Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Warakas Mulyadi yang menolak sistem lelang jabatan tak sepenuhnya mendapatkan dukungan dari warga Warakas. Warga yang tinggal tepat di samping kantor lurah justru tidak mengenal ataupun bertemu, apalagi turut membubuhkan tanda tangan di spanduk dukungan di depan kantor kelurahan.
"Kalau saya enggak ikut kasih tanda tangan dukungan. Kenal sama lurahnya aja enggak. Ngapain kasih tanda tangan," kata Amih (54), warga RT 14 RW 3, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (2/5/2013).
Amih mengungkapkan, dirinya yang tinggal di samping kantor kelurahan bahkan tidak mengetahui aksi sebagian warga yang membubuhkan tanda tangan untuk mendukung Mulyadi. Padahal, tempat tinggalnya berdempetan dengan kantor kelurahan. Untuk itu, dia sempat mempertanyakan warga mana yang telah memberikan dukungan untuk lurah tersebut.
Secara pribadi, Amih setuju dengan program Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurutnya, jika lurahnya bisa bekerja dengan baik, dirinya tidak akan takut untuk mengikuti uji kompetensi dan lelang jabatan.
Amih pun menuturkan, meskipun tinggal dan membuka warung di samping kantor kelurahan, dirinya belum pernah bertemu lurah. Padahal lurah Mulyadi sudah hampir 3 tahun menjabat di kelurahan tersebut.
Sedangkan Agus, warga setempat mengatakan, dirinya tidak ada masalah jika lurah Warakas diganti. Pasalnya, tidak ada perubahan besar di kelurahan tersebut. Perubahan hanya terlihat di bangunan baru milik kelurahan.
"Lima kali ganti lurah juga enggak ada pengaruhnya. Jadi, ya lucu aja kalau sampai ada dukungan-dukungan tanda tangan warga itu," kata Agus.
