- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
[Ride Report] Serunya Perjalanan ke Waduk Jatiluhur


TS
martinusadyh
[Ride Report] Serunya Perjalanan ke Waduk Jatiluhur
“Ride, Lunch and Laugh @ Waduk Jatiluhur”ini adalah sebuah event yang diselenggarakan oleh komunitas Nusantaride yang bertujuan untuk saling mengakrabkan diri diantara para pecinta petualang menggunakan roda dua, dan event ini merupakan pengalaman pertama saya bertemu, berkenalan dan bercanda mesra dengan para rider yang mempunyai jam terbang tinggi dalam dunia petualangan menggunakan roda dua
Ciri khas dari komunitas Nusantaride ini jika mengadakan sebuah event adalah hanya memberikan koordinat GPS (Global Positioning System) saja sebagai tikum-nya, dan tidak ada informasi lain seperti jam berapa acara akan dimulai. Pokoknya datang saja ke lokasi dimana koordinat diberikan, jika kita sampai di lokasi yang sudah diberikan dan ternyata sudah tidak ada orang berarti ada 2 kemungkinan yaitu “acara sudah selesai” atau “kita kesasar”. Nah kalau sudah begini, semuanya terserah kepada kita mau jalan kemana
Karena makin penasaran bagaimana rasanya naik motor dengan tujuan hanya sebuah koordinat yang saya sendiri tidak tahu tempatnya nanti seperti apa dan kondisi jalannya bagaimana, akhirnya dengan bersusah payah saya mencoba mengutak-atik koordinat yang diberikan oleh pantia menggunakan bantuan Google Maps. 10 menit kemudian akhirnya dengan senyum bahagia penuh kemenangan saya berhasil juga menemukan lokasi koordinat untuk event “Ride, Lunch and Laugh”. Setelah menemukan lokasi tikum yang dimaksud, sekarang tibalah saatnya untuk mencari rute menuju ke tikum acara dengan menggunakan fasilitas Get Directions milik Google Maps yang akhirnya Google dengan senang hati memilihkan rute kepada saya seperti yang terlihat dibawah ini :
Setelah rute dan lokasi di dapat, karena ini merupakan perjalanan pertama saya menuju ke suatu tempat hanya dengan mengandalkan GPSyang hasilnya juga masih di perdebatkan benar atau tidaknya. Akhirnya saya mencoba mencari seoarang teman sebagai navigator dalam perjalanan kali ini, dari beberapa teman yang berusaha saya racun akhirnya hanya Ridwan saja yang berhasil saya racuni untuk ikut menjadi co-pilot alias navigator saya
Hari itu Sabtu tanggal 23/03/2013, tepat jam 07:30 akhirnya saya dan Ridwan mulai perjalanan menuju Waduk Jatiluhur dengan diawali dengan doa sebelum berangkat
Sebenarnya Ridwan membawa sebuah Garmin tapi sayangnya diantara kita tidak ada bisa menggunakan alat tersebut, dan akhirnya diputuskan untuk tetap mengandalkan Google Maps saja 
Perjalanan pagi itu terkesan biasa-biasa saja, kita belum melihat pemandangan hamparan sawah maupun pegunungan yang menyejukkan mata. Sedangkan kondisi lalu lintas menuju ke Waduk Jatiluhur juga ramai lancar pagi itu, dan setelah 2 jam perjalanan akhirnya kita melihat hamparan sawah yang cukup menyejukkan mata. Akhirnya kemudian kita memutuskan untuk foto-foto dulu sekaligus menghabiskan sebatang rokok sebagai penambah semangat perjalanan kita.
Setelah rokok habis, perjalanan akhirnya kita lanjutkan. Kondisi perjalanan sudah mulai berubah, yang tadinya di kanan kiri jalan hanya rumah-rumah sekarang sudah mulai ada beberapa sawah dan ladang milik penduduk yang tidak begitu luas sih tapi setidaknya pemandangan ini bisa menjadi sedikit penghibur di tengah perjalanan kita
Karena Ridwan juga baru pertama kali bepergian dengan menggunakan Google Maps sebagai navigatornya, kita sempat beberapa kali salah jalur. Yang harusnya belok ke kiri tapi ternyata kita lurus-lurus saja
, kata navigator saya waktu itu adalah “Gw bingung nih kalau ada persimpanan harus belok kemana
jadi nunggu salah jalur dulu baru ngerti” gubrak swt Karena kita berangkat sama sekali tidak membawa konsumsi maupun air mineral, akhirnya setelah salah jalur yang kesekian kalinya kita memutuskan untuk mampir di warung kopi dulu sembari beristirahat melihat-lihat hamparan sawah hijau yang terhampar di depan warung 
Puas menghabiskan segelas kopi hitam dan beberapa gorengan, akhirnya perjalanan kita lanjutkan kembali. Perjalanan kali ini terasa sangat menyenangkan, dikarenakan jalanan yang mulus, kemudian di kanan kiri jalan kita sudah bisa melihat pemandangan hamparan sawah yang sedang dibajak dengan background gugusan gunung-gunung (atau bukit ya?) yang menurut saya bentuknya aneh sekali
Ditengah perjalanan menikmati indahnya pemandangan, kita bertemu dengan rombongan motor yang sepertinya mereka juga sedang turing tapi kita masih belum tahu tujuan mereka semua mau kemana.
Kegembiraan kita berdua menikmati jalanan yang mulus dan pemandangan gunung yang aneh ini ternyata tidak bertahan lama, semakin jauh kita riding. Jalanan yang kita hadapai perlahan-lahan mulai berubah dari yang tadinya mulus, menjadi mulai berpasir dan beberapa ruas jalan yang berlubang lengkap dengan kubangan airnya
Mendekati Waduk Jatiluhur kondisi jalanan bukannya menjadi lebih baik, tapi malah sebaliknya yaitu semakin parah. Dan disinilah navigator saya terpaksa turun untuk pertama kali-nya dikarenakan kita tidak tahu seberapa dalam lubang didalam genangan air yang terdapat di depan kita.
Baru beberapa saat menikmati empuknya jok boncengan, Ridwan si navigator akhirnya terpaksa saya suruh turun lagi dikarenakan di depan terdapat tanjakan yang cukup tinggi dan mayoritas jalannya di dominasi oleh bebatuan.
Setelah berhasil melewati tanjakan-tanjakan terjal, akhirnya kita bedua bisa melihat jalan yang sangat mulus meskipun sepertinya bukan di aspal. Tapi saudara-saudara, jalanan mulus itu ternyata hanya pemberi harapan palsu saja bagi kita
Karena setelah melewati jalan ini, kita melewati jalan yang sangat parah (bagi si “geny” tentunya, kalau untuk motor seperti pulsar, tiger, scorpio asal bukan motor bebek sepertinya mudah melewati jalur ini) yang ditengah-tengah jalan tersebut terdapat bekas ban truk
Disini akhirnya dengan terpaksa, si navigator turun lagi dan terpaksa berjalan lumayan jauh 
Bersambung ...
Ciri khas dari komunitas Nusantaride ini jika mengadakan sebuah event adalah hanya memberikan koordinat GPS (Global Positioning System) saja sebagai tikum-nya, dan tidak ada informasi lain seperti jam berapa acara akan dimulai. Pokoknya datang saja ke lokasi dimana koordinat diberikan, jika kita sampai di lokasi yang sudah diberikan dan ternyata sudah tidak ada orang berarti ada 2 kemungkinan yaitu “acara sudah selesai” atau “kita kesasar”. Nah kalau sudah begini, semuanya terserah kepada kita mau jalan kemana
Karena makin penasaran bagaimana rasanya naik motor dengan tujuan hanya sebuah koordinat yang saya sendiri tidak tahu tempatnya nanti seperti apa dan kondisi jalannya bagaimana, akhirnya dengan bersusah payah saya mencoba mengutak-atik koordinat yang diberikan oleh pantia menggunakan bantuan Google Maps. 10 menit kemudian akhirnya dengan senyum bahagia penuh kemenangan saya berhasil juga menemukan lokasi koordinat untuk event “Ride, Lunch and Laugh”. Setelah menemukan lokasi tikum yang dimaksud, sekarang tibalah saatnya untuk mencari rute menuju ke tikum acara dengan menggunakan fasilitas Get Directions milik Google Maps yang akhirnya Google dengan senang hati memilihkan rute kepada saya seperti yang terlihat dibawah ini :
Spoiler for Rute Google Maps:
Setelah rute dan lokasi di dapat, karena ini merupakan perjalanan pertama saya menuju ke suatu tempat hanya dengan mengandalkan GPSyang hasilnya juga masih di perdebatkan benar atau tidaknya. Akhirnya saya mencoba mencari seoarang teman sebagai navigator dalam perjalanan kali ini, dari beberapa teman yang berusaha saya racun akhirnya hanya Ridwan saja yang berhasil saya racuni untuk ikut menjadi co-pilot alias navigator saya

Hari itu Sabtu tanggal 23/03/2013, tepat jam 07:30 akhirnya saya dan Ridwan mulai perjalanan menuju Waduk Jatiluhur dengan diawali dengan doa sebelum berangkat


Perjalanan pagi itu terkesan biasa-biasa saja, kita belum melihat pemandangan hamparan sawah maupun pegunungan yang menyejukkan mata. Sedangkan kondisi lalu lintas menuju ke Waduk Jatiluhur juga ramai lancar pagi itu, dan setelah 2 jam perjalanan akhirnya kita melihat hamparan sawah yang cukup menyejukkan mata. Akhirnya kemudian kita memutuskan untuk foto-foto dulu sekaligus menghabiskan sebatang rokok sebagai penambah semangat perjalanan kita.
Spoiler for Melihat Sawah:
Spoiler for Kondisi Jalanan Yang Masih Mulus:
Setelah rokok habis, perjalanan akhirnya kita lanjutkan. Kondisi perjalanan sudah mulai berubah, yang tadinya di kanan kiri jalan hanya rumah-rumah sekarang sudah mulai ada beberapa sawah dan ladang milik penduduk yang tidak begitu luas sih tapi setidaknya pemandangan ini bisa menjadi sedikit penghibur di tengah perjalanan kita




Spoiler for Suasana di Depan Warung Kopi yang Asri:
Spoiler for Ngopi dengan Penduduk Setempat:
Puas menghabiskan segelas kopi hitam dan beberapa gorengan, akhirnya perjalanan kita lanjutkan kembali. Perjalanan kali ini terasa sangat menyenangkan, dikarenakan jalanan yang mulus, kemudian di kanan kiri jalan kita sudah bisa melihat pemandangan hamparan sawah yang sedang dibajak dengan background gugusan gunung-gunung (atau bukit ya?) yang menurut saya bentuknya aneh sekali

Spoiler for Sawah dengan Gunung yang Bentuknya Aneh:
Ditengah perjalanan menikmati indahnya pemandangan, kita bertemu dengan rombongan motor yang sepertinya mereka juga sedang turing tapi kita masih belum tahu tujuan mereka semua mau kemana.
Spoiler for Disalip Rombongan Turing:
Kegembiraan kita berdua menikmati jalanan yang mulus dan pemandangan gunung yang aneh ini ternyata tidak bertahan lama, semakin jauh kita riding. Jalanan yang kita hadapai perlahan-lahan mulai berubah dari yang tadinya mulus, menjadi mulai berpasir dan beberapa ruas jalan yang berlubang lengkap dengan kubangan airnya

Spoiler for Kondisi Jalan Yang Mulai Rusak:
Mendekati Waduk Jatiluhur kondisi jalanan bukannya menjadi lebih baik, tapi malah sebaliknya yaitu semakin parah. Dan disinilah navigator saya terpaksa turun untuk pertama kali-nya dikarenakan kita tidak tahu seberapa dalam lubang didalam genangan air yang terdapat di depan kita.
Spoiler for Jalanan yang Makin Parah:
Baru beberapa saat menikmati empuknya jok boncengan, Ridwan si navigator akhirnya terpaksa saya suruh turun lagi dikarenakan di depan terdapat tanjakan yang cukup tinggi dan mayoritas jalannya di dominasi oleh bebatuan.
Spoiler for Jalannya Mulus Loh:
Spoiler for Boncenger Turun Dulu:
Spoiler for Amboi Nikmatnya :
Setelah berhasil melewati tanjakan-tanjakan terjal, akhirnya kita bedua bisa melihat jalan yang sangat mulus meskipun sepertinya bukan di aspal. Tapi saudara-saudara, jalanan mulus itu ternyata hanya pemberi harapan palsu saja bagi kita



Spoiler for Jalan Mulus Pemberi Harapan Palsu:
Spoiler for Melewati Bekas Ban Truk:
Spoiler for Plus Menanjak:
Spoiler for Masih Berjuang:
Bersambung ...
0
4.7K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan