Alkisah, disebuah ladang di pinggir desa hiduplah sepasang petani dengan seorang anaknya yang masih kecil. Mereka mempunyai sepasang sapi yang biasa di gembalakan oleh sang anak. Walaupun hidup sederhana, mereka sangat bahagia dan bersyukur dengan apa yang ada.
Matahari mulai merangkak naik, tiba2 sang bapak sangat pengen untuk bersetubuh, begitu juga dengan sang ibu. Akhirnya sang bapak menyuruh sang anak untuk menggembalakan sapinya ke desa sebelah (biar jauh maksudnya).
B = Bapak
I = Ibu
A = Anak

B : nak, hari ini kamu gembalanya kesebrang bukit kecil sana ya
A : kan jauh pak
B : gak apa2 biar sapinya sehat
A : ya udah deh (sambil berlalu dan bersiap2 untuk berangkat)

Akhirnya sang anak berangkat dan sampailah di tujuan. Dia baru sadar bahwa bungkusan nasi yang sudah disiapkan ibunya ketinggalan. Akhirnya di putuskan lah untuk pulang mengambil bungkusan tersebut. Sesampainya di depan rumah, samar2 sang anak mendengar rintihan dan obrolan mesra sang bapak dan sang ibu. Sang anak penasaran, akhirnya diam2 dia intip apa yang sedang terjadi.

B : bu, ini apa?
I : dua gunung yang menjulang tinggi
B : kalau ini?
I : padang rumput yang luas
Sekarang giliran sang ibu yang nanya,
I : pa, ini apa?
B : pohon beringin yang rindang
I : kalau ini?
B : onde2 ketawa...hahahahaha

Akhirnya sang anak memutuskan untuk tidak mengganggu sang orang tua dan kembali ke tempat gembalaannya. Sore tiba dan saatnya sang anak pulang. Sesampainya dirumah,

I : nak, kamu gembalain sapinya tadi dimana?
A : di suatu padang rumput yang luas...
I : dekat mana sih?
A : di dekat dua gunung yang menjulang tinggi...
B : trus sapinya diikat ditempat yang teduh kan?
A : tenang aja pak, sapi nya diikat di bawah pohon beringin yang rindang...
B : trus kamu makan apa? Bungkusannya kan ketinggalan
A : tenang aja pak, ane dah kenyang makan onde2 ketawa...
I :
B :

semoga terhibur.
kalau berkenan bagi dong
paling tidak
tapi jang di ya sakit