: Bagaimana cara Dion me-maintain followers di Twitter?
D: Saya sering ada interaksi-interaksi dalam social media. Misalnya, mengadakan kuis yang berhadiah jersey, atau yang seperti ini, “jika lo menang di dalam kuis gua, lo udah terdaftar jadi reseller gua. Jadi harganya sudah beda antara lo ambil satuan sam ambil lusinan atau kodian”.
N: Kalau cara mendapatkan followers sebanyak-banyaknya?
D: Nah itu. Saya mengadakan semacam kuis-kuis gitu. Akhirnya nanti di-retweet sama orang-orang, terus ada followers baru. Tapi tidak itu saja. Jadi memang ada akun Twitter yang memang saya rasa itu komersil dan followers-nya banyak, saya berani bayar. Itu untuk mengiklankan produk-produk saya.
Baca juga: Dion Arochman: Buzzer Jadi Kunci Sukses Menjaring Followers
N: Dalam satu bulan, ada berapa jersey yang bisa terjual?
D: Dalam sebulan sekitar 7.000 sampai 10.000 lah. Paling jauh pernah mengirimkan sampai Papua.
N: Kalau boleh tahu, berapa pendapatan yang didapatkan dalam sebulan?
D: Hmm.. Sekitar 60 sampai 80 juta. Itu kotor ya. Brutonya.
N: Apakah Dion sendiri menjalani bisnis Garda Jersey atau ada tim yang membantu?
D: Ada tim. Saya tidak sendiri. Karena ‘kan lagi kuliah. Apalagi mau skripsi. Timnya ada tiga orang. Jadi ada job-desc masing-masing. Ada yang operasional toko, ada satu finance, dan ada satu marketing.
N: Di mana toko offline Garda Jersey? Mengapa memutuskan untuk membuka toko offline juga?
D: Jadi tokonya itu garasi halaman rumah saya di daerah Keramat Jati, Jakarta Timur. Baru kepikiran pakai garasi rumah itu sekitar enam bulan yang lalu. (Wawancara Netpreneur dengan Dion dilakukan pada 26 Februari 2013)
Kenapa? Karena saya bingung juga soalnya. Ada orang yang memang ingin ketemu terus melihat jersey-nya secara langsung. Kalau online ‘kan kita tidak bisa bertatap muka secara langsung.
Waktu itu ada yang di Medan, lihat produk kita dari Twitter. Terus, tiba-tiba ingin nyamperin kita. Ingin lihat stok-stoknya. Nah, itu saya bingung. Kalau online ada orang-orang yang seperti itu. Yang memang niat bisnis, terus mau datang jauh-jauh. Masa enggak saya sambut.
N: Kendala apa saja yang dihadapi oleh Garda Jersey?
D: Kendala? Wah, banyak banget sih sebenarnya. Di online itu kita memang tidak bertatap muka. Pertama-pertama kita dapat cacian, “bisnis online itu takut menipu”.
Tapi walaupun kita digituin, kita sendiri juga pernah kena tipu. Sudah pernah merasakan juga.
N: Lalu, bagaimana membangun rasa kepercayaan dari calon buyer?
D: Nah, dari situ kita berpikir. Bagaimana cara membangun kepercayaan. Kepercayaan orang-orang yang (lokasinya) jauh dari kita. Pertama, kita memberikan keterangan dulu kalau, “nih gua ada toko, kalau lo mau nyamperin bisa”. Lalu, kalau masih tidak percaya juga kita pernah juga seperti ini: Biasanya seller kirim barang setelah ada transfer. Tapi kalau case-nya seperti ini ya kita balik saja. Kita kirim barang duluan, baru buyer bayar. Nah, tapi memang resikonya, imbasnya, kita yang bisa rugi. Ada saja kejadian gitu.
Tapi di situ ‘kan kita pelan-pelan berusaha untuk membangun kepercayaan orang.
N: Apa pengaruh menjalankan bisnis online bagi Dion pribadi?
D: Gimana ya. Lumayan pengaruhnya. Semua orang siapa sih yang tidak mau punya uang sendiri, bisa lepas dari orang tua. Ya, saat ini orang tua bisa terbantu dari segala biaya-biaya kuliah, biaya beli buku, biaya sewa kos. Seperti itu.
N: Saat ini, Dion masih berstatus mahasiswa di jurusan Ilmu Administrasi Niaga di Universitas Indonesia. Bagaimana cara Anda mengatur waktu?
D: Saya selalu kerja setelah kuliah. Jadi, kalau waktunya saya ke toko, ya saya fokus mengurus toko. Selalu saya utamakan kuliah dulu baru toko.
N: Menurut Dion, apa kunci utama jika seseorang ingin memulai bisnis online?
D: Kunci utama ya… Tunggu dulu. Saya luruskan dulu untuk bisnis online ya. Bisnis online sama orang yang punya toko (offline) itu memang berbeda sekali. Jauh. Jadi kalau dihitung menurut keuangannya, kita lebih untung di bisnis online karena kita tidak bayar sewa toko.
Begitu pula juga dengan saya. Tapi saya tetap bayar juga sama orang tua karena enggak enak juga garasinya dipakai untuk jualan.
Terus, kunci utama berikutnya kepercayaan. Apalagi di dunia maya. Kita tidak tatap muka sama sekali. Kepercayaan sangat penting karena ini bisa berpengaruh bagi kelancaran berbisnis Jual Beli online.
***
Channels Garda Jersey:
@gardajersey
GardaJerseyGradeOri.com
Channels Dion:
@dionarochman
sumber
------------------------------------------------------------------
gmn mnurut agan2?
Pemilik usaha Garda Jersey, Dion Arochman Widjanarko (21), yakin bahwa kepercayaan adalah faktor utama yang membuat bisnis online berjalan lancar. Oleh karena itu, pemuda yang bisa menjual 7.000 hingga 10.000 jersey per bulan ini melakukan beberapa hal agar kepercayaan calon buyer bisa kuat. Sehingga calon buyer mau melakukan transaksi atau pembelian.
Netpreneur (N): Halo, Dion. Jersey seperti apa yang Anda jual di Garda Jersey?
Dion (D): Produk yang saya jual itu adalah merchandise sepak bola yang diperuntukan untuk semua kalangan remaja sih pada umumnya. Tapi tidak dipungkiri orang tua pun ikut membeli. Orang tua yang suka sama tim-tim kebanggaan mereka. Merchandise sepak bola untuk cowok, cewek, sampai anak kecil juga kita jual.
N: Mengapa memilih produk jersey dalam berbisnis online?
D: Kita lihat pasarnya di Indonesia sendiri. Di indonesia ‘kan orang-orangnya enggak ada ‘kan yang tidak suka bola. Walaupun orang itu tadinya enggak tahu apa-apa tentang bola sebelumnya. Tapi sering banyak acara yang mengaitkan dengan sepak bola. Misalnya, nonton bareng atau ada tim sepak bola yang datang ke Indonesia.
N: Produknya diproduksi sendiri atau didapat dari mana?
D: Saya langsung impor sendiri dari Guang Zhou, Cina. Yang langsung saya pesan sendiri dari Cina.
N: Bagaimana kisah awal Dion membuka Garda Jersey di awal tahun 2011?
D: Awalnya, sebenarnya, sekedar coba-coba. Iseng-iseng menjual. Terus, melihat harga pasar. Harga pasar masih stabil gitu (pada saat itu).
Nah, saya menemukan celah. Saya ketemu seorang teman dari Cina. Dia menawarkan sesuatu dulu ke saya lalu saya coba jual. Itu lumayan menguntungkan dan sampai sekarang diteruskan.
N: Lalu, jersey tersebut dipasarkan lewat internet? Bagaimana prosesnya?
D: Iya. Saya pasarkan lewat online. Jadi begini, saya punya sistem penjualan enggak hanya menjual tentang “ooo ini loh jualan gua dengan harga gua“. Saya enggak berpikir seperti itu. Karena visi misi dari jualan ini adalah saya pengen jadi distributor nih. Gimana caranya ya.
Saya jadi mencari reseller atau penjual. Ibaratnya, saya menjual secara grosiran gitu. Saya di sini menawarkan tentang bagaimana peluang bisnis ke semua orang. Jadi saya tuh di Twitter enggak semata-mata seperti pemasaran online sekarang. Misal “DIJUAL baju jersey bola harga sekian-sekian“. Tidak seperti itu. Tapi saya, pertama, adalah membuat akun Twitter dulu. Terus, cari followers sebanyak-banyaknya. Terus kalau sudah banyak, baru saya menjelaskan detail-detail bagaimana cara pengambilannya, bagaimana peluang bisnisnya.
Intinya, dari awal kita memperkenalkan orang dulu. Apa sih produk ini, apa keunggulannya, apa sisi peluangnya, ada di mana sisi peluangnya, kenapa sih lo jual ini, dan apakah ini termasuk ini peluang yang sangat besar. Gitu sih.
Situs Garda Jersey
N: Media sosial apa saja yang digunakan?
D: Media yang digunakan itu Twitter sama Instagram.
N: Bagaimana cara Dion me-maintain followers di Twitter?
D: Saya sering ada interaksi-interaksi dalam social media. Misalnya, mengadakan kuis yang berhadiah jersey, atau yang seperti ini, “jika lo menang di dalam kuis gua, lo udah terdaftar jadi reseller gua. Jadi harganya sudah beda antara lo ambil satuan sam ambil lusinan atau kodian”.
N: Kalau cara mendapatkan followers sebanyak-banyaknya?
D: Nah itu. Saya mengadakan semacam kuis-kuis gitu. Akhirnya nanti di-retweet sama orang-orang, terus ada followers baru. Tapi tidak itu saja. Jadi memang ada akun Twitter yang memang saya rasa itu komersil dan followers-nya banyak, saya berani bayar. Itu untuk mengiklankan produk-produk saya.
Baca juga: Dion Arochman: Buzzer Jadi Kunci Sukses Menjaring Followers
N: Dalam satu bulan, ada berapa jersey yang bisa terjual?
D: Dalam sebulan sekitar 7.000 sampai 10.000 lah. Paling jauh pernah mengirimkan sampai Papua.
N: Kalau boleh tahu, berapa pendapatan yang didapatkan dalam sebulan?
D: Hmm.. Sekitar 60 sampai 80 juta. Itu kotor ya. Brutonya.
N: Apakah Dion sendiri menjalani bisnis Garda Jersey atau ada tim yang membantu?
D: Ada tim. Saya tidak sendiri. Karena ‘kan lagi kuliah. Apalagi mau skripsi. Timnya ada tiga orang. Jadi ada job-desc masing-masing. Ada yang operasional toko, ada satu finance, dan ada satu marketing.
N: Di mana toko offline Garda Jersey? Mengapa memutuskan untuk membuka toko offline juga?
D: Jadi tokonya itu garasi halaman rumah saya di daerah Keramat Jati, Jakarta Timur. Baru kepikiran pakai garasi rumah itu sekitar enam bulan yang lalu. (Wawancara Netpreneur dengan Dion dilakukan pada 26 Februari 2013)
Kenapa? Karena saya bingung juga soalnya. Ada orang yang memang ingin ketemu terus melihat jersey-nya secara langsung. Kalau online ‘kan kita tidak bisa bertatap muka secara langsung.
Waktu itu ada yang di Medan, lihat produk kita dari Twitter. Terus, tiba-tiba ingin nyamperin kita. Ingin lihat stok-stoknya. Nah, itu saya bingung. Kalau online ada orang-orang yang seperti itu. Yang memang niat bisnis, terus mau datang jauh-jauh. Masa enggak saya sambut.
N: Kendala apa saja yang dihadapi oleh Garda Jersey?
D: Kendala? Wah, banyak banget sih sebenarnya. Di online itu kita memang tidak bertatap muka. Pertama-pertama kita dapat cacian, “bisnis online itu takut menipu”.
Tapi walaupun kita digituin, kita sendiri juga pernah kena tipu. Sudah pernah merasakan juga.
N: Lalu, bagaimana membangun rasa kepercayaan dari calon buyer?
D: Nah, dari situ kita berpikir. Bagaimana cara membangun kepercayaan. Kepercayaan orang-orang yang (lokasinya) jauh dari kita. Pertama, kita memberikan keterangan dulu kalau, “nih gua ada toko, kalau lo mau nyamperin bisa”. Lalu, kalau masih tidak percaya juga kita pernah juga seperti ini: Biasanya seller kirim barang setelah ada transfer. Tapi kalau case-nya seperti ini ya kita balik saja. Kita kirim barang duluan, baru buyer bayar. Nah, tapi memang resikonya, imbasnya, kita yang bisa rugi. Ada saja kejadian gitu.
Tapi di situ ‘kan kita pelan-pelan berusaha untuk membangun kepercayaan orang.
N: Apa pengaruh menjalankan bisnis online bagi Dion pribadi?
D: Gimana ya. Lumayan pengaruhnya. Semua orang siapa sih yang tidak mau punya uang sendiri, bisa lepas dari orang tua. Ya, saat ini orang tua bisa terbantu dari segala biaya-biaya kuliah, biaya beli buku, biaya sewa kos. Seperti itu.
N: Saat ini, Dion masih berstatus mahasiswa di jurusan Ilmu Administrasi Niaga di Universitas Indonesia. Bagaimana cara Anda mengatur waktu?
D: Saya selalu kerja setelah kuliah. Jadi, kalau waktunya saya ke toko, ya saya fokus mengurus toko. Selalu saya utamakan kuliah dulu baru toko.
N: Menurut Dion, apa kunci utama jika seseorang ingin memulai bisnis online?
D: Kunci utama ya… Tunggu dulu. Saya luruskan dulu untuk bisnis online ya. Bisnis online sama orang yang punya toko (offline) itu memang berbeda sekali. Jauh. Jadi kalau dihitung menurut keuangannya, kita lebih untung di bisnis online karena kita tidak bayar sewa toko.
Begitu pula juga dengan saya. Tapi saya tetap bayar juga sama orang tua karena enggak enak juga garasinya dipakai untuk jualan.
Terus, kunci utama berikutnya kepercayaan. Apalagi di dunia maya. Kita tidak tatap muka sama sekali. Kepercayaan sangat penting karena ini bisa berpengaruh bagi kelancaran berbisnis Jual Beli online.
***
Channels Garda Jersey:
@gardajersey
GardaJerseyGradeOri.com
Channels Dion:
@dionarochman
sumber
------------------------------------------------------------------
gmn mnurut agan2?

0
2.1K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan