- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengapa Biskuit yang Dicelupkan ke Teh Jadi Lebih Enak?


TS
hapis1
Mengapa Biskuit yang Dicelupkan ke Teh Jadi Lebih Enak?
Thread pertama saya semoga gak 

kaskuser sejati selalu meninggalkan komennya,
menerima
:
tidak menerima
:
tolong dikasih rate

Kue kering, biskuit, atau cookies cocok dimakan sebagai sarapan sambil menyeruput teh atau kopi. Namun, ada juga yang mencelupkan kue kering ke dalam minuman. Konon, rasanya jadi lebih enak. Mengapa? Untuk mengetahui penyebab pastinya, chef Heston Blumenthal bekerjasama dengan ilmuwan dari University of Nottingham, Inggris.
Mereka mengembangkan sebuah alat bernama MS-Nose yang mengukur jumlah perisa (flavor) dan aroma yang dilepaskan di mulut ketika memakan atau meminum sesuatu. Blumenthal memasukkan alat tersebut ke hidungnya dan mulai mengunyah biskuit digestive (semacam biskuit gandum) bersalut cokelat. MS-Nose kemudian mengirimkan datanya ke layar komputer, di mana kadar perisa yang dilepaskan digambarkan melalui grafik.
Dalam roti atau kue kering terdapat methylbutanol, zat yang memberikan citarasa (taste) panggang atau malt. Ketika Blumenthal mengunyah kue kering, perisanya tercatat dengan grafik garis di layar. Namun, ketika biskuitnya dicelupkan ke air teh lalu dimakan lagi, garis tersebut langsung menanjak.
Ternyata, biskuit yang basah tak hanya melepaskan lebih banyak perisa, melainkan juga menyemburkan aroma dengan lebih cepat.
"Hasilnya menakjubkan! Mencelupkan biskuit ke air teh membuat rasa biskuitnya lebih kuat. Inilah bukti bahwa mencelupkan biskuit lebih baik daripada tidak mencelupkannya," kata Blumenthal melalui acara TVnya, Heston's Fantastical Food.
Avinash Kant dari Flavometrix , produsen MS-Nose , menjelaskan perbedaan perisa (flavor), citarasa (taste), dan aroma. Citarasa terdeteksi di lidah, seperti rasa dasar asin, manis, asam, dan pahit.
Di lain pihak, aroma dirasakan di saluran hidung, tepat di antara mata dan dibalik pangkal hidung.
"Ada hubungan antara saluran yang melewati hidung, telinga, dan mulut.
Ketika makanan berinteraksi dengan ludah di mulut, aromapun dilepaskan menuju hidung dari balik kerongkongan," jelas Kant kepada situs The Salt (21/03/13) .
Ketika citarasa dan aroma berpadu, terciptalah perisa. "Ada ribuan aroma dengan karakteristik yang sedikit berbeda. Inilah faktor utama yang menentukan perisa makanan," ujar Kant. Makanya, biskuit yang dicelup dengan biskuit kering dapat dibedakan.
Untuk mencapai hidung, aroma harus melayang dari biskuit ke udara.
Semakin panas dan basah biskuit tersebut, semakin mudah aromanya naik.
"Umumnya, semakin panas makanan, semakin cepat pergerakan aromanya," tambah Kant.


kaskuser sejati selalu meninggalkan komennya,
menerima

tidak menerima

tolong dikasih rate


Kue kering, biskuit, atau cookies cocok dimakan sebagai sarapan sambil menyeruput teh atau kopi. Namun, ada juga yang mencelupkan kue kering ke dalam minuman. Konon, rasanya jadi lebih enak. Mengapa? Untuk mengetahui penyebab pastinya, chef Heston Blumenthal bekerjasama dengan ilmuwan dari University of Nottingham, Inggris.
Mereka mengembangkan sebuah alat bernama MS-Nose yang mengukur jumlah perisa (flavor) dan aroma yang dilepaskan di mulut ketika memakan atau meminum sesuatu. Blumenthal memasukkan alat tersebut ke hidungnya dan mulai mengunyah biskuit digestive (semacam biskuit gandum) bersalut cokelat. MS-Nose kemudian mengirimkan datanya ke layar komputer, di mana kadar perisa yang dilepaskan digambarkan melalui grafik.
Dalam roti atau kue kering terdapat methylbutanol, zat yang memberikan citarasa (taste) panggang atau malt. Ketika Blumenthal mengunyah kue kering, perisanya tercatat dengan grafik garis di layar. Namun, ketika biskuitnya dicelupkan ke air teh lalu dimakan lagi, garis tersebut langsung menanjak.
Ternyata, biskuit yang basah tak hanya melepaskan lebih banyak perisa, melainkan juga menyemburkan aroma dengan lebih cepat.
"Hasilnya menakjubkan! Mencelupkan biskuit ke air teh membuat rasa biskuitnya lebih kuat. Inilah bukti bahwa mencelupkan biskuit lebih baik daripada tidak mencelupkannya," kata Blumenthal melalui acara TVnya, Heston's Fantastical Food.
Avinash Kant dari Flavometrix , produsen MS-Nose , menjelaskan perbedaan perisa (flavor), citarasa (taste), dan aroma. Citarasa terdeteksi di lidah, seperti rasa dasar asin, manis, asam, dan pahit.
Di lain pihak, aroma dirasakan di saluran hidung, tepat di antara mata dan dibalik pangkal hidung.
"Ada hubungan antara saluran yang melewati hidung, telinga, dan mulut.
Ketika makanan berinteraksi dengan ludah di mulut, aromapun dilepaskan menuju hidung dari balik kerongkongan," jelas Kant kepada situs The Salt (21/03/13) .
Ketika citarasa dan aroma berpadu, terciptalah perisa. "Ada ribuan aroma dengan karakteristik yang sedikit berbeda. Inilah faktor utama yang menentukan perisa makanan," ujar Kant. Makanya, biskuit yang dicelup dengan biskuit kering dapat dibedakan.
Untuk mencapai hidung, aroma harus melayang dari biskuit ke udara.
Semakin panas dan basah biskuit tersebut, semakin mudah aromanya naik.
"Umumnya, semakin panas makanan, semakin cepat pergerakan aromanya," tambah Kant.
0
2.8K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan