Kaskus

News

bokongayebohayAvatar border
TS
bokongayebohay
(Gw yakin yg pd ngebacot setuju BLT blom pernah baca) Belum Naik, Harga BBM di Papua
Belum Naik, Harga BBM di Papua Sudah Tinggi



SELASA, 30 APRIL 2013 | 19:12 WIB


Di Jakarta, hanya karena mendengar harga bahan bakar minyak akan dinaikkan menjadi Rp 6.500 per liter, banyak kalangan sudah menjerit. Padahal di Papua, sehari-hari harga BBM sudah hampir lima kali lipat dari harga di Pulau Jawa.

"Di (Kabupaten) Puncak Jaya, Membramo Tengah, Yahukimo, itu harganya sudah Rp 35 ribu per liter," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Organda Papua Poerbaraya, Selasa, 30 April 2013.

Tingginya harga BBM, menurut Poerbaraya, disebabkan oleh sulitnya jalur distribusi. Untuk bisa masuk ke area pedalaman di Papua, hampir seluruh komoditas harus dikirim dengan pesawat. Karena itu, tak hanya harga BBM yang mahal. "Semen satu sak yang isi 50 kilogram itu di sana Rp 1,2 juta," ujarnya.

Harga semua barang di Papua yang tinggi ini membuat pengusaha, juga masyarakat di Papua, harus pintar-pintar berhemat. Karena itu, sekitar 8.000 unit angkutan umum di Papua harus pintar-pintar memilih trayek dan waktu operasi. "Semuanya jadi terbatas di sana, malam tak ada mobil jalan," kata Poerbaraya.

Sebelumnya, dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Hotel Bidakara Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan menunda pengumuman kenaikan harga BBM hingga DPR menyetujui program kompensasi bagi masyarakat miskin. "Saya ingin katakan, harga BBM naik bila dana kompensasi siap. Saya ingin, begitu harga naik, dana kompensasi langsung disalurkan," ujarnya.


sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...a-Sudah-Tinggi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kenaikan BBM Persulit Kehidupan Nelayan Tradisional



Sabtu, 27 April 2013 00:24

Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah di tahun 2013, membuat jutaan nelayan tradisional Indonesia dihadapkan kepada situasi yang sangat sulit. Kenaikan BBM biasanya akan diikuti oleh kenaikan bahan sembako atau biaya tranportasi dan yang lainnya.
Tetapi kenaikan BBM, tidak pernah diikuti dengan kenaikan penjualan hasil tangkap bagi para nelayan. Apalagi BBM merupakan komponen terbesar (sekitar 70 %) sekali nelayan pergi melaut.

Sejak 2012 BBM khusus nelayan yang seharusnya 2,5 juta kiloliter kemudian yang terdistribusi hanya 1,3 juta kiloliter dan realisasinya hanya 800.000 ribu kiloliter. Yang kemudian berdampak susahnya akses para nelayan mendapatkan BBM. Sedangkan jumlah SPBN di Indonesia di tahun 2011 hanya sekitar 237 unit, jumlah yang tidak ideal bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Hal yang mendasar dari susahnya nelayan mengakses harga BBM bersubsidi adalah panjangnya jalur distribusi dengan aturan panjang dan birokratis. Bagi nelayan di bawah 5 GT adalah masalah tengkulak yang mengatur harga BBM dengan harga sangat mahal.

Maka wajar sebelum harga BBM naik, maka para nelayan dibawah 5 GT sudah membeli BBM dengan harga 6000 sampai 7000 perliternya. Hal ini terjadi di Jawa dan Sumatera. Bahkan nelayan dengan perahu dibawah 30 GT harus menunggu verivikasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perikanan sesuai kewenangannya untuk mendapatkan BBM solar bersubsidi.

Misalnya nelayan Ciamis, Indramayu, dan Garut harus pergi ke Bandung. Atau nelayan Cilacap, Rembang, dan Brebes harus ke Semarang.

Menurut Budi Laksana, Sekretaris Jenderal Serikat Nelayan Indonesia (SNI) rencana kenaikan harga BBM di tahun 2013, perlu diikuti dengan pembenahan infrastruktur bagi nelayan. karena ini adalah hal yang sangat mendasar, tidak bisa nelayan diberikan subsidi hanya sesaat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak ada manfaatnya bahkan menimbulkan gesekan ditengah masyarakat nelayan.

Tentunya infrastuktur dasar itu adalah penambahan kuota BBM bagi nelayan yang diimbangi juga dengan penambahan SPBN dikampung nelayan, tempat pelengan ikan (TPI) dan pengawasannya dengan melibatkan koperasi nelayan.

Hal yang tak kalah penting juga adalah ketelibatan nelayan, dalam keputusan rencana kenaikan BBM, pemerintah hanya melibatkan asosiasi pengusaha dan asosiasi angkutan umum saja. Harusnya nelayan bagian terpenting untuk terlibat dalam kenaikan harga BBM nantinya.


sumber :
http://www.papuapos.com/index.php/ut...an-tradisional


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Emang seberapa banyak sih sanggup bayarin BLT di Papua ?
Mikirnya cuman pulau Jawa doang kok...mana pernah dipikirin sodara2 di Indonesia Timur ?

Masi mau ngebacot soal Transportasi Rakyat ?
Rakyat mana ?
Papua ?

Jangan mikir Jakarta mulu....
Papua juga INDONESIA emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)
Diubah oleh bokongayebohay 01-05-2013 02:18
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
3K
40
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan